
Rupiah di Asia: Tak Jadi Juara, Runner-up Juga Tak Apa-apa

Data ekonomi terbaru di Negeri Paman Sam tidak mendukung keperkasaan dolar AS, Pada Juln, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) AS versi The Conference Board berada di 92,6. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 98,3.
IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Kalau masih di bawah 100, maka artinya konsumen belum pede menghadapi perekonomiaan saat ini dan beberapa bulan ke depan.
Padahal IKK AS hampir saja mencapai 100 pada Mei, tetapi kemudian melorot lagi. Apa pasal?
"Lonjakan kasus virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) menyebabkan penutupan kembali sejumlah aktivitas dan usaha, yang tentu mempengaruhi persepsi konsumen. Selain itu, konsumen juga masih mengkhawatirkan pasar tenaga kerja dan pendapatan ke depan. Jika penyebaran virus tidak segera ditanggulangi sehingga aktivitas publik belum bisa dibuka sepenuhnya, maka keyakinan konsumen masih akan tertekan," jelas Rubeela Farooqi, Ekonom High Frequency Economics yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
Mengutip data US Centers for Disease Control and Preventions, jumlah pasien positif corona di Negeri Adidaya per 29 Juli 2020 adalah 4.280.135 orang. Bertambah 54.448 orang (1,29%) dibandingkan sehari sebelumnya.
Enam negara bagian (Arkansas, California, Florida, Montana, Oregon, dan Texas) melaporkan tambahan pasien meninggal dunia yang menembus rekor tertinggi. Kemarin, jumlah pasien meninggal di AS mencapai lebih dari 1.300 orang, catatan tertinggi sejak Mei.
Perkembangan ini membuat sejumlah aktivitas yang awalnya dibuka kembali ditutup. Salah satunya adalah kegiatan belajar-mengajar di sekolah.
"Kami akan berjuang untuk keamanan para siswa dan guru, Kami butuh bantuan,," tegas Randi Weingarten, Presiden Federasi Guru AS, seperti diberitakan Reuters.
Sepanjang virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini masih menyebar, maka sulit berharap hidup bisa normal seperti dulu. Pasti akan ada tarik-ulur, buka-tutup, sehingga laju roda perekonomian tidak akan lancar.
Bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta dalam lama GDPNow memperkirakan ekonomi AS pada kuartal II-2020 bakal terkontraksi (tumbuh negatif) -34,3% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized). Kalau benar terwujud, maka akan menjadi catatan terburuk sepanjang sejarah modern AS.
Oleh karena itu, wajar investor agak menjauh dari greenback. Arus modal menyebar ke berbagai negara yang masih menawarkan keuntungan, salah satunya Indonesia. Berkat arus modal ini, rupiah mampu untuk terus menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
