
Himbara Sudah Salurkan Rp 32 T, Laba BCA Capai Rp 12,2 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan Senin (27/7/20) berhasil ditutup hijau dengan kenaikan 0,66% ke level 5.116,666.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 218 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 7,3 triliun.
Sentimen positif untuk Bursa Asia datang setelah data menunjukkan bahwa laba bersih industri China meroket pada Juni karena ekonomi kian membalik dan tak menghadapi penghentian aktivitas (shutdown).
Namun, keprihatinan masih menyeruak setelah muncul pertikaian diplomatis antara AS dan China, menyusul penutupan konsulat AS di Chengdu sebagai balasan Beijing atas penutupan kantor konsulatnya di Houston.
Tensi antara kedua negara kian memperparah kondisi sebelumnya, di mana AS menuding China sebagai biang pandemi Corona, dan mempersoalkan kebijakannya yang dinilai anti-demokrasi di Hong Kong. Akibatnya, harga emas menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di awal perdagangan Senin ke level US$ 1.943,93 per troy ons.
Selain kabar tersebut, simak juga peristiwa emiten yang terjadi sepanjang perdagangan kemarin.
1. 12 Tahun Tekor! Smartfren Bukukan Rugi Rp 1,2 T di Semester I
Emiten telekomunikasi Grup Sinar Mas, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) lagi-lagi mencatatkan rugi bersih yang membengkak 14% menjadi Rp 1,22 triliun pada semester I-2020 atau paruh pertama tahun ini, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang juga rugi bersih Rp 1,07 triliun.
Ini artinya, sudah hampir 12 tahun atau sejak 2008, FREN tak pernah mencatatkan "angka biru" pada kinerja laba bersih.
Berdasarkan laporan kinerja yang dipublikasikan, rugi bersih ini dicatatkan di tengah kenaikan pendapatan perusahaan pada 6 bulan pertama tahun ini.
2. Siap Bayar KIK-EBA, Begini Penjelasan Bos Garuda
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menegaskan akan membayar Efek Beragun Aset (EBA) Mandiri GIAA01 yang sempat dihentikan oleh PT Bursa Efek Indonesia (IDX). Meskipun sedang mengalami tekanan likuiditas karena dampak covid-19 Garuda Indonesia berkomitmen tetap memenuhi kewajiban pembayaran KIK EBA tersebut.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra melalui siaran pers hari ini, Senin (27/7/2020). "Sebagai bentuk keseriusan atas komitmen tersebut, Garuda Indonesia telah melakukan pembayaran sebagian kewajiban pokok EBA kelas A beserta hasil investasi EBA kelas A periode Juli 2020 yang disesuaikan dengan kondisi likuiditas Perseroan saat ini," kata Irfan dalam siaran pers tersebut.
3. BCA Cetak Laba Rp 12,2 T di Semester I, Turun 4,8%
Bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 12,24 triliun pada semester I-2020, turun 4,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy) sebesar Rp 12,86 triliun.
"Pandemi berdampak pada perlambatan berbagai aktivitas bisnis di beragam industri, sehingga mengakibatkan lebih rendahnya permintaan kredit khususnya pada bulan Maret hingga Juni 2020," kata manajemen BCA.
Kredit tumbuh sebesar 5,3% YoY menjadi Rp 595,1 triliun pada Juni 2020 ditopang oleh pertumbuhan kredit korporasi. BCA membukukan kredit korporasi sebesar Rp 257,9 triliun, meningkat 17,7% YoY, sementara kredit komersial dan UKM turun 0,9% YoY menjadi Rp184,6 triliun.
4. Dapat Amanah Rp 30 T, Himbara Sudah Salurkan Berapa Nih?
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) telah menyalurkan kredit mencapai Rp 32,2 triliun dari dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang diberikan oleh pemerintah sebesar Rp 30 triliun.
Dalam keterangan yang disampaikan OJK, Himbara telah berkomitmen untuk menyalurkan dana senilai Rp 30 triliun yang diberikan kepada 4 bank ini untuk dieskalasi penyalurannya sebanyak 3,73 kali, sehingga komitmen penyaluran kredit yang telah disampaikan bisa mencapai Rp 111,8 triliun.
5. Medco Energi Rights Issue, Bakal Serap Dana Rp 3,5 T
Emiten migas yang dikendalikan taipan Arifin Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) siap menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue setelah memperoleh persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 25 Juni 2020.
Tanggal pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas rights issue ini diharapkan bisa dikantongi pada 12 Agustus 2020.
Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Medco kembali mengumumkan rencana penawaran umum terbatas III (PUT III) dengan HMETD atau rights issue dengan menjual sebanyak-banyaknya 7,5 miliar saham baru.
6. Ini 7 BPD yang Dapat Titipan Dana Rp 11,5 T dari Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menempatkan dana total kepada tujuh Bank Pembangunan Daerah (BPD) dengan total anggaran Rp 11,5 triliun. Dari jumlah 7 itu, 5 BPD sudah pasti mendapatkan dana, sementara dua lagi masih dalam kajian.
Bank daerah tersebut akan mendapatkan dana untuk membantu pemulihan ekonomi terutama di daerah. Adapun pemerintah telah mengalokasikan anggaran penempatan dana di perbankan yakni Rp 30 triliun di Bank Himbara dan Rp 20 triliun di BPD.
Untuk BPD sudah terealisasikan Rp 11,5 triliun. Sri Mulyani mengatakan, dari tujuh BPD baru lima yang pasti ditempatkan dana. Sedangkan dua BPD lainnya masih dalam kajian.
7. Ini Dia 3 Saham Penghuni Baru LQ45, BRPT, WSKT & LPPF Didepak
Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis daftar 45 saham yang masuk kategori indeks LQ45. Penetapan daftar indeks ini merupakan hasil evaluasi mayor dari otoritas bursa pada bulan Juli atas saham-saham yang dinilai layak secara bobot masuk 45 saham paling likuid di bursa.
Dari daftar tersebut, ada tiga emiten yang masuk dalam daftar indeks LQ45. Ketiganya antara lain, emiten emas PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), emiten pengelola rumah sakit, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan emiten properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
Sedangkan, tiga emiten lainnya terdepak dari indeks ini, antara lain, emiten milik taipan Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT), emiten Grup Lippo yakni PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan emiten BUMN PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
8. Diguyur Sri Mulyani Rp 2,5 T, Saham BJBR Melesat 8,33%
Harga saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) ditutup Rp 975 per saham, naik 75 poin atau 8,33% pada penutupan perdagangan Senin (27/7/2020).
Kenaikan tinggi ini didorong oleh sentimen positif penempatan dana pemerintah senilai Rp 2,5 triliun untuk percepatan pemulihan ekonomi.
Sepanjang perdagangan saham hari ini, saham BJBR diperdagangkan di kisaran Rp 900 sampai Rp 985 per saham. Sebanyak 102 juta lembar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi Rp 98,69 miliar.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Himbara Datangi OJK, Bahas Penempatan Dana Rp 30 T
