Euforia Vaksin Covid-19 Berlanjut, Obligasi RI Menguat

Haryanto, CNBC Indonesia
23 July 2020 16:53
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia hari ini, Kamis (23/7/2020) mengalami penguatan ditopang oleh kabar vaksin Covid-19 Sinovac yang sudah sampai ke Indonesia. Ini menepis kekhawatiran tensi perang dingin antara Amerikar Serikat (AS)-China, setelah Washington meminta Beijing untuk menutup kantor konsulat diplomatiknya di Houston.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengkonfirmasi bahwa kandidat vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech sudah tiba di Indonesia dan sekarang dalam proses uji klinis tahap tiga di Bio Farma.

"Kami memang berharap nanti setelah selesai uji klinis dan dites maka bisa diproduksi juga di Indonesia. Beberapa negara memang mengajak kita kerja sama," ujar Arya Sinulingga dalam konferensi pers virtual, Senin (20/7/2020).

Arya Sinulingga menambahkan dipilihkan Bio Farma dalam melakukan uji klinis karena perusahaan farmasi plat merah ini cukup dikenal dikalangan internasional dan dianggap mampu melakukan pembuatan dan uji klinis vaksin.

Semakin cepat vaksin diproduksi maka semakin cepat pula roda perekonomian kembali berputar, sehingga pelaku pasar lebih optimis dan mau mengalirkan dananya ke pasar keuangan, termasuk ke aset pendapatan tetap (fixed income).

Data Refinitiv menunjukkan penguatan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari empat seri acuan (benchmark). Keempat seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun dan FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguat hari ini adalah FR0081 yang bertenor 5 dengan penurunan yield 7,90 basis poin (bps) menjadi 6,215%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

Perbandingan Yield SBN RI 23 Juli 2020

 

Seri

Jatuh tempo

Yield 22 Juli'20 (%)

Yield 23 Juli'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 23 Juli'20 (%)

FR0081

5 tahun

6.294

6.215

-7.90

5.9122

FR0082

10 tahun

7.051

6.992

-5.90

6.7918

FR0080

15 tahun

7.518

7.449

-6.90

7.2923

FR0083

20 tahun

7.566

7.524

-4.20

7.3470

Sumber: Refinitiv

 

Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) terpantau menguat. Indeks tersebut naik 1,16 poin atau 0,41% menjadi 285,20 dari posisi kemarin 284,04.

Penguatan di pasar surat utang hari ini senada dengan penguatan rupiah di pasar valas. Pada hari Kamis ini (23/7/2020), Rupiah menguat 0,55% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 14.550/US$ di pasar spot.

Penguatan obligasi Bumi Pertiwi bahkan terjadi di saat Bank Indonesia (BI) memperkirakan perekonomian Indonesia akan mencatatkan pertumbuhan negatif pada kuartal II-2020. Namun, tak hanya itu, pertumbuhan negatif ini akan tetap lanjut pada kuartal III-2020.

Dengan ramalan ini artinya RI akan masuk jurang resesi. Sebab, jika secara teorinya jika perekonomian tumbuh negatif selama dua kuartal berturut-turut maka dinyatakan resesi.

Hal ini mencerminkan bahwa vaksin virus corona yang sedang dikembangkan oleh berbagai negara termasuk Indonesia efektif meningkatkan kepercayaan investor bahwa perekonomian akan berangsur-ansur pulih dan aktivitas ekonomi dapat di buka kembali secara normal. Oleh karena itu, investor mulai mengalirkan dananya ke aset pendapatan tetap (fixed income) ini.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Mulai Masuk Obligasi RI, Setelah Sempat Keluar Rp 114 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular