Asing Mulai Masuk Obligasi RI, Setelah Sempat Keluar Rp 114 T

Haryanto, CNBC Indonesia
04 June 2020 12:57
Obligasi (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Obligasi (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakara, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada Rabu kemarin (3/6/2020) naik signifikan didorong oleh minat investor asing masuk ke pasar keuangan Tanah Air jelang dibukanya tatanan normal baru (new normal).

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat nilai outstanding atau posisi kepemilikan investor asing (non-resident) mencapai Rp 932,41 triliun hingga 2 Juni 2020. Angka tersebut sekitar 30,56% dari total nilai SBN yang tercatat di DJPPR sebesar Rp 3.050,74 triliun.

Kepemilikan asing tersebut berkurang Rp 107,24 triliun, jika dibandingkan dengan nilai outstanding kepemilikan asing pada SBN sebelum Maret 2020 kepemilikan asing mencapai Rp 1.039,65 triliun.

Kemudian pada 2 April kepemilikan asing mencapai Rp 931,88, sementara 4 Mei kepemilikan asing sebesar Rp 924,99 triliun (2 Mei bertepatan dengan Sabtu).

Mengacu data di atas, sejak Maret lalu kepemilikan asing memang cenderung turun, namun per Juni ini asing kembali masuk ke pasar SBN.

Minat investor terhadap SBN sangat menggembirakan, hal ini juga tercermin dari permintaan yang masuk pada lelang Selasa lalu yang mencapai Rp 105,27 triliun, angka ini juga merupakan rekor baru sejak 18 Februari 2020 lalu, kala
mencapai Rp 127,12 triliun.

Apresiasi di pasar SBN ini terdorong oleh sentimen positif dari new normal atau singkatnya menjalankan kehidupan dengan protokol kesehatan yang ketat di tengah pandemi penyakit virus corona (Covid-19) mulai dilakukan di seluruh belahan bumi ini. Dengan demikian, roda bisnis perlahan kembali berputar dan berpeluang terlepas dari ancaman resesi global.

Negara-negara di Asia dan Eropa hampir semuanya akan memutar kembali roda perekonomiannya dengan melonggarkan kebijakan karantina wilayah (lockdown). Begitu juga dengan Amerika Serikat, negara dengan nilai ekonomi terbesar di dunia.

Pasar keuangan dalam negeri kembali menguat tajam pada perdagangan Rabu (3/6/2020) kemarin, melanjutkan kinerja impresif di awal Juni. Euforia new normal di seluruh belahan dunia membuat sentimen pelaku pasar membaik, dampaknya investor asing melakukan aksi beli "gila-gilaan" di pasar keuangan Indonesia.



Selain itu, yang jadi faktor pendukung juga karena kebijakan yang dilakukan oleh BI, Pemerintah serta otoritas terkait dalam menangani pandemi virus corona.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan koordinasi erat akan tetap dilakukan dengan pemerintah serta otoritas terkait dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Di mana kebijakan moneter BI disinergikan dengan kebijakan fiskal pemerintah agar sampai ke sektor riil.

Perry menjelaskan, salah satunya yang terus dikoordinasikan adalah pelonggaran likuiditas oleh BI, stimulus fiskal oleh pemerintah, dan restrukturisasi kredit oleh OJK untuk pemulihan ekonomi khususnya ke UMKM.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har) Next Article Ini yang Bikin Obligasi Pemerintah RI Terlihat 'Seksi'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular