Sentimen Beragam, Obligasi RI Bergerak Variatif

Haryanto, CNBC Indonesia
20 July 2020 17:41
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah milik pemerintah Indonesia hari ini, Senin (20/7/2020) bergerak variatif merespons beragam sentimen mulai dari kandidat vaksin Covid-19 hingga pelemahan rupiah yang cukup tajam terhadap dolar AS.

Hari ini investor mencermati kabar menggembirakan terkait vaksin Covid-19. Di mana Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengkonfirmasi bahwa kandidat vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech sudah tiba di Indonesia dan sekarang dalam proses uji klinis tahap tiga di Bio Farma.

"Kami memang berharap nanti setelah selesai uji klinis dan dites maka bisa diproduksi juga di Indonesia. Beberapa negara memang mengajak kita kerja sama," ujar Arya Sinulingga dalam konferensi pers virtual, Senin (20/7/2020).

Sementara pelemahan nilai tukar rupiah yang sebesar 0,62% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan pasar spot hari ini, setelah merosot 1,81% pada pekan lalu, memberikan sisi buruk bagi kinerja obligasi Tanah Air.

Sentimen negatif lain yang bikin investor ragu  berasal dari dalam negeri, yakni tingginya angka infeksi virus corona di dalam negeri yang telah menyalip China sejak akhir pekan lalu. Hari ini, per pukul 12.00 WIB kasus positif di Indonesia mencapai 88.214 orang bertmbah 1.693 orang, sedangkan di Negeri Tirai Bambu mencapai 83.682 hanya bertambah 22 orang.

Hal ini memicu kekhawatiran bahwa karantina wilayah (lockdown) bakal kembali diberlakukan di kota-kota besar yang menjadi pusat perniagaan dan bisnis, dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Akibatnya, investor pun melakukan aksi jual.

Data Refinitiv menunjukkan penguatan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari dua seri acuan (benchmark). Kedua seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun, sementara FR0082 bertenor 10 tahun dan FR0080 bertenor 15 tahun justru melemah.

Seri acuan yang paling menguat hari ini adalah FR0083 yang bertenor 20 tahun dengan penurunanyield 1,30 basis poin (bps) menjadi 7,548%, sementara yang paling melemah yaitu seri FR0082 yang bertenor 10 tahun dengan kenaikan yield 1,80 bps. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

Perbandingan Yield SBN RI 20 Juli 2020

 

Seri

Jatuh tempo

Yield 17 Juli'20 (%)

Yield 20 Juli'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 20 Juli'20 (%)

FR0081

5 tahun

6.288

6.286

-0.20

6.2761

FR0082

10 tahun

7.043

7.061

1.80

7.0610

FR0080

15 tahun

7.518

7.518

0.00

7.4847

FR0083

20 tahun

7.561

7.548

-1.30

7.5277

Sumber: Refinitiv

 

Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) terpantau menguat. Indeks tersebut naik 0,11 poin atau 0,04% menjadi 282,28 dari posisi kemarin 282,17.

Penguatan di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan pelemahan rupiah di pasar valas. Pada hari Senin ini (20/7/2020), Rupiah melemah 0,62% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 14.710/US$ di pasar spot.

Hal ini mencerminkan bahwa investor masih ragu-ragu untuk masuk aset pendapatan tetap (fixed income) ini karena tingginya jumlah kasus terpapar virus corona di Indonesia menambah kekhawatiran bahwa ekonomi dalam negeri akan semakin dekat jurang resesi.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Mulai Masuk Obligasi RI, Setelah Sempat Keluar Rp 114 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular