Bakal Dapat Pinjaman Triliunan, Saham KRAS & Garuda Terbang

hps, CNBC Indonesia
16 July 2020 10:02
Citilink , Garuda Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Citilink , Garuda Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham dua perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pagi melesat lebih dari 4%.

Investor merespons positif kesepakatan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk memberikan dana talangan dalam bentuk obligasi wajib konversi saham atau mandatory convertible bond (MCB).

Harga saham berkode KRAS pagi ini, Kamis (16/7/2020), melesat 6,67% ke level Rp 384/unit, dengan nilai transaksi sebesar Rp 84,6 miliar.  Dalam tiga bulan terakhir harga saham KRAS melesat 113,41%. 

Sementara saham GIAA naik 4,65% ke level Rp 270/unit dengan nilai transaksi sebesar Rp 142,1 juta. Dalam tiga bulan terakhir saham Garuda diam-diam sudah menguat 22,92%.

Kemarin, Kementerian BUMN dan Komisi VI DPR RI sepakat untuk memberikan dana talangan atau dana investasi kepada kepada dua BUMN  dalam bentuk obligasi wajib konversi. Garuda Indonesia akan mendapatkan sebesar Rp 8,5 triliun dan Krakatau Steel senilai Rp 3 triliun.

Pimpinan Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Kementerian BUMN, Aria Bima mengatakan penyaluran dana dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN) ini dalam bentuk investasi pemerintah ini dipilih sebab perusahaan ini tak 100% dimiliki oleh pemerintah.

"... sepakat dana pinjaman utang ke PMN kecuali Garuda dan Krakatau Steel menggunakan MCB [mandatory convertible bond]. Alasannya Garuda dan Krakatau Steel karena sama-sama ada saham publiknya, jadi untuk MCB itu kita tetapkan untuk Garuda dan Krakatau Steel," kata Aria dalam rapat kerja yang digelar Rabu (15/7/2020).

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan kementerian masih mencari solusi terbaik untuk memberikan suntikan kepada kedua perusahaan ini karena pertimbangan GIAA dan KRAS perusahaan publik.

"Kalau Garuda dan KRAS, memang ini yang mekanismenya memang cari solusi yang baik, karena kebetulan kedua perusahaan ini kan Tbk yang pemiliknya sendiri pasti pemegang saham publik atau minoritas," kata Erick di kesempatan yang sama.

Kemudian, skema dengan menggunakan MCB ini saat ini tengah dibahas oleh Kementerian BUMN dengan Kementerian Keuangan.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjaatmadja mengatakan skema yang paling mungkin saat ini adalah menggunakan two step loan melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)/SMI. Nantinya pemerintah akan menyalurkan dana kepada perusahaan ini, lalu SMI akan membeli MCB yang diterbitkan kedua perusahaan.

"Jadi, contoh SMI, pembicaraan saat ini untuk KAI dan GIAA itu akan menggunakan SMI, dimana pemerintah akan melakukan investasi atau penempatan dana di SMI, kemudian SMI akan melakukan pembelian MCB GIAA atau memberikan pinjaman modal kerja kepada KAI [Kereta Api Indonesia]. Jadi two step loan dan ini belum final, masih proses," kata Kartika dalam kesempatan yang sama.

Dia mengungkapkan, penempatan dana investasi pemerintah ini telah diatur dalam UU Nomor 2 Tahun 2020 dan PP 63 Tahun 2019 tentang investasi pemerintah.


(hps/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tambahan Modal untuk GIAA & KRAS Diputuskan Pekan Depan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular