Indomobil Rights Issue, Porsi Saham Salim Bakal Tergerus?

tahir saleh, CNBC Indonesia
02 July 2020 16:45
Indomobil (dok.indomobilnissan.com)
Foto: Indomobil (dok.indomobilnissan.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gallant Venture Ltd, perusahaan yang sahamnya juga dipegang oleh Grup Salim di Singapura, bersama Keppel Group dan JTC Group ini berencana mengalihkan seluruh haknya dalam penerbitan saham baru PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) yang diharapkan mendapat restu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 Juli mendatang.

Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan, IMAS berencana melakukan PUT III atau penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue kepada pemegang saham perseroan.

Saham yang akan diterbitkan adalah saham biasa sebanyak- banyaknya 1.229.012.627 saham biasa (1,22 miliar saham) dengan nilai nominal Rp 250/saham.

Hanya saja harga pelaksanaan belum ditentukan. Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI) saham IMAS pada penutupan perdagangan Kamis ini (2/7/2020), menguat 8,13% di level Rp 665/saham. Harga rata-rata saham IMAS berada di level Rp 648/saham. Jika mengacu pada asumsi harga rata-rata tersebut, maka rights issue IMAS berpotensi mengantongi dana segar Rp 796 miliar.

Jumlah besaran saham maksimal yang akan diterbitkan IMAS tersebut merupakan 30,77% dari jumlah saham perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah PUT III.

Gallant Venture sebagai pemegang saham utama perseroan telah menyatakan untuk tidak melaksanakan dan akan mengalihkan seluruh HMETD yang menjadi haknya dalam PUT III kepada PT Bina Raya Perkasa sebanyak 878.562.566 HMETD.

Adapun Bina Raya Perkasa belum disebutkan terafiliasi dengan Grup Salim atau tidak, informasi di situs pencarian google juga tidak memberikan data lengkap.

Direktur Utama Indomobil Jusak Kertowidjojo mengatakan sehubungan dengan pelaksanaan PUT III, Gallant memang bermaksud untuk mengalihkan seluruh HMETD yang menjadi haknya dalam PUT tersebut kepada Bina Raya.

"Tentang rencana PUT ke-III ini sudah kami ungkapkan kepada publik di media serta melalui situs web perseroan dan BEI pada 30 April lalu dan 10 Juni 2020," katanya dalam keterbukaan informasi di BEI, Kamis (2/7/2020).

Saat prospektus dirilis, pemegang saham IMAS yakni Gallant Venture Ltd 71,49%, PT Tritunggal Intipermata 18,17% (juga Grup Salim), dam investor publik 10,34%.

Nantinya setelah rights issue diselesaikan, saham Gallant menjadi 49,49%, Tritunggal 18,17%, publik 10,34%, dan Bina Raya 22%.

"Seluruh dana yang diperoleh perseroan dari PUT III ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi yang menjadi kewajiban perseroan akan digunakan seluruhnya untuk pengembangan usaha," tulis manajemen IMAS dalam prospektus.

Situs resmi Gallant mencatat, perusahaan ini didirikan pada 7 April 2003 sebagai perusahaan induk investasi. Beberapa anak perusahaan mulai beroperasi pada awal 1990-an dengan partisipasi Grup Salim dan beberapa investor yang terkait dengan pemerintah Singapura, seperti Grup SCI, Grup Keppel, dan Grup JTC.

"Bisnis kami di Bintan dan Batam mendapat manfaat dari kerja sama ekonomi yang erat antara Indonesia dan Singapura dan penandatanganan pada 1990 dari perjanjian antara pemerintah Indonesia dan Singapura tentang Kerja Sama Ekonomi dalam Kerangka Pengembangan Propinsi Riau," tulis manajemen Gallant.

Saat ini Non-Executive Chairman and Independent Director Gallant dijabat Lim Hock San dan Axton Salim (salah satu generasi muda Grup Salim) menjabat Non-Executive Director dan Jusak menjabat Executive Director Gallant.

Perseroan berharap bisa mendapatkan pernyataan efektif dari OJK pada 17 Juli 2020 dan target pencatatan saham baru di BEI pada 3 Agustus 2020.


(tas/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Indomobil Rights Issue, Pieter Tanuri Siap Masuk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular