Harga Mobil Bakal Diobral, Saham Otomotif Banting Harga?

Tri Putra, CNBC Indonesia
18 June 2020 11:28
Suasana mobil ekspor di Terminal Kendaraan, Tanjung Priok Jakarta. Jumat (13/4) Berdasarkan data BPS, ekspor mobil penumpang asal Indonesia ke Vietnam pada bulan Januari-November 2017 tercatat sebesar US$ 241,2 juta. Nilai ini meningkat 1.256,5% (YoY) dibandingkan tahun 2016 yang sebesar US$ 17,782 juta. Indonesia menempati peringkat ke-3 negara pengekspor mobil penumpang ke Vietnam setelah Thailand dan China dengan pangsa pasar 13,12%. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Sentimen buruk kembali datang kepada sektor otomotif Tanah Air setelah kemarin rilis data menunjukkan penurunan penjualan mobil pada Mei 2020 makin parah sebagai dampak pandemi covid-19 di Indonesia. Kini, kabarnya para dealer dan Agen Pemegang Merek (APM) siap membanting harga mobil karena stok menumpuk.

Sentimen negatif ini menyebabkan harga-harga saham yang bergerak di sektor otomotif dan anak usahanya bergerak variatif.

Data perdagangan mencatat, kenaikan tertinggi dicatatkan oleh PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) yang berhasil naik 2,33% ke level harga Rp 660/unit.

Untuk koreksi terdalam dibukukan oleh PT Astra Otoparts Tbk (AUTO). Perusahaan yang bergerak di sektor suku cadang otomotif ini turun 3,26% ke harga Rp 890/unit.

Sedangkan 'raja' otomotif Indonesia PT Astra Internasional Tbk (ASII) sahamnya terpaksa terkoreksi 1,41% ke harga Rp 4.900/unit.

Koreksi yang terjadi di sektor otomotif ini wajar terjadi di tengah merebaknya ketakutan akan munculnya pandemi corona jilid 2. Perusahaan di sektor otomotif juga masuk sebagai saham siklus yang artinya ketika terjadinya resesi maka orang-orang akan menunda melakukan pembelian kendaraan bermotor karena daya beli masyarakat menurun dan sifat produknya yang non-esensial.

Dengan demikian, apabila benar-benar terjadi serangan gelombang kedua virus Covid-19 maka saham-saham di sektor otomotif akan terkena dampak negatif yang cukup besar.

Sebelumnya produsen mobil menyatakan siap banting harga kendaraan roda empat menyusul menumpuknya stok produksi di pabrik akibat pandemi covid-19 yang membuat penjualan mobil anjlok sampai 95%. Namun, mereka meminta insentif dari pemerintah yang langsung berdampak pada penurunan harga jual mobil.

"Kita mencoba melihat bagaimana harga mobil bisa turun, kita perlu stimulus yang langsung mengena pada harga mobil," kata Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto kepada CNBC Indonesia, Selasa (16/6)

Ia mengatakan para diler maupun Agen Pemegang Merek (APM) mobil saat ini sudah mencoba melakukan diskon harga dengan harga khusus pada konsumen saat pandemi Covid-19. Namun, akan lebih baik lagi bila ada dukungan tambahan dari pemerintah sehingga harga mobil baru bisa lebih 'dibanting'.

Menumpuknya stok mobil karena berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan mobil pada Mei 2020 anjlok makin dalam turun hingga 95%. Penjualan pada Mei 2020 tercatat hanya 3.551 unit, padahal pada Mei 2019 masih mencatatkan penjualan 84.109 unit.

Penjualan ini juga turun 54% bila dibandingkan dengan penjualan pada April 2020 yang sempat terjual 7.868 unit.

Penjualan April hanya terjual 7.871 unit atau turun 90,6% (year on year/yoy) dibandingkan April 2019 yang tercatat 84.056 unit.

Dibandingkan penjualan Maret 2020 juga drop sangat parah, atau turun sebesar 89,7%.Pada Maret 2020 penjualan sempat masih tercatat 76.811 unit.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular