
Dapen Malaysia Borong Saham MAPI, Sinyal Ritel Siap Rebound?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pengelola dana pensiun (dapen) asal Negeri Jiran, Employees Provident Fund (EPF) belakangan ini aktif memboyong saham-saham di pasar modal Tanah Air. Salah satu saham yang diborong adalah emiten ritel fashion, PT Mitra Adiperkasa (MAPI).
Mengacu data Kustodian Sentral Efek (KSEI) pada 11 Juni 2020, Employees Provident Fund mencatatkan kepemilikan 5,01% saham MAPI atau setara 831 juta saham perusahaan yang mengelola gerai fesyen kenamaan seperti Sports Station dan pengelola ritel minuman Starbucks tersebut.
Pemilik saham MAPI dengan porsi kepemilikan di atas 5% ini tercatat dengan nama BNYM RE BNYMLB RE Employees ProvidentFD Board.
Ada kemungkinan, masuknya perusahaan dapen asal Malaysia ini melihat masih besarnya pertumbuhan bisnis ritel di Tanah Air.
Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer berpendapat, sektor ritel kembali bergeliat seiring dengan mulai dibukanya aktivitas perekonomian di era kenormalan baru.
"Saham-saham di sektor ritel forecast-nya lebih baik dari ekspektasi," tutur Adrian, dalam forum Economic Outlook Bank Mandiri secara virtual, Rabu (17/6/2020).
Dengan masuknya perusahaan dapen Negeri Jiran, komposisi kepemilikan investor asing bertambah. Saat ini, data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pemegang saham mayoritas MAPI masih digenggam oleh PT Satya Mulia Gema Gemilang dengan kepemilikan 51% saham, sisanya 49% adalah pemegang saham publik.
Pada perdagangan Kamis ini (18/6), saham MAPI terpantau masih melemah 1,88% ke posisi Rp 785 per saham. Sedangkan, sejak awal tahun melemah 25,59% dengan investor asing mengakumulasi jual bersih Rp 223 miliar.
Sebelumnya sektor ritel dan fashion menjadi salah satu sektor yang terdampak Covid-19 dengan dilakukan penutupan pusat perbelanjaan. Namun sektor ini mulai mendapatkan angin segar setelah Pemprov DKI sudah membuka kembali operasional mal-mal di Ibu Kota mulai 15 Juni pekan ini.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diam-diam, MAPI Alihkan Bisnisnya di Thailand ke Anak Usaha
