Di Depan DPR, Bos OJK Beberkan Kondisi Bank RI & Efek Corona

Monica Wareza, CNBC Indonesia
29 June 2020 12:57
Kssk di DPR (CNBC Indonesia/Lidya)
Foto: Kssk di DPR (CNBC Indonesia/Lidya)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta perbankan Tanah Air untuk agresif menyalurkan kredit karena pada Juni ada kecenderungan penyaluran kredit tak bergerak alias stagnan.

OJK juga berharap penempatan dana pemerintah pada bank-bank milik negara (Himpunan Bank Milik Negara/Himbara) bisa membuat penyaluran kredit tetap ekspansif untuk mengatasi dampak perlambatan ekonomi karena virus corona (Covid-19).

"Sebagaimana rapat sebelumnya kami sampaikan restrukturisasi kredit perbankan sudah mulai agak melandai," Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso saat rapat dengan Komisi XI DPR, di Jakarta, Senin (29/6/2020).

"Artinya sudah sebagian besar dilakukan di April dan Mei, Juni melandai. Ini tanda sebenarnya peak sudah dilakukan kalau ada tambahan ga begitu banyak dan ini sudah waktunya kita akan minta bank mulai memberikan kredit kepada debitur yang kemarin melakukan restrukturisasi maupun yang tidak," katanya.

Wimboh menambahkan penempatan dana Rp 30 triliun pada empat bank Himbara akan mendorong bank lebih agresif menyalurkan kredit untuk pemulihan ekonomi nasional.

"Bahkan kami harap yang 30 triliun ke bank Himbata akan dikembalikan lebih detail sektor dan klaster kalau UMKM. Akan Kami monitor dan rapat koordinasi dan disampaikan kepada KSSK [Komite Stabilitas Sistem Keuangan] sebagai business plan bank dalam masa recovery," tambah Wimboh.

Adapun empat bank BUMN itu yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Dari sisi permodalan, kata Wimboh, hingga saat ini perbankan nasional tidak memiliki masalah dalam hal permodalan dan likuiditas setelah Bank Indonesia (BI) melonggarkan kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM).

Namun ada beberapa hal yang jadi perhatian OJK, di antaranya peningkatan kredit macet (non performing loan/NPL) pada Mei, yang sudah diprediksi sebelumnya. Menurut Wimboh, beberapa sektor usaha sudah terkena imbas dari Covid-19.

"Ini hanya bisa [diatasi] kalau ada kesempatan masyarakat, bisa ada keleluasaan lagi lakukan aktivitas sosial, traveling meski tetap harus memenuhi protokol Covid-19," katanya.

"Ini syarat utama kredit ini, jadi kalau disalurkan bisa efektif betul generate revenue bagi perusahaan. Hotel kalau sudah kreditnya di-disburse [ditarik] tapi ga ada penghuni ya tidak optimal. Transportasi sudah ada tambahan modal,  tapi ga ada yang naik [penumpang], kan sama saja,: kata Wimboh. 

Untuk itu, lanjut Wimboh, bank diminta hati hati alokasikan sektor mana yang diberikan kredit baru. Diharapkan bisa menyerap tenaga kerja dan usah bisa tumbuh. 


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harap Tenang! NPL Bank RI Masih Aman Kok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular