Ini 'Ramalan' The Fed yang Bikin Dow Jones Rontok, IHSG Juga?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 June 2020 08:35
Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell  (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dini hari tadi waktu Indonesia, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed telah mengumumkan hasil rapat bulanan. Bukan suku bunga acuan yang ditunggu oleh pelaku pasar, tetapi proyeksi Ketua Jerome 'Jay' Powell soal prospek ekonomi ke depan.

Sesuai perkiraan, suku bunga acuan masih ditahan di 0-0,25% (median 0,125%). Namun yang membuat pelaku pasar agak cemas adalah sesuatu yang menyertainya.

Dalam rapat kali ini, The Fed merilis proyeksi terbaru soal ekonomi Negeri Paman Sam. Well, angkanya lumayan mengerikan.

Pada 2020, The Fed memperkirakan ekonomi AS terkontraksi -6,5%. Jauh memburuk ketimbang proyeksi sebelumnya yang memperkirakan ada pertumbuhan 2%.

Kemudian tingkat pengangguran pada tahun ini diperkirakan 9,3%. Lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu 3,5%.

Lalu inflasi yang diukur dari Personal Consumption Expenditure (PCE) inti berada di 1% sepanjang 2020. Melambat dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 1,9%.

Sedangkan median suku bunga acuan pada 2020 adalah 0,1% atau sama seperti sekarang. Jadi kemungkinan besar Federal Funds Rate tidak akan diutak-atik sampai akhir tahun.

Bahkan mungkin suku bunga acuan di AS tidak akan berubah sampai 2022. Baru selepas itu dalam jangka panjang akan naik dan mengarah ke median 2,5%.

fomcFOMC

Selain proyeksi baru yang jauh lebih pesimistis itu, pernyataan Powell dalam jumpa pers juga tidak kalah gloomy. Sosok pengganti Janet Yellen itu menyatakan bahwa butuh waktu lama untuk 'menyembuhkan' perekonomian Negeri Adidaya.

"Dua puluh empat juga orang. Bagaimana pun negara harus bisa membuat mereka kembali bekerja. Mereka tidak bersalah, ini adalah bencana.

"Jalan akan panjang, akan memakan waktu. Kami akan menggunakan berbagai instrumen yang ada untuk mendukung pasar tenaga kerja dan ekonomi secara keseluruhan sampai benar-benar pulih," papar Powell, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Oleh karena itu, lanjut Powell, kenaikan suku bunga acuan adalah opsi yang untuk sementara disimpan rapat-rapat di dalam lemari besi. "Kami bahkan tidak memikirkan soal kenaikan suku bunga," ujarnya.

Merespons hasil rapat Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC), pelaku pasar langsung memasang mode bermain aman. Akibatnya, bursa saham New York ditutup cenderung melemah.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) rontok 1,04% dan S&P 500 terkoreksi 0,07%. Namun Nasdaq Composite masih bisa menguat 0,67%.

Sepertinya aura gloomy yang dibawa The Fed juga akan terasa di Asia. Oleh karena itu, kemungkinan indeks saham Benua Kuning juga akan terseret ke zona merah.

Pada pukul 08:24 WIB, indeks Topix di Jepang melemah 0,98%. Sementara futures untuk indeks Hang Seng (Hong Kong) terkoreksi 0,21%. So, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga harus hati-hati.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular