BEI Suspensi Saham TELE dan Obligasinya, Ada Apa?

tahir saleh, CNBC Indonesia
10 June 2020 12:50
Tiphone
Foto: Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan efek (saham dan obligasi) PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. (TELE, TELE01CCN2, TELE01BCN3, TELE02CN2) di seluruh pasar terhitung sejak sesi I perdagangan efek pada Rabu ini 10 Juni 2020, hingga pengumuman Bursa lebih lanjut.

Sebab itu, bursa meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan.

Suspensi obligasi dan saham TELE merujuk surat Tiphone Mobile Indonesia Nomor 003/SX/COR-TMI/VI/2020 tanggal 9 Juni 2020 perihal Laporan Hasil Pemeringkatan Karena Terdapat Fakta Material dan pengumuman PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Nomor RC-709/PEF-DIR/VI/2020 tanggal 8 Juni 2020 perihal Sertifikat Pemantauan Khusus (Special Review) Pemeringkatan atas Tiphone periode 5 Juni 2020-1 Januari 2021.

"....[merujuk atas surat tersebut] dapat kami sampaikan bahwa terdapat keraguan atas kelangsungan usaha perseroan," tulis Vera Florida Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 2 BEI dan Irvan SusandyKepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, dalam pengumuman di BEI, Rabu pagi (10/6/2020).

Sebelumnya, sesuai dengan hasil rapat yang diadakan pada Jumat, 5 Juni 2020, panitia pemeringkat PT Pefindo memutuskan menurunkan peringkat dari idBB+ menjadi idCCC terhadap Obligasi Berkelanjutan II Tiphone Tahun 2019 senilai maksimum Rp 1,44 triliun yang akan diterbitkan selama 2 tahun sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran (28 Januari 2019) sampai dengan 28 Januari 2021.

Peringkat tersebut diberikan berdasarkan data dan informasi dari perusahaan serta Laporan Keuangan Tidak Diaudit per 30 September 2019 dan Laporan Keuangan Audit per 31 Desember 2018. Peringkat tersebut berlaku untuk periode 5 Juni 2020 sampai dengan 1 Januari 2021.

"Efek utang dengan peringkat idCCC pada saat ini rentan untuk gagal bayar dan tergantung pada kondisi bisnis dan keuangan yang lebih menguntungkan untuk dapat memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya atas efek utang," tulis Pefindo, dalam rilisnya.

Tiphone juga sempat ditegur BEI soal pembayaran obligasi. Dalam klarifikasinya kepada BEI, Tan Lie Pin, Dirut Tiphone, mengatakan bahwa alasan penundaan pembayaran bunga ke 4 dan pelunasan pokok atas Obligasi Tiphone Tahap I tahun 2019 seperti yang diberitakan oleh KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia).

"Alasan perusahaan melakukan proses pembayaran langsung kepada pemegang obligasi dikarenakan adanya permintaan dari pemegang obligasi kepada pihak perusahaan. Perusahaan telah melakukan pembayaran kepada pemegang obligasi secara langsung namun KSEI tidak mengakui proses pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan karena dianggap menyalahi teknis pembayaran," kata Tan Lie.

"Perusahaan telah melakukan penarikan dana dari pemegang obligasi yang sudah dibayarkan dan telah disetorkan kembali kepada KSEI pada Selasa 18 Februari 2020 hal ini dilakukan agar suspensi yang diberikan oleh BEI dapat dibuka," jelasnya.

Mengacu laporan keuangan September 2019, pendapatan TELE turun menjadi Rp 19,95 triliun, turun dari periode yang sama 2018 yakni Rp 22,72 triliun, sementara laba bersih juga terkoreksi menjadi Rp 382,06 miliar, dari sebelumnya Rp 431,45 miliar.

[Gambas:Video CNBC]




(tas/hps) Next Article Waduh! Gagal Bayar Obligasi, Saham Tiphone Mobile Disuspensi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular