
Tak Kuat Dilepas Asing Rp 232 M, IHSG Finis di Zona Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi 2 hari ini (9/6/20) ditutup di zona merah anjlok 0,70% ke level 5.035,05. IHSG gagal finis di atas level psikologis 5.100, padahal sempat melaju kencang pada awal perdagangan.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, investor asing kembali mencatatkan aksi jual bersih sebanyak Rp 232 miliar di pasar reguler hari ini. Nilai transaksi hari ini tercatat cukup besar, mencapai Rp 11,65 triliun. Tercatat 201 saham menguat, 257 saham turun, dan 127 saham stagnan.
Saham yang mencatatkan penguatan paling kencang hari ini adalah PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) yang terbang 25,93% dan PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) yang terapresiasi 21,95%.
Sedangkan penurunan paling tajam hari ini dicatatkan oleh, PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) yang turun 6,92% menyentuh level Auto Reject Bawah (ARB) dan saham PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) yang juga terkena ARB turun 6,88%.
Data ekonomi domestik yang masih dilihat bagus investor adalah cadangan devisa bulan Mei 2020 sebesar US$ 130,5 miliar. Posisi tersebut, naik US$ 2,6 miliar dibandingkan cadangan devisa di April 2020 yang sebesar US$ 127,9 miliar.
Nilai cadangan devisa ini dapat menjaga konsistensi penguatan positif yang terjadi di pasar. Semakin pasar mengalami kenaikan, maka semakin dibutuhkan penopang untuk menjaga pasar tetap berada di area positif pasalnya saat ini pasar dinilai masih rapuh.
Bursa Asia pada sore hari ini mayoritas menguat. Hang Seng Index di Hong Kong naik sebesar 1,13%, tapi indeks Nikkei di Jepang terdepresiasi sebesar 0,38%, sedangkan indeks STI Singapore naik tipis sebesar 0,01%.
Dari bursa saham acuan dunia, Amerika Serikat alias Wall Street pada perdagangan Senin kemarin (8/6/20) Nasdaq berhasil membukukan rekor tertingginya, dan mengkonfirmasi bull market sementara itu S&P 500 berhasil ditutup di level yang lebih tinggi saat dibuka pada awal tahun setelah meningkatnya ekspektasi adanya pemulihan yang cepat dari virus corona.
Indeks Dow Jones menguat 1,70%, S&P 500 juga naik 1,20%, sementara Nasdaq menanjak sebesar 1,13%.
Indeks kontrak berjangka Dow Jones Future sendiri terpantau amblas 1,06%. Naiknya harga saham perusahaan yang bergerak di sektor teknologi mengkonfirmasi pasar yang bullish di Nasdaq, hanya selang 16 minggu setelah diserang corona dan membawa ekonomi AS ke jurang resesi.
Indeks Nasdaq sudah naik 44,7% dari posisi terendahnya pada 23 Maret silam, pasar bisa berubah menjadi bull adalah ketika sebuah indeks berhasil melewati level tertinggi yang pernah dicapai sebelumnya.
S&P 500 juga sebentar lagi akan balik menjadi bull hanya terpangkas 4,5% dari level tertingginya, untuk Dow Jones perlu naij 6,7% lagi.
Sentimen penggerak pasar hari ini masih di laporan tenaga kerja AS yang dirilis Jumat lalu, yang menunjukkan bahwa masa-masa paling buruk setelah dihajar virus Covid-19 sudah berakhir.
"Ini adalah dampak dari optimisme seputar dibukanya kembali perekonomian dunia, dan konfirmasi akan pemulihan ekonomi AS yang akan membentuk huruf V di paruh kedua tahun ini," ujar Sam Stovall, ahli investasi CFRA Research.
Meskipun sentimen positif banyak muncul dari Negeri Paman Sam, dari benua Eropa muncul sentimen negatif. Bursa saham di Benua Biru kemarin (8/6/20) ditutup melemah. Indeks DAX di Jerman turun 0,9% setelah reli 10% dalam sepekan, Indeks FTSE London juga jatuh 0,4%, sementara itu Indeks CAC 40 di Perancis anjlok 0,8%.
Penurunan ini terjadi setelah rilis data produksi industri Jerman yang anjlok hampir 18% di bulan April, yang menunjukkan akan adanya resesi di negara terbesar di Uni-Eropa tersebut walaupun karantina wilayah di Negara Bavaria sudah dilonggarkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000