Bursa Malaysia Libur, Bagaimana Prospek Harga CPO Ke Depan?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
08 June 2020 12:02
Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). Badan Pusat Statistik BPS  mengumumkan neraca Perdagangan (Ekspor-impor) Pada bulan Februari, nilai ekspor mencapai US$ 12,53 miliar, atau turun 11,33% dari tahun sebelumnya (YoY). Nilai ekspor minyak sawit sepanjang Januari-Februari 2019 hanya mencapai US$ 2,94 miliar, yang artinya turun 15,06% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini Bursa Malaysia Derivatif (BMD) libur memperingati hari kelahiran Yang Dipertuan Agong. Pekan ini pasar akan diliputi sentimen pergerakan harga minyak dan rilis data minyak sawit Negeri Jiran periode Mei 2020.

Pekan lalu, harga CPO kontrak pengiriman 3 bulan di BMD ditutup menguat 0,95% ke RM 2.348/ton, setelah ambles di level RM 2.326/ton. Analis menilai kontrak CPO akan ditransaksikan dengan mode kewaspadaan (cautious).




Trader senior perusahaan minyak Interband Group of Companies Jim Teh mengatakan para pedagang akan mengawasi dengan seksama pengumuman stok minyak sawit untuk bulan Mei, yang dijadwalkan akan dirilis pada 10 Juni.

"Stok (level) diperkirakan akan tinggi di bulan Mei, sementara permintaan diperkirakan akan lebih rendah karena liburan pasca Hari Raya. Permintaan dari Pakistan dan India juga diperkirakan akan berkurang," katanya kepada media lokal Bernama, mengutip Reuters. Dia mengatakan harga komoditas akan berkisar antara RM2.200-RM2.300 per ton minggu ini. 

Sementara itu, pemilik dan pendiri Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura Dr Sathia Varqa mengatakan Malaysia dapat mengharapkan ekspor CPO yang lebih tinggi ke negara-negara seperti India dan Pakistan. "Harga ekspor CPO Malaysia akan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan Indonesia. Namun, penguatan ringgit dapat memangkas keunggulan kompetitif, "katanya.

Pada hari Jumat, Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin mengumumkan pembebasan 100% atas bea keluar CPO, minyak inti sawit dan minyak inti sawit olahan dari 1 Juli 2020 hingga 31 Desember 2020 untuk mendongkrak sektor komoditas.

"Untuk industri pertanian dan makanan, RM350 juta akan dialokasikan untuk fasilitas pinjaman Dana Agrofood untuk memastikan keberlanjutan pengusaha pertanian dan komoditas di sektor ini," katanya ketika mengumumkan Rencana Pemulihan Ekonomi Nasional (PENJANA).

Meski stok bulan Mei diperkirakan masih di atas 2 juta ton, kenaikan harga minyak menjadi kabar baik untuk harga CPO. Mengawali pekan ini, harga minyak mentah melesat di atas US$ 40/barel terutama untuk minyak acuan internasional yaitu Brent. 


Kenaikan harga minyak mentah terjadi setelah Arab Saudi, Rusia dan koleganya (OPEC+) memutuskan untuk memperpanjang pemangkasan output sebesar 9,7 juta barel per hari (bpd) setara dengan 10% output global hingga Juli. Arab Saudi sebagai pemimpin de facto OPEC pun akan menaikkan harga minyak mentahnya untuk Juli.

Jika harga minyak mentah tetap kokoh di atas US$ 40/barel dan stok minyak sawit mengalami kenaikan yang lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan maka ini akan jadi kabar bagus untuk komoditas unggulan Indonesia dan Negeri Jiran.

CPO merupakan salah satu bahan baku pembuatan biodiesel yang jadi substitusi bahan bakar. Anjloknya harga minyak membuat penggunaan minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel menjadi kurang ekonomis dan mengurangi minat permintaan, sehingga harganya pun ambles.

Kenaikan harga minyak juga turut mengangkat harga CPO seperti yang terjadi sejak memasuki bulan Mei.  


[Gambas:Video CNBC]





TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Tenang! Meski Hari Ini Drop, Harga CPO Dalam Tren Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular