Kemarin Perkasa, Harga CPO Drop & Gagal Tempel RM 2.400

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
04 June 2020 11:42
Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). Badan Pusat Statistik BPS  mengumumkan neraca Perdagangan (Ekspor-impor) Pada bulan Februari, nilai ekspor mencapai US$ 12,53 miliar, atau turun 11,33% dari tahun sebelumnya (YoY). Nilai ekspor minyak sawit sepanjang Januari-Februari 2019 hanya mencapai US$ 2,94 miliar, yang artinya turun 15,06% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (CPO) nyaris menyentuh level psikologisnya di RM 2.400/ton. Namun turunnya harga minyak mentah jadi sentimen negatif yang membuat harga CPO gagal menyentuh level psikologis tersebut. 

Kamis (4/6/2020) pada 11.00 harga CPO kontrak pengiriman Agustus 2020 di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) turun 46 ringgit. Harga komoditas unggulan Negeri Jiran dan Indonesia ini melemah nyaris 2% ke RM 2.353/ton.



Harga minyak mentah jatuh dan gagal mencapai level US$ 40/barel untuk minyak acuan internasional yaitu Brent. Melorotnya harga minyak dipicu oleh rilis data energi AS periode mingguan yang menunjukkan stok minyak mentah Negeri Paman Sam turun tetapi persediaan bensin dan minyak distilat justru melonjak. 

Masih lemahnya permintaan jadi pemicu utama lonjakan stok ini. Di sisi lain terkoreksinya harga minyak juga disebabkan oleh keraguan pasar bahwa para produsen minyak yang terdiri dari Arab Saudi, Rusia dan afiliasinya (OPEC+) akan menggelar pertemuan online membahas kebijakan pemangkasan output ke depan hari ini.


Melemahnya harga minyak jadi batu ganjalan untuk harga CPO menguat. Pasalnya CPO merupakan bahan baku biodiesel yang jadi produk substitusi minyak. Ketika harga minyak anjlok maka penggunaan CPO untuk biodiesel menjadi kurang ekonomis, sehingga ada ancaman dari sisi demand untuk minyak nabati. Alhasil harganya ikut turun.

Pasar juga masih menanti rilis data resmi terkait produksi, stok dan ekspor minyak sawit Negeri Jiran. Menurut estimasi CGS-CIMB, output Malaysia bulan Mei kemungkinan mengalami kenaikan sebesar 3% dari bulan April.

Sementara itu dari sisi stok, persediaan diperkirakan melonjak sebesar 12% ke 2,28 juta ton untuk Mei. Dua sentimen ini lah yang jadi pemicu gagalnya harga CPO melaju ke level RM 2.400/ton.



[Gambas:Video CNBC]




TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg) Next Article Harga CPO Menukik ke Bawah Lagi, Ini Lho Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular