
Harga CPO Masih Kuat Naik, On Track Menuju RM 2.400/Ton
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
03 June 2020 10:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Melesatnya harga minyak pagi ini membawa berkah untuk komoditas minyak sawit mentah (CPO). Harga CPO ikut melesat dan bergerak menuju level psikologis RM 2.400/ton.
Rabu (3/6/2020), harga CPO untuk kontrak pengiriman Agustus 2020 di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) naik 14 ringgit atau menguat 0,6% ke level RM 2.355/ton. Mendapat sentimen positif dari rebound harga minyak, CPO pun ikut melesat memasuki bulan Mei 2020.
Kemarin naik 2,45%, kini harga CPO berada di level tertingginya sejak 9 April. Menambah sentimen positif yang mendongkrak harga komoditas andalan RI dan Negeri Jiran adalah ekspektasi penurunan produksi bulan Mei dan membaiknya ekspor.
Ekspor diharapkan mulai membaik seiring dengan ketegangan India dengan Malaysia yang menurun dan dibukanya kembali perekonomian secara gradual di negara-negara destinasi ekspor minyak sawit seperti Eropa.
"Pasar sekarang menunggu rilis data produksi Mei Asosiasi Minyak Sawit Malaysia dan mengharapkan penurunan output setelah sebelumnya diperkirakan naik 11%," kata Anilkumar Bagani, kepala penelitian Sunvin Group sebuah broker minyak yang berbasis di Mumbai, melansir Reuters.
Survei yang dilakukan oleh perusahan pelacak kargo memperkirakan, ekspor Negeri Jiran naik antara 7% - 8,4% pada Mei jika dibandingkan dengan volume ekspor bulan sebelumnya.
"Ekspor minyak kelapa sawit Malaysia pada Mei diperkirakan di kisaran 1,25-1,26 juta ton .... jumlah produksi sekarang memegang kunci untuk persediaan minyak sawit akhir Mei," kata Bagani.
"Impor minyak nabati India pada Juni diperkirakan bisa naik menjadi 1,14 juta ton, naik dari rata-rata 865.000 ton selama April-Mei, karena New Delhi mulai melonggarkan lockdown," kata Asosiasi Produsen Minyak Sayur India (IVPA).
Bersama dengan kenaikan harga minyak, sentimen ini membawa harga CPO merangkak naik. Harga minyak naik dipicu oleh kabar bahwa produsen minyak global di bawah naungan OPEC+ akan mempertahankan pemangkasan produksi hingga 9,7 juta barel per hari (bpd) hingga Juli atau Agustus.
CPO merupakan salah satu bahan baku bagi biodiesel yang menjadi produk substitusi minyak. Oleh karena itu, pergerakan harga minyak juga turut berpengaruh terhadap harga CPO. Anjloknya harga minyak membuat CPO menjadi kurang kompetitif untuk bahan baku biodiesel.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga Minyak Melesat, Harga CPO Ikutan Meroket Nyaris 2%
Rabu (3/6/2020), harga CPO untuk kontrak pengiriman Agustus 2020 di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) naik 14 ringgit atau menguat 0,6% ke level RM 2.355/ton. Mendapat sentimen positif dari rebound harga minyak, CPO pun ikut melesat memasuki bulan Mei 2020.
Ekspor diharapkan mulai membaik seiring dengan ketegangan India dengan Malaysia yang menurun dan dibukanya kembali perekonomian secara gradual di negara-negara destinasi ekspor minyak sawit seperti Eropa.
"Pasar sekarang menunggu rilis data produksi Mei Asosiasi Minyak Sawit Malaysia dan mengharapkan penurunan output setelah sebelumnya diperkirakan naik 11%," kata Anilkumar Bagani, kepala penelitian Sunvin Group sebuah broker minyak yang berbasis di Mumbai, melansir Reuters.
Survei yang dilakukan oleh perusahan pelacak kargo memperkirakan, ekspor Negeri Jiran naik antara 7% - 8,4% pada Mei jika dibandingkan dengan volume ekspor bulan sebelumnya.
"Ekspor minyak kelapa sawit Malaysia pada Mei diperkirakan di kisaran 1,25-1,26 juta ton .... jumlah produksi sekarang memegang kunci untuk persediaan minyak sawit akhir Mei," kata Bagani.
"Impor minyak nabati India pada Juni diperkirakan bisa naik menjadi 1,14 juta ton, naik dari rata-rata 865.000 ton selama April-Mei, karena New Delhi mulai melonggarkan lockdown," kata Asosiasi Produsen Minyak Sayur India (IVPA).
Bersama dengan kenaikan harga minyak, sentimen ini membawa harga CPO merangkak naik. Harga minyak naik dipicu oleh kabar bahwa produsen minyak global di bawah naungan OPEC+ akan mempertahankan pemangkasan produksi hingga 9,7 juta barel per hari (bpd) hingga Juli atau Agustus.
CPO merupakan salah satu bahan baku bagi biodiesel yang menjadi produk substitusi minyak. Oleh karena itu, pergerakan harga minyak juga turut berpengaruh terhadap harga CPO. Anjloknya harga minyak membuat CPO menjadi kurang kompetitif untuk bahan baku biodiesel.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga Minyak Melesat, Harga CPO Ikutan Meroket Nyaris 2%
Most Popular