Rupiah Sang 'Bintang' Mata Uang Dunia!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 June 2020 16:55
Dollar-Rupiah
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Rupiah memulai tren penguatan sejak awal April lalu. Total pada periode April-Mei dan pekan ini rupiah mencatat penguatan lebih dari 15%. Survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters menunjukkan para pelaku pasar mulai mengurangi posisi jual (short) rupiah sejak awal April.

Survei dari Reuters tersebut menggunakan rentang -3 sampai 3. Angka positif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) terhadap dolar AS dan jual (short) terhadap rupiah, begitu juga sebaliknya.

Di bulan Maret, rupiah mengalami gejolak, hingga menyentuh level Rp 16.620/US$ yang merupakan level terlemah sejak krisis moneter 1998. Hasil survei Reuters kala itu menunjukkan angka 1,57, artinya posisi jual (short) rupiah sedang tinggi. Setelahnya, angka hasil survei Reuters tersebut terus menunjukkan penurunan, dan rupiah perlahan terus menguat.



Hasil survei terbaru yang dirilis Kamis (28/5/2020) pekan lalu menunjukkan -0,05, turun jauh dari rilis dua pekan lalu 0,21. Hasil tersebut menjadi penurunan kelima beruntun.

Dengan survei terbaru yang menunjukkan angka minus, artinya pelaku pasar kembali mengambil posisi beli (long) rupiah.



Angka minus tersebut juga merupakan yang pertama sejak rilis survei 20 Februari lalu. Ketika itu rupiah masih membukukan penguatan secara year-to-date (YTD) melawan dolar AS.

Di bulan Januari, rupiah bahkan menjadi juara dunia alias mata uang dengan penguatan terbesar di dunia. Saat itu bahkan tidak banyak mata uang yang mampu menguat melawan dolar AS. Hal tersebut juga sesuai dengan survei Reuters pada 23 Januari dengan hasil -0,86, yang artinya pelaku pasar beli rupiah.

Bisa dilihat, hasil survei tersebut sangat konsisten dengan pergerakan rupiah. Dengan angka terbaru -0,05, artinya pelaku pasar memprediksi rupiah akan terus kembali menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular