FYI, Kurs Dolar Singapura Sudah di Bawah Rp 10.000/SG$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 June 2020 10:46
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dolar Singapura (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melemah tajam melawan rupiah pada perdagangan Jumat (5/6/2020) pagi hingga ke bawah Rp 10.000/SG$. Tanda-tanda dolar Singapura bakal ambles sudah terlihat sejak awal pekan, ketika arus modal deras masuk ke Indonesia yang membuat rupiah perkasa.

Pada pukul 10:20 WIB, SG$ 1 setara Rp 9.949,97, dolar Singapura merosot 1,03% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 26 Februari. Sepanjang pekan ini, mata uang Negeri Merlion tercatat melemah 3,7%.

Mood pelaku pasar global sedang bagus akibat new normal atau singkatnya menjalankan kehidupan dengan protokol kesehatan yang ketat di tengah pandemi penyakit virus corona (Covid-19) mulai dilakukan di seluruh belahan bumi ini. Dengan demikian, roda bisnis perlahan kembali berputar sehingga berpeluang terlepas dari ancaman resesi global.

Ketika mood pelaku pasar sedang bagus, maka aliran modal akan menuju negara-negara emerging market dan aset-aset berisiko yang memberikan imbal hasil tinggi. 



Singapura sudah terlebih dahulu memutar kembali roda perekonomiannya. Menteri Perdagangan Singapura Chan Chun Sing mengatakan 80% perekonomian bisa kembali beroperasi pada bulan ini.

"Pada fase pertama, kita akan memiliki 80% kegiatan ekonomi yang kembali ke jalurnya. Kemudian sektor yang tersisa yaitu ritel, makanan dan minuman, kami berharap akan dibuka kembali pada akhir Juni," kata Chan kepada CNBC Squawk Box, dikutip Senin (1/6/2020).

Sementara Indonesia, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta baru dilonggarkan mulai hari ini, itupun masih bertahap.

Tim Gugus Tugas dan Pemda DKI pun telah membuat roadmap untuk pembukaan fasilitas-fasilitas publik selama masa transisi ini. Pada pekan pertama (5-7 Juni) tempat ibadah bisa kembali dibuka dengan kapasitas maksimal 50%. Kemudian pada pekan kedua perkantoran, rumah makan dan lain-lain juga bisa kembali dibuka, tetap dengan kapasitas 50%. Mal dan tempat rekreasi baru akan dibuka kembali pada pekan ketiga.

Meski belakangan memulai new normal, tetapi nyatanya arus modal deras masuk ke Indonesia.

Derasnya aliran modal ke dalam negeri terlihat dari lelang obligasi atau Surat Berharga Negara (SBN) Selasa lalu yang penawarannya mencapai 105,27 triliun. Ada 7 seri SBN yang dilelang kemarin, dengan target indikatif pemerintah sebesar US$ 20 triliun, artinya terjadi oversubscribed 5,2 kali.

Pemerintah menyerap Rp 24,3 triliun dari seluruh penawaran yang masuk, di atas target indikatif, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan.

Tingginya minat investor terhadap SBN juga terlihat di pasar sekunder, yield SBN tenor 10 tahun pada hari Rabu turun 22,1 basis poin (bps) menjadi 7,005%, yang menjadi level terendah sejak 12 Maret. Sementara kemarin mengalami koreksi tipis, yield naik tipis 2,3 bps ke 7,028%.

Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.



Di pasar saham juga terjadi inflow yang cukup besar dalam 3 hari terakhir. Berdasarkan data RTI, pada hari pada hari Selasa investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 872,35 miliar di all market, berlanjut pada hari Rabu sebesar Rp 1,5 triliun, dan kemarin nyaris Rp Rp 1 triliun.

Akibatnya, nilai tukar rupiah menjadi perkasa dan sukses membawa kurs dolar Singapura turun ke bawah Rp 10.000/SG$.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular