- Sejumlah emiten sudah menyampaikan ke publik dampak dari pandemi virus corona (covid-19) terhadap operasional perusahaan. Beberapa emiten mulai merumahkan karyawan, memotong gaji dan insentif serta melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Emiten-emiten yang terdamapak oleh virus corona tersebut dari bermacam-macam industri. Mulai dari makanan cepat saji, ritel, transportasi, properti hingga konstruksi.
CNBC Indonesia merangkum emiten apa saja yang terkena dampak dari virus corona tersebut, berdasarkan laporan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI):
Perusahaan pemegang merek waralaba ayam goreng KFC, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) beberapa waktu lalu menyampaikan informasi kepada BEI, bahwa operasional perusahaan terkena dampak pandemi Covid-19. Sebelumnya KFC telah melaporkan penutupan 100 gerai dan merumahkan 450 pekerja.
Jumlah karyawan yang dirumahkan mencapai 4.988 orang, atau sekitar 29% dari total karyawan tetap dan tidak tetap yang berjumlah 17.216 orang. Sedangkan total karyawan tetap perseroan 16.962 orang. Namun, perseroan menegaskan tak ada pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Terdapat 115 gerai Perseroan yang ditutup karena mal yang berhenti, atau plaza dinyatakan harus tutup karena dampak COVID-I9 di berbagai kota di Indonesia bukan hanya di Jakarta," kata perseroan dikutip Kamis (21/5).
Selain itu, ada 4847 karyawan yang juga terdampak dengan pemotongan gaji sampai 50%. FAST memperkirakan penurunan pendapatan dan laba akibat dampak pandemi covid-19 sebesar 25-50%.
Peritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) juga menyampaikan keterbukaan informasi terkait dampak Covid-19. Manajemen RALS menyatakan jumlah karyawan tetap dan tidak tetap hingga saat ini mencapai 5.475 orang.
Suryanto, Direktur Keuangan Perseroan RALS, mengatakan pandemi Covid-19 berdampak pada pembatasan operasional hampir di seluruh bisnis department store selama bulan April-Mei. Jangka waktu pembatasan tersebut diprediksi memakan waktu antara 3 bulan.
"Kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang terhenti dan/atau mengalami pembatasan operasional tersebut terhadap total pendapatan (konsolidasi) tahun 2019 diprediksi antara 25-30%," katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (27/5/2020).
Dia mengungkapkan perkembangan jumlah karyawan perusahaan. Per 31 Desember 2019, jumlah karyawan (tetap dan tidak tetap) sebesar 5.896, sementara hingga saat ini jumlah karyawan tetap dan tidak tetap mencapai 5.475 orang, artinya berkurang 421 orang sejak Desember 2019.
"Jumlah karyawan PHK [pemutusan hubungan kerja] sebanyak 421 orang periode Januari hingga saat ini. Tak ada karyawan yang dirumahkan, sementara jumlah karyawan yang terdampak dengan status lainnya [misalnya pemotongan gaji 50%], ada 2.700 orang," jelas Suryanto dalam surat kepada BEI tersebut.
Pihaknya memprediksi terjadi penurunan laba bersih pada periode 31 Maret-April 2020 sekitar 75% dari periode yang sama tahun lalu.
) dan fokus pada penjualan supermarket.
Sebelum Lebaran, dalam pengumuman resmi Ramayana di akun resmi Twitter, @ramayanaads, disebutkan Ramayana resmi membuka 105 toko terutama di Jawa, dengan membuka juga layanan pesan antar.
Terkait dengan PHK ini, Suryanto menegaskan perusahaan akan kembali memperkerjakan kembali 87 karyawan yang sudah di-PHK tersebut apabila gerai Ramayana Depok sudah beroperasi normal.
3. PT Asia Pacific Fibers Tbk Tbk (POLY)Emiten industri kimia, serat sintetis, dan tekstil, PT Asia Pacific Fibers Tbk Tbk (POLY) juga menyampaikan terpaksa akhirnya menutup operasional pabrik perusahaan di Karawang (Jawa Barat) dan Kaliwungu (Kendal, Jawa Tengah) mulai 5 Mei hingga jangka waktu satu bulan ke depan.
Perseroan punya asumsi dan harapan kondisi ekonomi sudah mulai membaik di Juli atau Agustus mendatang di tengah pandemi virus corona (Covid-19) yang membuat kinerja perusahaan anjlok sangat dalam.
Presiden Direktur POLY V. Ravi Shankar mengatakan selama pabrik dalam masa
shutdown, seluruh karyawan akan dirumahkan sementara waktu kecuali karyawan bagian
maintenance yang ditunjuk untuk masuk sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan dibantu beberapa kontraktor dari luar untuk melakukan perbaikan dan perawatan mesin-mesin produksi agar tetap dalam kondisi baik.
"Perseroan juga masih memperkerjakan beberapa karyawan di bagian lain sesuai dengan kebutuhan minimal agar operasional perusahaan tetap berjalan," katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (5/5/2020).
Namun, pegawai tersebut tetap harus tunduk pada protokol kesehatan dan keselamatan kerja yang ditetapkan perusahaan dan pemerintah.
Ketentuan terkait pengaturan karyawan yang dirumahkan dan kompensasi selama menjalani proses dirumahkan sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh direktur SDM (HR) dan berdasarkan kesepahaman/kesepakatan dengan pengurus Serikat Pekerja di masing-masing wilayah.
"Jika kondisi ekonomi belum membaik di Juni 2020, pimpinan perusahaan akan mengambil kebijakan lebih lanjut yang akan diinformasikan kemudian," tegasnya.
Hanya saja, Ravi tidak menjelaskan berapa banyak jumlah karyawan yang akan dirumahkan sementara. Mengacu laporan keuangan 2019, per 31 Desember 2019, perusahaan induk memiliki 3.337 karyawan tetap, naik dari 2018 yakni 3.314 orang pegawai tetap.
Surat yang disampaikan Ravi ke BEI itu juga ditembuskan kepada pimpinan instansi terkait bidang Ketenagakerjaan, Perindustrian, Perdagangan, Energi, Keuangan pusat dan daerah, Gubernur DKI Jakarta, Bupati Karawang, Bupati Kendal, BOD dan BOC [direksi dan komisaris], seluruh manajer departemen, pengurus serikat pekerja perusahaan di Karawang dan Kaliwungu.
Perseroan menyatakan hampir seluruh perusahaan yang terdampak langsung dan tidak langsung akibat Covid-19, melakukan kebijakan merumahkan dengan pembayaran upah selama dirumahkan termasuk pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) seminimal mungkin agar memiliki modal yang cukup saat menjalankan usahanya kembali.
"Dalam situasi yang demikian itu kami mengharapkan para pimpinan Serikat Pekerja dan karyawan untuk bisa mengerti dan memahami situasi dan kondisi perusahaan yang berdarah-darah (sangat sulit) saat ini agar bisa dan mampu bangkit berproduksi kembali agar kita bisa bekerja normal dan bisa memberikan dukungan dalam bentuk kesepakatan dengan pimpinan HR," katanya.
Dia menjelaskan, sebetulnya perusahaan sudah mendapatkan pesanan untuk memproduksi APD (alat pelindung diri) dan selimut untuk tenaga medis dan paramedis. Izin produksi dan izin edar pun sudah dikantongi, meskipun total nilai pesanan tersebut masih belum bisa menutup biaya operasional. "Namun sedikit bisa meringankan beban perusahaan," katanya.
Perusahaan bergerak di industri kimia dan serat sintetis, pertenunan dan perajutan serta aktivitas lainnya yang berhubungan dengan industri tekstil. Induk usaha perusahaan adalah Damiano Investments B.V., yang didirikan di Belanda, sedangkan entitas induk utama perusahaan adalah ADM Capital and Spinnaker Capital Group, yang didirikan dan berdomisili di Hong Kong dan Inggris.
4. PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) Maskapai penerbangan low cost carrier (LCC) alias bertarif murah, PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) tak lepas dari tekanan pandemi virus corona (Covid-19) yang juga menghantam industri penerbangan dalam negeri dan global.
Pandemi Covid-19 membuat operasional perusahaan terhenti sementara sehingga berimbas pada prediksi pendapatan, laba bersih, dan juga terhadap efisiensi sumber daya manusia (SDM).
"Ya, berdampak pada penghentian operasional sebagian, periode penghentian operasional 1-3 bulan, Penghentian sementara penerbangan reguler untuk rute domestik dan rute internasional," kata Sekretaris Perusahaan AirAsia Indonesia, Indah Permatasari Saugi, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dilansir Senin, (1/6/2020).
Indah menjelaskan kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang terhenti dan mengalami pembatasan operasional tersebut terhadap total pendapatan (konsolidasi) tahun 2019 antara 51-75%.
Dari sisi jumlah karyawan, per Desember 2019 jumlah karyawan AirAsia Indonesia baik tetap maupun tidak tetap mencapai 1.691 orang, saat ini sebanyak 1.645 orang, atau berkurang 46 orang (termasuk pengunduran diri).
"Jumlah karyawan PHK [pemutusan hubungan kerja] 9 orang, jumlah yang dirumahkan 873 orang, jumlah karyawan terdampak dengan status lain (misalnya pemotongan gaji 50% dan lainnya) mencapai 328 orang," jelas Indah dalam suratnya kepada BEI itu.
Dalam hal kinerja, perkiraan penurunan total pendapatan (konsolidasi) untuk periode yang berakhir per 31 Maret 2020 sampai dengan 30 April 2020 (dapat menggunakan proforma) dibandingkan periode yang berakhir per 31 Maret 2019 sampai dengan 30 April 2019 antara 25-50%. Sementara prediksi penurunan laba bersih pada periode tersebut sekitar 75%.
Selain itu, dampak juga terasa dalam gal pemenuhan kewajiban pokok dan bunga utang, tercatat total kewajiban pokok dan bunga utang saat ini mencapai Rp 2.007.253.622.193 (Rp 2 triliun).
Sebab itu, beberapa strategi atau upaya perseroan akan diterapkan dalam mempertahankan kelangsungan usaha di tengah kondisi pandemi Covid-19.
"Melakukan tindakan mitigasi proaktif untuk membatasi dampak penurunan dari Covid-19. Kami telah secara aktif mengelola kapasitas nya sejak awal Februari 2020.," katanya.
"Cash conservation mode, melakukan kontrol biaya yang ketat secara internal, seperti pemberhentian sementara untuk memperkerjakan karyawan baru, tidak ada perpanjangan atas sewa pesawat yang akan kadaluarsa, melakukan negosiasi terhadap lessor [penyewa] pesawat untuk pengurangan biaya sewa," jelasnya.
AirAsia Indonesia memang beberapa kali memperpanjang masa penghentian sementara penerbangan reguler dikarenakan alasan operasional dan perpanjangan masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa wilayah.
Sejak setop operasi pada 1 April 2020, AirAsia Indonesia sempat merencanakan beberapa kali opsi kembali terbang dari rencana terakhir 18 Mei 2020 lalu 1 Juni 2020.
Kemudian, terbaru AirAsia Indonesia akan menyesuaikan pengoperasian penerbangan berjadwal rute internasional dan domestik secara bertahap. Operasional ini akan dimulai pada 8 Juni 2020 pada rute tertentu.
"Calon penumpang yang terdampak oleh perubahan ini telah menerima pemberitahuan pembatalan beserta informasi pilihan kompensasi melalui email dan SMS yang terdaftar saat pembelian tiket," jelas AirAsia Indonesia melalui keterangan resmi, Jumat (29/5/20).
Sebelumnya perseroan memperpanjang masa penghentian sementara penerbangan rute domestik yang semula sampai dengan 21 April menjadi 7 Mei 2020 untuk rute Surabaya-Bali. Sementara untuk rute domestik lainnya yakni sampai dengan 18 Mei, bersamaan dengan mulai beroperasinya rute internasional.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai jadwal penerbangan yang tersedia, calon penumpang dapat mengunjungi airasia.com atau aplikasi AirAsia. Pihaknya juga mengimbau seluruh tamu yang akan melakukan penerbangan nantinya untuk selalu memperhatikan dan memenuhi persyaratan kesehatan, imigrasi serta pembatasan perjalanan yang ditetapkan oleh otoritas wilayah atau pemerintah di wilayah/ negara asal maupun tujuan.
Seluruh persyaratan dokumen perjalanan domestik dan internasional dari/ ke Indonesia beserta ketentuan dan prosedur keselamatan dapat diakses melalui Panduan Terbang Bersama AirAsia Selama Masa Kewaspadaan Covid-19 yang diperbarui secara berkala.
Indah mengatakan, perseroan tetap berkomitmen melayani penerbangan carter penumpang dan kargo baik untuk kebutuhan perjalanan pemerintah, swasta, organisasi, maupun komunitas masyarakat ke berbagai destinasi domestik dan internasional dengan persetujuan dari otoritas terkait.
"Perseroan terus memantau perkembangan situasi dan akan melakukan langkah antisipasi yang diperlukan untuk mempersiapkan dimulainya kembali layanan penerbangan sesegera mungkin setelah situasinya memungkinkan," katanya.
6.PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ)Pandemi virus corona (Covid-19) telah berdampak pada operasional dan keuangan PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ), pemilik bioskop CGV Cinemas. Sebanyak 669 karyawan CGV Cinemas harus menerima kenyataan pahit, gaji dipotong hingga 50%.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) perseroan memutuskan untuk menutup operasional bioskop 1-3 bulan.
"Perseroan telah melakukan penutupan sementara seluruh kegiatan operasional bioskop CGV berdasarkan instruksi pemerintah hingga waktu yang belum ditentukan," kata Direktur Graha Layar Prima Yeo, Deoksu, dalam keterbukaan informasi, Jumat (29/5/2020).
Hingga 31 Desember 2019, jumlah karyawan perseroan sebanyak 2.147. Dari total jumlah karyawan tersebut, sebanyak 669 orang terkena dampak pemotongan gaji hingga 50%.
Di saat penutupan sementara ini, sejumlah langkah-langkah pencegahan penyebaran Covid-19 terus dilakukan di antaranya penyemprotan disinfektan auditorium dan ruangan lain, meningkatkan standar kebersihan bioskop, dan menyusun strategi untuk menstabilkan bisnis setelah berhentinya kegiatan operasional.
Langkah-langkah tersebut dilakukan untuk menyambut kembali kehadiran para penggemar film di bioskop CGV guna menikmati sejumlah film-film baru yang sempat tertunda rilisnya akibat Covid-19.
7. PT Mega Perintis Tbk (ZONE)Emiten peritel fashion, PT Mega Perintis Tbk (
ZONE) mengungkapkan dampak pandemi virus corona (Covid-19) terhadap bisnis perusahaan dan imbas kepada karyawan perusahaan. Perseroan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) tapi merumahkan sementara karyawan perusahaan.
Luki Rusli, Direktur Independen Mega Perintis, mengatakan dari sisi karyawan, per Desember 2019, jumlah karyawan baik tetap maupun tidak tetap mencapai 3.283 orang, sementara saat ini jumlah karyawan tetap dan tidak tetap menjadi 1.005 atau berkurang 2.278 orang.
"Saat ini jumlah karyawan tetap dan tidak tetap 1.005. Jumlah PHK nihil, jumlah karyawan yang dirumahkan hingga saat ini 2.226 orang, sementara jumlah yang terdampak status lain (seperti pemotongan gaji 50%) mencapai 284 orang," katanya dalam surat jawaban kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dilansir Senin (1/6/2020).
8. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
Emiten produsen semen Grup HeidelbergCement AG asal Jerman, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) juga menyampaikan kegiatan operasional mulai terganggu terdampak pandemi virus corona (covid-19). Perseroan menghentikan operasional beberapa pabrik dan memotong gaji direksi serta honorarium komisaris. Melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur dan Sekretaris Perusahaan INTP Oey Marcos mengatakan dampak pandemi berimbas pada penghentian operasional sebagian pabrik perusahaan dan unit operasional entitas anak perusahaan akibat penurunan permintaan, dampak dari penerapan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) di beberapa wilayah di Indonesia.Kondisi kelangsungan usaha perseroan secara umum tidak terganggu secara langsung oleh Covid-19 namun perseroan memperkirakan akan mengalami penurunan pendapatan akibat dampak dari PSBB yang diterapkan di beberapa wilayah di Indonesia.
Jangka waktu penghentian operasional pabrik diperkirakan antara 1-3 bulan dan selanjutnya akan disesuaikan dengan perkembangan pasar secara umum. "Perseroan hanya menjalankan 1-3 pabrik, dari 10 pabrik yang ada di Citeureup," kata Oey, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Selasa (26/5/2020).
Sampai dengan saat ini kontribusi pendapatan dari pabrik yang berhenti operasional adalah sebesar sekitar 25% dari total pendapatan konsolidasi tahun 2019.
Namun hingga saat ini dia menegaskan tidak ada karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Pengurangan karyawan terjadi karena pensiun normal atau pengunduran diri karena kehendak sendiri. Jumlah karyawan yang dirumahkan juga tidak ada, dengan jumlah karyawan tetap dan tidak tetap 5.200 orang.
"Dewan komisaris, direksi dan staf manajemen secara sukarela melakukan pemotongan gaji secara berjenjang," kata Oey menjawab pertanyaan BEI soal apakah ada pemotongan gaji karyawan hingga 50%.
Perseroan memperkirakan terjadi penurunan total pendapatan untuk periode 31 Maret 2020 dari 31 Maret 2019 sekitar 25%.
"Sejak awal dari pandemi Covid-19 terjadi, kami sudah melakukan strategi efisiensi di berbagai bidang termasuk efisiensi biaya distribusi dengan melakukan optimalisasi pengeluaran semen dari terminal-terminal kami yang tersebar di berbagai wilayah di samping hanya menjalankan pabrik-pabrik kami yang terefisien, kami juga melakukan optimalisasi penggunaan bahan bakar dan bahan baku alternatif," katanya.
9. PT MNC Land Tbk (KPIG)
Emiten properti Grup MNC milik taipan Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Land Tbk (KPIG), menjabarkan dampak pandemi virus corona (Covid-19) terhadap operasional bisnis dan upaya efisiensi yang dilakukan perusahaan. Covid-19 berimbas pada pembatasan operasional perusahaan sekitar 3 bulan.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen MNC Land menjelaskan ada dampak juga terhadap kinerja keuangan perusahaan termasuk prediksi pendapatan dan laba bersih perusahaan.
Selain itu, eksesnya juga berimbas pada efisiensi karyawan. Per Desember 2019, jumlah karyawan perusahaan baik tetap maupun tidak tetap mencapai 2.875 orang, sedangkan hingga saat ini menjadi 2.844 orang, atau berkurang 9 orang.
"Tidak ada PHK [pemutusan hubungan kerja], adapun jumlah karyawan dirumahkan sebanyak 136 orang dan jumlah karyawan yang terkena dampak lain misalnya pemotongan gaji 50% nihil," tulis manajemen MNC Land dalam penjelasan ke BEI.
Dari sisi keuangan, perseroan memprediksi penurunan total pendapatan (konsolidasi) untuk periode yang berakhir per 31 Maret 2020-30 April 2020 (dapat menggunakan proforma) dibandingkan periode yang sama tahun lalu diprediksi sekitar 25%, sementara untuk prediksi laba bersih turun 75% pada periode pandemi itu.