
Global Bond Inalum Rp 37,5 T Oversubscribed 6,4 Kali
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
15 May 2020 14:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN pertambangan milik negara, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)/Inalum atau MIND ID menerbitkan obligasi global (global bond) senilai US$ 2,5 miliar atau setara dengan Rp 37,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$) pada Selasa pekan ini (12/5/2020).
Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan terjadi oversubscribed atau kelebihan permintaan dari investor pembeli sebanyak 6,4 kali.
"6,4 kali permintaan oversubcribed respons yang baik terhadap Indonesia, [global bond] Hutama Karya baik, Bank Mandiri baik, dan kita baik," ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Jumat, (15/04/2020).
Lebih lanjut ia mengatakan, dari US$ 2,5 miliar, sebanyak US$ 1 miliar akan digunakan untuk membayar utang dan sisanya US$ 1,5 miliar akan digunakan untuk akuisisi dan refinancing.
Menurutnya sisa anggaran dari obligasi ini hanya boleh digunakan untuk dua hal tersebut. "Di mana setelah bayar US$ 1 miliar, sisa US$ 1,5 miliar lagi, lebihnya untuk akuisisi dan refinancing hanya boleh dua itu tidak boleh capex [belanja modal] dan lain-lain," jelas mantan Direktur PT Pelindo II ini.
Lebih lanjut ia mengatakan, penerbitan surat utang ini salah satunya untuk akuisisi PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
"Kita akan memakai hasil obligasi ini untuk membeli Vale," paparnya.
Akuisisi ini akan disesuaikan dengan harga terbaru saat pandemi corona (Covid-19) ini. Ia menyebut belum ada kesepakatan terkait perhitungan antara MIND ID dan Vale.
"Mengenai Vale, bagian dari obligasi yang kita dapatkan salah satunya untuk akuisisi atau membeli Vale. Kita akan eksekusi sesuai harga baru. Kita sudah ada perhitungan, belum sepakat ya," tuturnya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham INCO berada di level Rp 2.900/saham, jauh di bawah harga saham di awal Januari di level Rp 3.620-an. Year to date saham INCO sudah ambles 20,33%.
Surat utang global ini diterbitkan pada Selasa (12/5) dengan kisaran kupon 4,75% hingga 5,80%.
Surat utang tersebut terdiri dari tiga seri dengan tenor yakni:
- US$1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 4,75% dan tenor hingga 2025;
- US$1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 5,45% dan tenor hingga 2030;
- US$500 juta dengan tingkat kupon sebesar 5,8% dan tenor hingga 2050
Adapun profil investor yang menyerap surat utang ini sebesar 75% merupakan fund manager. Instrumen ini mendapatkan rating Baa2 dari Moody's dan BBB- dari Fitch dan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST).
Bertindak sebagai Joint Global Coordinators, Joint Bookrunners dan Joint Lead Managers adalah BNP Paribas, Citigroup Global Markets Inc. dan HSBC Limited.
Sedangkan DBS Bank Ltd. yang berbasis di Singapura, Mandiri Securities Pte. Ltd. (bagian dari Mandiri Sekuritas) di Singapura, Malayan Banking Berhard (Maybank) di Malaysia, Mizuho Securities Asia Limited, MUFG Securities Asia Limited dan SMBC Nikko Capital Markets Limited yang berbasis di Jepang mengambil posisi sebagai Joint Bookrunners dan Joint Lead Managers.
(tas/tas) Next Article Target Maret, Divestasi Vale Tunggu Pasar Saham Stabil
Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan terjadi oversubscribed atau kelebihan permintaan dari investor pembeli sebanyak 6,4 kali.
"6,4 kali permintaan oversubcribed respons yang baik terhadap Indonesia, [global bond] Hutama Karya baik, Bank Mandiri baik, dan kita baik," ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Jumat, (15/04/2020).
Menurutnya sisa anggaran dari obligasi ini hanya boleh digunakan untuk dua hal tersebut. "Di mana setelah bayar US$ 1 miliar, sisa US$ 1,5 miliar lagi, lebihnya untuk akuisisi dan refinancing hanya boleh dua itu tidak boleh capex [belanja modal] dan lain-lain," jelas mantan Direktur PT Pelindo II ini.
Lebih lanjut ia mengatakan, penerbitan surat utang ini salah satunya untuk akuisisi PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
"Kita akan memakai hasil obligasi ini untuk membeli Vale," paparnya.
Akuisisi ini akan disesuaikan dengan harga terbaru saat pandemi corona (Covid-19) ini. Ia menyebut belum ada kesepakatan terkait perhitungan antara MIND ID dan Vale.
![]() orias petrus moedak, wamen BUMN Kartiko Wirjoatmodjo, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga/ foto: BUMN |
"Mengenai Vale, bagian dari obligasi yang kita dapatkan salah satunya untuk akuisisi atau membeli Vale. Kita akan eksekusi sesuai harga baru. Kita sudah ada perhitungan, belum sepakat ya," tuturnya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham INCO berada di level Rp 2.900/saham, jauh di bawah harga saham di awal Januari di level Rp 3.620-an. Year to date saham INCO sudah ambles 20,33%.
Surat utang global ini diterbitkan pada Selasa (12/5) dengan kisaran kupon 4,75% hingga 5,80%.
Surat utang tersebut terdiri dari tiga seri dengan tenor yakni:
- US$1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 4,75% dan tenor hingga 2025;
- US$1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 5,45% dan tenor hingga 2030;
- US$500 juta dengan tingkat kupon sebesar 5,8% dan tenor hingga 2050
Adapun profil investor yang menyerap surat utang ini sebesar 75% merupakan fund manager. Instrumen ini mendapatkan rating Baa2 dari Moody's dan BBB- dari Fitch dan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST).
Bertindak sebagai Joint Global Coordinators, Joint Bookrunners dan Joint Lead Managers adalah BNP Paribas, Citigroup Global Markets Inc. dan HSBC Limited.
Sedangkan DBS Bank Ltd. yang berbasis di Singapura, Mandiri Securities Pte. Ltd. (bagian dari Mandiri Sekuritas) di Singapura, Malayan Banking Berhard (Maybank) di Malaysia, Mizuho Securities Asia Limited, MUFG Securities Asia Limited dan SMBC Nikko Capital Markets Limited yang berbasis di Jepang mengambil posisi sebagai Joint Bookrunners dan Joint Lead Managers.
(tas/tas) Next Article Target Maret, Divestasi Vale Tunggu Pasar Saham Stabil
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular