
Target Maret, Divestasi Vale Tunggu Pasar Saham Stabil
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
03 March 2020 17:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum alias MIND ID Orias Petrus Moedak kembali buka suara perihal rencana divestasi 20% saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO).
Dia tak ingin buru-buru merealisasikan rencana tersebut. Padahal sebelumnya mantan Direktur Keuangan Pelindo II, CEO Pelindo III, dan Direktur Keuangan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) ini menegaskan tanda tangan kesepakatan pembelian saham bisa dilakukan pada Maret 2020.
"Masih bahas di masing-masing internal. Fluktuasi harga saham di pasar juga lagi kayak gini kan. Fluktuasi harganya lagi anomali gini," ungkapnya di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (3/3/20).
Jika memaksakan realisasi divestasi dalam kondisi seperti ini, katanya, akan ada dampak bagi kedua belah pihak. Sebab, harga yang ditransaksikan bisa melambung dibandingkan kondisi normal.
Dia tak ingin buru-buru merealisasikan rencana tersebut. Padahal sebelumnya mantan Direktur Keuangan Pelindo II, CEO Pelindo III, dan Direktur Keuangan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) ini menegaskan tanda tangan kesepakatan pembelian saham bisa dilakukan pada Maret 2020.
"Masih bahas di masing-masing internal. Fluktuasi harga saham di pasar juga lagi kayak gini kan. Fluktuasi harganya lagi anomali gini," ungkapnya di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (3/3/20).
Jika memaksakan realisasi divestasi dalam kondisi seperti ini, katanya, akan ada dampak bagi kedua belah pihak. Sebab, harga yang ditransaksikan bisa melambung dibandingkan kondisi normal.
"Ya saya bisa salah kalau ketinggian [harga]. Mereka juga kalau kerendahan, dia juga gak enak kalau kemurahan kan. Tapi kami belum bicara sampai situ. Itu perhitungan kami aja," bebernya.
"Tapi ya itu kami bahas dulu di internal masing-masing sampai harga pasar stabil dulu," lanjut dia.
Sebelumnya, dia sempat menargetkan tanda tangan kesepakatan pembelian saham pada Maret 2020. Kemudian dilanjutkan eksekusi pembayaran sesuai dengan mekanisme pasar modal kurang lebih 6 bulan setelah tanda tangan tepatnya pada bulan September.
Terkait harga, imbuhya, sebagai perusahaan publik Vale menghendaki untuk pengungkapan harga dan lainnya disampaikan pada saat penandatanganan.
"Kami harapkan agar bisa terjadi tanda tangan di Maret paling akhir, dan eksekusi penyelesaian atau pembayaran sesuai mekanisme di pasar modal yakni kurang lebih 6 bulan setelah tanda tangan," terangnya dalam kesempatan sebelumnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII, Rabu, (22/01/2020).
![]() |
Lebih lanjut Orias saat itu mengatakan, proses pengambilalihan sudah dimulai sejak Oktober 2019. Pihaknya sudah menandatangani kesepakatan Heads of Agreement (HoA). Menurutnya harga saham yang akan dibeli sudah disepakati berdasarkan rata-rata harga saham dalam 12 bulan terakhir.
"Jadi harga sudah disepakati," tegasnya.
Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada penutupan perdagangan Selasa ini (3/3), saham INCO naik 8,80% di level Rp 2.720/saham dengan harga rata-rata Rp 2.649/saham. Harga tertinggi dalam setahun terakhir yakni di level Rp 3.970, sementara terendah sekitar Rp 2.450/saham.
"Jadi harga sudah disepakati," tegasnya.
Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada penutupan perdagangan Selasa ini (3/3), saham INCO naik 8,80% di level Rp 2.720/saham dengan harga rata-rata Rp 2.649/saham. Harga tertinggi dalam setahun terakhir yakni di level Rp 3.970, sementara terendah sekitar Rp 2.450/saham.
Divestasi saham INCO sebesar 20% merupakan salah satu kewajiban yang tertuang dalam Kontrak Karya (KK). Menurut Peraturan Pemerintah No. 7/2014, Vale harus mendivestasikan 40% sahamnya. Sebelumnya, divestasi saham Vale sebesar 20% sudah dilakukan. Kini sisanya 20% akan didivestasikan ke pemerintah Indonesia.
(tas/tas) Next Article MIND ID Siap Beli 20% Saham Vale, Berapa Valuasinya?
Most Popular