
Dear Investor! Ini Dia Tambang Emas Baru RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah India, Indonesia menemukan deposit bijih tembaga emas Onto di wilayah Kecamatan Hu'u Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penemuan itu dilakukan oleh PT Sumbawa Timur Mining (STM). STM adalah pemegang Kontrak Karya (KK) generasi ke-7 untuk Proyek Hu'u dan merupakan perusahaan patungan antara Eastern Star Resources Pty Ltd (80%), anak perusahaan yang 100% sahamnya milik Vale SA, dan PT Antam Tbk. (20%).
Mereka sebenarnya sudah melakukan eksplorasi sejak 2010 lalu, dan sedang melanjutkan pemboran di dalam dan di sekitar wilayah deposit Onto untuk menentukan batas dan ke-meneruskan kedalaman dari mineralisasi.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudy Suhendar mengatakan total cadangan bijih emas Indonesia tahun 2019 tercatat 3,5 miliar ton, dengan kandungan logam emas 4,6 ribu ton. Selain yang telah berproduksi masih banyak lokasi-lokasi lain yang memiliki prospek.
"Yang masih dalam tahapan eksplorasi termasuk di antaranya prospek Onto di Bima NTB," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Senin, (24/02/2020).
Menurutnya, data yang tercatat masih dalam bentuk sumber daya (belum cadangan) dan total sumber daya bijih emas Indonesia pada tahun 2019 sebesar 14,95 miliar ton dengan kandungan logam emas 13,3 ribu ton.
Lebih lanjut, dia menerangkan, emas terbentuk dalam batuan bersama mineral-mineral logam lainnya, seperti tembaga dan perak. Jika memiliki nilai ekonomi serta bisa diekstraksi maka batuan mengandung emas tersebut disebut dengan bijih emas yang mengandung mineral ikutan lainnya seperti perak dan atau tembaga.
Menurutnya, bijih emas di Indonesia tersebar di seluruh wilayah daratan dan kemungkinan juga di lautan.
Di Pulau Sumatera, tambang emas yang sudah berproduksi adalah Martabe -Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Berenai - Musi Rawas Sumatera Selatan. Lalu Tambang Sawah - Rejang Lebong Bengkulu, Way Linggo - Tanggamus Lampung.
Sementara Di Pulau Jawa Cibaliung - Pandeglang Banten, Pongkor - Bogor Jawa Barat, Tumpangpitu-Banyuwangi Jawa Timur, di Nusa Tenggara Batuhijau - Sumbawa NTB, di Sulawesi Bakam -Bolaang Mongondow Sulawesi Utara, Doup - Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, di Maluku Toguraci-Gosowong Halmahera Timur Maluku Utara, dan di Papua Big Gossan - Grasberg di Mimika Papua.
Deretan tambang emas
Sebagai informasi, Indonesia memiliki beberapa tambang emas. Pertama, yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia (FPI) di Papua. Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas (Clayton Allen Wenas) mengatakan dalam sehari Freeport memproduksi emas sebanyak 240 ton.
Dia menerangkan Freeport memproduksi 6.065 ton konsentrat per hari. Konsentrat ini adalah pasir olahan dari batuan tambang (ore), yang mengandung tembaga, emas, dan perak.
Tambang kedua yang dikelola oleh Amman Mineral dulu dikenal sebagai Newmont Nusa Tenggara. Produksi emas dari tambang batu hijau yang berada di Nusa Tenggara Barat ini bisa mencapai hingga 100 kilo Oz emas dan 197 juta pound tembaga setahun.
Berdasarkan laporan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), induk usaha Amman Mineral Nusa Tenggara, fase tujuh bisa menggenjot produksi 4,47 miliar pon tembaga dan 4,12 juta ounce emas pada akhir 2020 atau awal 2021.
Selanjutnya adalah tambang emas yang berlokasi di Sumatera Utara berada di bawah PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha Grup Astra. UNTR memiliki 95% saham PT Agincourt Resources yang mengelola tambang emas Martabe. Produksi di tambang emas Martabe pada kisaran level 300 ribu-350 ribu ons/tahun.
Kemudian tambang selanjutnya yang dikelola oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Adapun produksi mineral yang diproduksi perseroan yakni emas, perak dan tembaga. Produksi emas tahun ini target 180.000 Oz [ounce] sampai 200.000 Oz. Sedangkan di kuartal I 2019 ini realisasinya sudah mencapai 600.000 Oz.
Produksi emas ini juga naik dari realisasi produksi perusahaan sepanjang 2018 yang sebesar 167.506 Oz. Peningkatan produksi ini didukung dengan adanya peningkatan produksi pada lapisan oksida di tambang Tujuh Bukit dari 4 juta ton menjadi 8 juta ton.
Berikutnya PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI) sebelumnya bergerak di sektor batu-bara, namun kini juga menggali emas. Perseroan resmi diambilalih oleh Wilton Resources Holding Pte. Ltd (WRH) dan saat ini memiliki kepemilikan sebesar 96,95% atas perusahaan.
Renuka Coalindo mulai Juni 2019 memproduksi emas dalam bentuk ore. Target produksi emas perusahaan diharapkan bisa mencapai 185 ribu troy ons per tahun dan memperbaiki kinerja keuangannya. Tambang yang berlokasi di Jawa Barat ini memiliki total cadangan sebanyak 26 ton gold content.
Tak ketinggalan juga Antam yang menggali emas dari tambang yang berada di Pongkor, Jawa Barat. Namun, tambang ini sendiri akan habis kontraknya pada 2021 mendatang.
![]() |
Tambang emas Pongkor beroperasi sejak 1994 silam. Hingga Desember 2018, Aneka Tambang memiliki cadangan emas seberat 19 ton dan sumber daya emas setara dengan 42 ton. Pada tahun ini, mereka menargetkan volume produksi sebanyak 2 ton emas.
Terakhir adalah tambang emas di tambang Poboya, yang berada di Palu, Sulawesi. Tambang ini digarap oleh PT Bumi Resources Minerals (BRMS), yang 36% sahamnya dipegang oleh PT Bumi Resources (BUMI).
Proyek tambang emas tersebut memiliki jumlah cadangan sekitar 3,9 juta ton bijih dan jumlah sumber daya sekitar 7,9 juta ton bijih. berdasarkan hitungan BRMS tiap ton ore yang ditambang berpotensi hasilkan 4,3 gram emas murni. Produksi di tahun pertama diestimasikan 100.000 ton bijih. Level produksi tersebut diharapkan dapat naik menjadi 180.000 ton bijih di tahun kedua.
Jika kegiatan penambangan mulus, produksi emas dari tambang di Palu ini bisa naik sampai 600 ribu ton ore dalam beberapa tahun mendatang. Izin konstruksi dan produksi untuk tambang ini berlaku sampai 2050.
(tas/tas) Next Article BRMS Mulai Produksi 100 Ribu Ton Bijih Emas Tahun Ini
