JPMorgan Kurang Porsi Saham Bank, Raid Test KAEF Bermasalah

Monica Wareza, CNBC Indonesia
14 May 2020 08:17
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir perdagangan Rabu (13/5/2020) ditutup turun 0,75% ke level 4.554,35 poin. Koreksi IHSG kemarin diwarnai sejumlah kabar dari perusahaan-perusahaan terkait aksi korporasi dan investasi.

Isu gelombang kedua virus Corona masih menjadi alasan utama penurunan ini. Jumlah pasien yang positif terkena virus yang suka akan kerumunan di AS sendiri sudah tembus 1,4 juta orang. Jumlah kasus corona di Negeri Paman Sam per 13 Mei adalah 1.408.636.

Selain kabar tersebut, simak juga peristiwa emiten yang terjadi sepanjang perdagangan kemarin.

1. Bank Mandiri Rampungkan Penerbitan EMTN Rp 7,5 T di Singapura
Bank BUMN, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) baru saja merampungkan penerbitan Euro Medium Term Notes (EMTN) atau Surat Utang Senior dengan bunga tetap yang tidak dijamin senilai US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$).

Surat utang ini memiliki tingkat bunga sebesar 4,75% per tahun dengan tenor 5 tahun. Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), EMTN ini ditawarkan kepada investor di luar Amerika Serikat (AS) dengan tunduk pada Regulation S berdasarkan US Securities Act of 1933, diubah dan terdaftar di Singapore Stock Exchange (SGX).

2. Sempat Default, AISA Restrukturisasi Utang Rp 2,1 T
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) menyatakan telah melakukan restrukturisasi atas tiga surat utangnya yang telah dan akan jatuh. Langkah restrukturisasi yang diambil adalah dengan perpanjangan tenor, penurunan tingkat bunga dan konversi kepemilikan surat utang menjadi saham.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), disebutkan tiga surat utang tersebut adalah Obligasi TPS Food I Tahun 2013 dengan pokok sebesar Rp 600 miliar. Obligasi ini seharusnya telah jatuh tempo pada 5 April 2019.

3. Tekstil Dihantam Corona, Seberapa Kuat Sritex Bertahan?
Industri tekstil dan produk tekstil merupakan salah satu sektor yang kena hantaman dampak pandemi Covid-19 yang cukup keras. Bahkan beberapa perusahaan tekstil juga terkena imbas dari sisi arus kas atau cashflow perusahaan yang mulai tertekan.

Salah satu emiten tekstil di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex, pun angkat suara terkait dengan kondisi perusahaan tekstil saat ini. Direktur Utama Sritex, Iwan Setiawan Lukminto menuturkan saat ini perusahaan memang masih memiliki posisi arus kas cukup kuat yakni mencapai US$ 160 juta atau setara dengan Rp 2,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.900/US$).



4. JPMorgan Kurangi Porsi Saham Bank di Negara Berkembang
JPMorgan mengurangi porsi investasi pada saham-saham sektor perbankan dan industri keuangan di seluruh pasar negara berkembang (emerging markets) atau underweight. Sektor perbankan di negara berkembang mengalami masa-masa yang sulit dalam mengembangkan bisnisnya akibat pandemi virus corona.

Pedro Martins Junior, kepala strategi ekuitas pasar negara berkembang di JPMorgan, mengatakan kepada CNBC "Squawk Box Asia" pada hari Rabu bahwa "Saya pikir kami memiliki pandangan non-konsensus untuk mengalami underweight pada sektor keuangan di pasar negara berkembang, kami pikir prospek perbankan yang merupakan bagian terbesar dari keuangan adalah negatif, tidak peduli dari sudut pandang apa anda melihatnya."

5. Di Tengah Pandemi, BRI Dapat Pinjaman US$ 1 M dari Bank Asing
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berhasil memperoleh komitmen pinjaman luar negeri sebesar US$ 1 Miliar pada tahun 2020. Pinjaman diperoleh dalam skema club loan yang berasal dari 10 bank regional Asia, Eropa, dan Amerika.

Tujuan dari fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan untuk memperkuat struktur liabilities dan meningkatkan net stable funding ratio, menjaga likuiditas valas dan menyiapkan sumber pendanaan untuk ekspansi kredit.

6. Banyak Proyek Ditunda, Emiten BUMN Karya Revisi Kontrak Baru
Pandemi virus Corona (Covid-19) menyebabkan tertundanya sejumlah proyek infrastruktur pemerintah yang dikerjakan oleh emiten BUMN Karya. Atas pertimbangan tersebut, emiten BUMN Karya meninjau ulang target perolehan kontrak baru di tahun 2020.

Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk (ADHI), Budi Harto mengakui, proyek-proyek infrastruktur yang dikerjakan perseroan terutama di wilayah DKI Jakarta banyak yang tertunda mengingat pemerintah saat ini sedang fokus menyelesaikan pandemi Covid-19. Jakarta saat ini masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

7. Emiten Grup Northstar Rilis Obligasi Rp 7,5 T di Singapura
Emiten jasa dan investasi menara telekomunikasi Grup Northstar, PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT), melalui anak usahanya, PT Centratama Menara Indonesia, berencana menerbitkan surat utang atau obligasi denominasi dolar AS di Singapore Exchange Securities Trading Limited (Bursa Efek Singapura).

Nilai surat utang adalah sebanyak-banyaknya US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.900/US$) sebagaimana terungkap dalam dokumen prospektus di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu ini (13/5/2020).

8. Bermasalah! Kimia Farma Setop Distribusi Alat Rapid Test
Perusahaan farmasi pelat merah, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) memutuskan untuk menghentikan sementara distribusi alat rapid test Biozek ke fasilitas layanan kesehatan jejaring laboratorium pemeriksaan dan Dinas Kesehatan di seluruh Indonesia.

Hal ini dilakukan setelah adanya temuan bahwa alat tersebut memiliki tingkat akurasi rendah dan bermasalah.

9. Tahir Suntik Rp 3,7 T, Bank Mayapada Mau Rights Issue Rp4,5 T
Setelah crazy rich Indonesia, Dato' Sri Tahir memutuskan menambah modal Rp 3,75 triliun kepada PT Bank Mayapada Tbk (MAYA), bank ini berencana melaksanakan aksi korporasi penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue yang akan digelar pada akhir tahun 2020.

"Pelaksanaan RUPS [Rapat Umum Pemegang Saham] terkait dengan penambahan modal dan tahapan-tahapan berikutnya masih dalam perencanaan dan akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan berlaku," kata Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi, dan Sekretaris Perusahaan Mayapada, Jennifer Ann, dalam surat jawaban ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (13/5/2020).

10. Jelang Lebaran, BNI Siapkan Uang Tunai Rp 10,24 T per Pekan
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menyiapkan kebutuhan uang tunai sebesar Rp 10,24 triliun per pelan selama Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1441 H. Jumlah ini turun 17% dibanding periode Ramadan tahun sebelumnya sebesar Rp 12,31 triliun per pekan.

Kebutuhan uang tunai ini disiapkan BBNI terhitung sejak 26 April 2020 hingga 23 Mei 2020. Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI YB Hariantono, menuturkan, penurunan ini disebabkan karena adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah yang.
(hps/hps) Next Article Kejagung Tahan 5 Tersangka Jiwasraya, BPK Periksa Asabri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular