
IKEA Dipaksa Tutup, Hingga Restrukturisasi Kredit Rp 1.114 T
Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 May 2020 08:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada akhir perdagangan kemarin, Senin (11/5/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,91% ke level 4.639,10.
Penguatan ini ditopang oleh optimisme para pelaku pasar dengan pelonggaran karantina di 30 negara bagian di Amerika Serikat (AS) dan data pengangguran AS yang tidak seburuk yang diperkirakan.
Namun demikian, investor asing masih belum cukup percaya diri dengan pasar saham dalam negeri. Hal ini ditunjukkan dengan aksi jual bersih investor asing yang terus bertambah sampai dengan penutupan sesi 2 yang menyentuh angka Rp 228 miliar.
Selain kabar tersebut, simak juga peristiwa emiten yang terjadi sepanjang perdagangan kemarin.
1. BNI Bakal Rilis MTN hingga Rp 30 T di Bursa Singapura
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) membentuk program Euro Medium Term Notes (EMTN) di Singapore Stock Exchange (SGX-ST) yang memungkinkan perusahaan secara bertahap bisa menerbitkan surat utang jangka menengah (MTN) denominasi mata uang asing dengan nilai pokok sebanyak-banyaknya US$ 2 miliar atau setara Rp 30 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$).
Sekretaris Perusahaan BBNI Meiliana mengatakan pembentukkan Program Euro Medium Term Notes dan pendaftaran pada Singapore Stock Exchange tersebut dilakukan pada 6 Mei 2020.
2. Waduh! Dirut Emiten Teknologi Ini kok Resign?
Emiten penyedia jasa teknologi, PT Envy Technologies Indonesia Tbk. (ENVY), baru mendapat kabar mengejutkan. Direktur Utama Envy yakni Mohd Sopiyan bin Mohd Rashdi, Warga Negara Malaysia, yang juga menggenggam saham perusahaan menyampaikan pengunduran diri sebagai direktur utama.
Ni Wayan Sukawidiani Resi, Corporate Secretary ENVY, mengatakan sehubungan dengan keterbukaan informasi mengenai pengunduran diri Direksi Envy Technologies Indonesia yang telah perseroan sampaikan pada Jumat, 8 Mei 2020, perseroan mempertegas kembali bahwa surat pengunduran diri Mohd Sopiyan bin Mohd Rashdi selaku Direktur Utama Perseroan telah diterima pada 6 Mei 2020.
3. Bank Yudha Bhakti Rights Issue Rp 396 M, Asabri Ogah Serap
PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) akan melaksanakan Penawaran Umum Terbatas (PUT) III yakni menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 1.320.381.878 atau 1,32 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100/saham.
Adapun harga pelaksanaan rights issue ini ditetapkan Rp 300/saham sehingga potensi dana yang akan diraih Bank Yudha Bhakti mencapai Rp 396,11 miliar. Harga pelaksanaan tersebut lebih tinggi dari harga saham rata-rata BBYB pada Senin ini (11/5/2020) yakni Rp 233/saham.
4. Fantastis! Restrukturisasi Kredit Berpotensi Capai Rp 1.114 T
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan jumlah debitur perbankan yang berpotensi mengajukan restrukturisasi mencapai 7,87 juta nasabah dengan nilai kredit total mencapai Rp 1.114,54 triliun. Jumlah tersebut berasal dari 110 bank yang ada di Indonesia.
Berdasarkan data OJK, hingga saat ini baru sebanyak 102 bank telah menyampaikan potensi restrukturisasi tersebut. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan seluruh bank tersebut telah berkomitmen untuk melakukan restrukturisasi kredit. Hanya saja, berdasarkan pantauan OJK hingga data terakhir 10 Mei 2020, baru 88 bank yang merealisasikan restrukturisasi tersebut.
5. IKEA Dipaksa Tutup, Begini Pergerakan Saham HERO
Pengelola gerai IKEA, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) diminta menutup gerainya di Alam Sutera, Tangerang, Banten pada Minggu 10 Mei 2020. Hal ini dilakukan setelah adanya laporan dari masyarakat kepada pemerintah kota Tangerang Selatan yang berujung inspeksi mendadak terkait penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kepala Satpol PP Kota Tangerang, Agus Henra menjelaskan, penutupan ini lantaran sebelumnya beredar video yang viral mengenai ramainya pengunjung IKEA Alam Sutera di tengah pandemi Covid-19.
6. PSBB Berkepanjangan, Bisnis B2B Telekomunikasi Tertekan
Bisnis emiten telekomunikasi di tanah air turut terdampak dari kebijakan pembatasan sosial (PSBB) berkepanjangan. Hal ini menyebabkan bisnis di sektor business to business (B2B) mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Director & Chief Strategy and Innovation Officer PT Indosat Tbk (ISAT), Arief Musta'in menjelaskan, situasi ini disebabkan karena beberapa sektor industri terdampak pandemi. Pun demikian halnya, aktivitas perkontoran sepi karena karyawan harus bekerja dari rumah.
7. OJK Perkenankan MI Pertahankan Portofolio RD yang Downgrade
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan relaksasi aturan mengenai pemeringkatan efek bersifat utang/sukuk (EBUS) yang dijadikan sebagai portofolio dalam reksa dana. Hal ini berkaitan dengan terjadinya penurunan peringkat efek akibat dampak dari pandemi COvid-19.
Dalam surat Nomor S-138/D.04/2020 yang ditandatangani oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen ini terdapat beberapa poin yang merelaksasi sejumlah aturan mengenai penempatan portofolio baik dalam surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) dan obligasi maupun sukuk. Surat ini bertanggal 8 Mei 2020 dan berlaku sejak tanggal ditetapkan.
8. Bujet Revitalisasi Sarinah Rp 700 M, Dananya dari Mana?
PT Sarinah (Persero) akan melakukan revitalisasi bangunan guna mendukung modernisasi serta transformasi bisnis demi menghadapi persaingan di dunia retail yang kian ketat. Rencana ini sudah disetujui Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Direktur Sarinah, Fetty Kwartati menjelaskan bahwa pemugaran dan renovasi yang dilakukan merupakan salah satu langkah untuk tetap eksis atau memiliki daya saing di tengah sengitnya persaingan bisnis retail saat ini.
9. Laba Sritex Naik Tipis di Q1, Ekspor Tertekan
Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex mencatatkan laba bersih sepanjang kuartal I-2020 sebesar US$ 28,22 juta atau setara dengan Rp 423 miliar (asumsi kurs Rp 15.000/US$), naik tipis 0,6% dari periode yang sama tahun lalu US$ 28,05 juta.
Penguatan tipis laba bersih ini seiring dengan kinerja penjualan Sritex yang juga terkoreksi di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
(hps/hps) Next Article Laba Astra Drop 8% di Q1, Pizza Hut Tegaskan Tak Ada PHK
Penguatan ini ditopang oleh optimisme para pelaku pasar dengan pelonggaran karantina di 30 negara bagian di Amerika Serikat (AS) dan data pengangguran AS yang tidak seburuk yang diperkirakan.
Namun demikian, investor asing masih belum cukup percaya diri dengan pasar saham dalam negeri. Hal ini ditunjukkan dengan aksi jual bersih investor asing yang terus bertambah sampai dengan penutupan sesi 2 yang menyentuh angka Rp 228 miliar.
1. BNI Bakal Rilis MTN hingga Rp 30 T di Bursa Singapura
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) membentuk program Euro Medium Term Notes (EMTN) di Singapore Stock Exchange (SGX-ST) yang memungkinkan perusahaan secara bertahap bisa menerbitkan surat utang jangka menengah (MTN) denominasi mata uang asing dengan nilai pokok sebanyak-banyaknya US$ 2 miliar atau setara Rp 30 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$).
Sekretaris Perusahaan BBNI Meiliana mengatakan pembentukkan Program Euro Medium Term Notes dan pendaftaran pada Singapore Stock Exchange tersebut dilakukan pada 6 Mei 2020.
2. Waduh! Dirut Emiten Teknologi Ini kok Resign?
Emiten penyedia jasa teknologi, PT Envy Technologies Indonesia Tbk. (ENVY), baru mendapat kabar mengejutkan. Direktur Utama Envy yakni Mohd Sopiyan bin Mohd Rashdi, Warga Negara Malaysia, yang juga menggenggam saham perusahaan menyampaikan pengunduran diri sebagai direktur utama.
Ni Wayan Sukawidiani Resi, Corporate Secretary ENVY, mengatakan sehubungan dengan keterbukaan informasi mengenai pengunduran diri Direksi Envy Technologies Indonesia yang telah perseroan sampaikan pada Jumat, 8 Mei 2020, perseroan mempertegas kembali bahwa surat pengunduran diri Mohd Sopiyan bin Mohd Rashdi selaku Direktur Utama Perseroan telah diterima pada 6 Mei 2020.
3. Bank Yudha Bhakti Rights Issue Rp 396 M, Asabri Ogah Serap
PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) akan melaksanakan Penawaran Umum Terbatas (PUT) III yakni menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 1.320.381.878 atau 1,32 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100/saham.
Adapun harga pelaksanaan rights issue ini ditetapkan Rp 300/saham sehingga potensi dana yang akan diraih Bank Yudha Bhakti mencapai Rp 396,11 miliar. Harga pelaksanaan tersebut lebih tinggi dari harga saham rata-rata BBYB pada Senin ini (11/5/2020) yakni Rp 233/saham.
4. Fantastis! Restrukturisasi Kredit Berpotensi Capai Rp 1.114 T
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan jumlah debitur perbankan yang berpotensi mengajukan restrukturisasi mencapai 7,87 juta nasabah dengan nilai kredit total mencapai Rp 1.114,54 triliun. Jumlah tersebut berasal dari 110 bank yang ada di Indonesia.
Berdasarkan data OJK, hingga saat ini baru sebanyak 102 bank telah menyampaikan potensi restrukturisasi tersebut. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan seluruh bank tersebut telah berkomitmen untuk melakukan restrukturisasi kredit. Hanya saja, berdasarkan pantauan OJK hingga data terakhir 10 Mei 2020, baru 88 bank yang merealisasikan restrukturisasi tersebut.
5. IKEA Dipaksa Tutup, Begini Pergerakan Saham HERO
Pengelola gerai IKEA, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) diminta menutup gerainya di Alam Sutera, Tangerang, Banten pada Minggu 10 Mei 2020. Hal ini dilakukan setelah adanya laporan dari masyarakat kepada pemerintah kota Tangerang Selatan yang berujung inspeksi mendadak terkait penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kepala Satpol PP Kota Tangerang, Agus Henra menjelaskan, penutupan ini lantaran sebelumnya beredar video yang viral mengenai ramainya pengunjung IKEA Alam Sutera di tengah pandemi Covid-19.
6. PSBB Berkepanjangan, Bisnis B2B Telekomunikasi Tertekan
Bisnis emiten telekomunikasi di tanah air turut terdampak dari kebijakan pembatasan sosial (PSBB) berkepanjangan. Hal ini menyebabkan bisnis di sektor business to business (B2B) mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Director & Chief Strategy and Innovation Officer PT Indosat Tbk (ISAT), Arief Musta'in menjelaskan, situasi ini disebabkan karena beberapa sektor industri terdampak pandemi. Pun demikian halnya, aktivitas perkontoran sepi karena karyawan harus bekerja dari rumah.
7. OJK Perkenankan MI Pertahankan Portofolio RD yang Downgrade
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan relaksasi aturan mengenai pemeringkatan efek bersifat utang/sukuk (EBUS) yang dijadikan sebagai portofolio dalam reksa dana. Hal ini berkaitan dengan terjadinya penurunan peringkat efek akibat dampak dari pandemi COvid-19.
Dalam surat Nomor S-138/D.04/2020 yang ditandatangani oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen ini terdapat beberapa poin yang merelaksasi sejumlah aturan mengenai penempatan portofolio baik dalam surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) dan obligasi maupun sukuk. Surat ini bertanggal 8 Mei 2020 dan berlaku sejak tanggal ditetapkan.
8. Bujet Revitalisasi Sarinah Rp 700 M, Dananya dari Mana?
PT Sarinah (Persero) akan melakukan revitalisasi bangunan guna mendukung modernisasi serta transformasi bisnis demi menghadapi persaingan di dunia retail yang kian ketat. Rencana ini sudah disetujui Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Direktur Sarinah, Fetty Kwartati menjelaskan bahwa pemugaran dan renovasi yang dilakukan merupakan salah satu langkah untuk tetap eksis atau memiliki daya saing di tengah sengitnya persaingan bisnis retail saat ini.
9. Laba Sritex Naik Tipis di Q1, Ekspor Tertekan
Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex mencatatkan laba bersih sepanjang kuartal I-2020 sebesar US$ 28,22 juta atau setara dengan Rp 423 miliar (asumsi kurs Rp 15.000/US$), naik tipis 0,6% dari periode yang sama tahun lalu US$ 28,05 juta.
Penguatan tipis laba bersih ini seiring dengan kinerja penjualan Sritex yang juga terkoreksi di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
(hps/hps) Next Article Laba Astra Drop 8% di Q1, Pizza Hut Tegaskan Tak Ada PHK
Most Popular