Analisis Teknikal

Waspada Serangan Gelombang Kedua Covid-19, IHSG Bisa Koreksi

Haryanto, CNBC Indonesia
12 May 2020 08:24
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa ini (12/5/2020) berpotensi koreksi mengikuti penurunan bursa Negeri Paman Sam untuk kontrak berjangka (futures) di tengah kekhawatiran pasar terhadap risiko second wave outbreak atau gelombang kedua virus corona.

Sebelumnya, pada perdagangan Senin kemarin (11/5/2020) IHSG  ditutup di wilayah positif, naik 41,68 poin atau 0,91% ke level 4.639,11 dengan rentang harga tertinggi harian di 4.659,86 dan terendah di 4.597,64, merespons kenaikan bursa saham Amerika Serikat (AS) serta rencana pemerintah untuk melakukan normalisasi pascapandemi covid-19.

Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Senin kemarin sebesar Rp 5,74 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 269,44 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Saham-saham yang mengalami kenaikan di antaranya PT Matahari Departmen Store Tbk (LPPF) (22,00%), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) (19,28%), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) (10,62%), Sedangkan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) (5,35%) dan PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) naik 5,35%.


Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada penutupan perdagangan Senin kemarin (Selasa pagi waktu Indonesia), tiga indeks utama ditutup bervariasi cenderung menguat. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,45%, tetapi S&P dan Nasdaq Composite mampu menguat masing-masing 0,01% dan 0,78%.

Sentimen pembukaan kembali (reopening) aktivitas ekonomi masih ampuh menjadi sentimen positif di pasar. Apalagi kemudian datang kabar bahwa Tesla, pabrikan mobil listrik ternama besutan Elon Musk, akan kembali berproduksi.

Surat elektronik perusahaan kepada para karyawan menyebutkan operasional akan segera dimulai dan karyawan yang dirumahkan bisa bekerja kembali.

"Kami senang Anda bisa kembali bekerja dan kami akan menerapkan rencana agar Anda tetap aman," demikian petikan surat tersebut, seperti diwartakan Reuters.

Akan tetapi, ada kekhawatiran yang menghantui benak investor. Kekhawatiran yang membuat DJIA terkoreksi dan S&P 500 hanya menguat tipis.

Pelaku pasar cemas terhadap risiko gelombang kedua serangan virus corona. Data US Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan, jumlah pasien corona di Negeri Adidaya per 10 Mei adalah 1.300.696 orang, naik 2,09% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Kenaikan 2,09% sedikit lebih tinggi dari laju kenaikan harian pada 9 Mei yaitu 2,08%. Oleh karena itu, timbul ketakutan bahwa AS akan masuk ke jurang second wave outbreak dari virus corona.

Pada catatan pukul 07:40 WIB Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) kontrak berjangka (futures) turun 0,49% pada 24.006, S&P 50 koreksi 0,47%  menjadi 2.909, sedangkan Nasdaq Composite 100 ambles 0,24% pada 9.256.

Pada perdagangan pagi ini Selasa (12/5/2020) koreksi di bursa saham Wall Street futures kemungkinan menjadi sentimen negatif IHSG untuk menurun.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support), sudah menyentuh area resistance, cenderung untuk konsolidasi atau turun. 

Level support berada di 4.605 dan berlanjut ke area 4.570. Sementara untuk melanjutkan tren bullish perlu melewati resistance yang berada di area 4.665 hingga area 4.695.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) dengan garis MA yang berpotongan ke atas di area pivot, ada kecenderungan untuk bergerak naik.

Indikator Stochastic yang memberikan sinyal pergerakan arah tren dengan menggunakan area titik jenuh jual (oversold) di bawah area 20 dan jenuh beli (overbought) di atas area 80, menunjukkan overbought, artinya pergerakan cenderung untuk konsolidasi atau menurun.

Secara keseluruhan, dari fundamental dengan turunnya bursa saham Wall Street futures dikombinasikan teknikal dengan Stochastic yang sudah overbought serta BB yang cenderung turun mencapai menyentuh level support, maka pergerakan IHSG selanjutnya diprediksi untuk konsolidasi atau koreksi.

Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

 




(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular