Lockdown Dibuka, Poundsterling Melemah ke Rp 18.365

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 May 2020 18:11
mata uang poundsterling inggris
Foto: Ilustrasi mata uang poundsterling (REUTERS/Benoit Tessier)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar poundsterling (GBP) melemah melawan rupiah pada perdagangan Senin (11/5/2020), meski karantina wilayah (lockdown) di Inggris resmi dilonggarkan hari ini.

Pada pukul 16:50 WIB, GBP 1 setara Rp 18.365, poundsterling melemah 0,59% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Poundsterling kini berada di level terlemah dalam satu setengah bulan terakhir, atau tepatnya sejak 23 Maret.

Setelah lama dinanti, Inggris akhirnya mengumumkan rencana pelonggaran lockdown, mengikuti negara-negara Eropa lainnya. Minggu kemarin, Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, mengumumkan mulai Senin (11/5/2020) mengizinkan warga yang tidak bisa work from home kembali bekerja, meski disarankan sebisa mungkin menghindari transportasi publik.

Warga Inggris juga sudah diperkenankan berolahraga secara terbatas mulai hari Rabu. PM Johnson akan memberikan lebih banyak detail pelonggaran lockdown hari ini.

Meski demikian, poundsterling malah melemah pada perdagangan hari ini. Mata uang Negeri Ratu Elizabeth masih dihantui fenomena Sell in May.



Fenomena Sell in May sebenarnya merujuk pada nilai tukar poundsterling melawan dolar Amerika Serikat (AS), tetapi rupiah juga turut mendapat imbasnya.

Dalam 10 tahun terakhir, nilai tukar poundsterling selalu melemah melawan dolar AS di bulan Mei. Masih belum jelas apa yang menjadi penyebab fenomena tersebut, tetapi data menunjukkan pada periode 2010-2019 poundsterling selalu melemah di bulan Mei.

Pelemahan terbesar terjadi di Mei 2012 ketika mata uang Negeri Ratu Elizabeth ini ini merosot 5,1%. Sementara pelemahan terkecil terjadi pada Mei 2015 sebesar 0,4%.

Sementara itu dari dalam negeri, Kementerian Perekonomian pekan lalu mengeluarkan sebuah rentang waktu atau timeline pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19 yang menunjukkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan dilonggarkan dalam beberapa fase mulai 1 Juni.

Meski dikatakan masih dalam bentuk kajian, setidaknya hal tersebut memberi harapan roda perekonomian akan segera berputar kembali secara perlahan.
"Itu merupakan kajian awal Kemenko Perekonomian, yang selama ini secara intens melakukan kajian dan kebijakan pemerintah menjelang, selama, dan pasca pandemi COVID-19," kata Susiwijono, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Kajian awal yang beredar tersebut, lanjut Susiwijono sebagai antisipasi untuk melakukan upaya-upaya yang diperlukan pasca pandemi COVID-19 mereda.

Saat ini Kemenko Perekonomian sedang membahas secara intens dengan Kementerian dan Lembaga terkait guna mematangkan Kajian Awal tersebut.

"Dalam waktu dekat Kemenko Perekonomian akan melakukan finalisasi atas Kajian tersebut, dan akan disampaikan kepada masyarakat," tuturnya.

Nilai tukar Poundsterling juga melemah melawan dolar AS pada perdagangan hari ini, pada pukul 16:40 WIB berada di level US$ 1,2342 atau melemah 0,52%. Melihat grafik harian, poundsterling yang disimbolkan GBP/USD bergerak di bawah Fibonnaci Retracement 50% di kisaran 1,2460. Fibonnaci Retramenent tersebut ditarik dari level tertinggi US$ 1,3325 pada 13 Desember lalu, ke level terendah US$ 1,1404 pada 20 Maret lalu. 

Fib. Retracement 50% tersebut bisa menjadi kunci pergerakan GBP/USD di bulan Mei. Jika tertahan di bawah level tersebut, GBP/USD berpotensi melemah ke US$ 1,2210 (Fib. Retracement 38,2%). Jika mampu ditembus, poundsterling berpeluang turun lebih dalam dan kembali mengulang sejarah selalu melemah di bulan Mei.

gbpGrafik: Poundsterling (GBP/USD) Harian 
Foto: Refinitiv




Poundsterling berpeluang bangkit dan menghentikan rentetan penurunan di bulan Mei selama mampu bertahan di atas Fib. Retracement 50% di kisaran US$ 1.2460.

Sementara untuk trading harian, melihat grafik 1 jam GBP/USD mengalami tekanan setelah menembus ke bawah trend line naik yang dibentuk sejak 21 April lalu. 

Setelahnya, poundsterling terus bergerak di bawah trend line meski beberapa kali sempat rebound. 

gbpGrafik: Poundsterling (GBP/USD) 1 Jam
Foto: Refinitiv



Resisten terdekat berada di kisaran US$ 1,2370, selama tertahan di bawah level tersebut GBP/USD berpeluang turun ke US$ 1,2300 sampai US$ 1,2275. 
Melihat indikator stochastic yang sudah oversold, pelemahan poundsterling akan terbatas hari ini.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik naik. Dalam hal ini, GBP/USD berpeluang naik, yang artinya poundsterling berpeluang bangkit ketika stochastic mencapai oversold.

Sementara jika resisten ditembus, GBP/USD berpeluang menguat ke US$ 1.2400. Jika level tersebut ditembus, GBP/USD berpeluang naik lebih jauh ke US$ 1,2465. 

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular