Perhatian Pasar Tertuju ke AS, Lockdown Dibuka Kasus Naik

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 May 2020 16:24
Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia melemah pada perdagangan pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah, dan harga obligasi pemerintah kompak terkoreksi.

Sepanjang pekan lalu, IHSG melemah tipis 0,17% secara point-to-point. Meski melemah, tetapi IHSG bukan yang terlemah di Asia. Di tengah bursa saham Benua Kuning yang bergerak variatif, koreksi IHSG masih relatif minim.



Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 0,44%. Rupiah juga tidak berdaya kala disandingkan satu lawan satu dengan mata uang utama Asia.


Kemudian imbal hasil (yield) obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun melonjak 20 basis poin (bps) sepanjang minggu ini. Kenaikan yield menandakan harga obligasi sedang turun akibat tekanan jual. Selama 4-6 Mei, kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) memang turun Rp 2,19 triliun.

Well, yang lalu biarlah berlalu. Sekarang mari menatap ke masa depan. Kira-kira sentimen apa saja yang perlu dicermati oleh pelaku pasar untuk pekan depan?

Sentimen pertama dan paling utama tentu pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Investor perlu menyimak dengan saksama data kasus corona di berbagai negara, terutama yang menerapkan pelonggaran pembatasan sosial (social distancing).

Contohnya di AS. Sejumlah negara bagian sudah mulai melonggarkan social distancing dengan kembali membuka keran aktivitas publik. Sejauh ini reopening itu belum menunjukkan adanya ledakan jumlah kasus.

Per 8 Mei 2020, US Centers for Disease Control and Prevention mencatat jumlah pasien positif corona di Negeri Paman Sam sebanyak 1.248.040 orang. Bertambah 2,38% dibandingkan posisi per hari hari sebelumnya.

Sejak 28 April, laju penambahan kasus corona di AS bertahan di bawah 3% per hari. Bisa dibilang, so far so good.




Akan tetapi kalau dilihat lebih jeli sebetulnya ada percepatan laju kenaikan jumlah pasien corona baru di Negeri Adidaya. Sejak 5-8 Mei, berturut-turut terjadi kenaikan 1,66%, 1,9%, 2,12%, dan 2,38%.

Walau kenaikannya kecil-kecil saja, tetapi perlu menjadi catatan yang serius. Sebab jangan sampai kenaikan kecil-kecil ini menjadi bola salju yang terus menggelinding, semakin besar, dan datanglah apa yang ditakutkan oleh seluruh dunia. Gelombang serangan kedua alias second outbreak...

Nah, pekan depan sejumlah negara Eropa sudah akan lebih longgar dalam menerapkan social distancing. Investor perlu memantau apakah terjadi pula gejala peningkatan jumlah pasien.


Sentimen kedua adalah sejumlah rilis data, terutama pertumbuhan ekonomi negara-negara Eropa. Pekan depan, Jerman, Belanda, dan Inggris akan mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020.

Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan ekonomi Inggris pada kuartal I-2020 terkontraksi (tumbuh negatif) -1,6%. Sementara ekonomi Belanda diramal terkontraksi -1,9% dan Jerman -2%.

Data ini akan menjadi gambaran bagaimana pandemi virus corona telah memporak-porandakan perekonomian Benua Biru. Memang ada harapan untuk bangkit karena beberapa negara Eropa mulai mengendurkan pembatasan sosial agar roda ekonomi berputar kembali.

Namun belum ada jaminan bahwa virus corona benar-benar sudah 'jinak'. Sebagaimana disinggung sebelumnya, masih ada risiko second outbreak. Belajar dari pengalaman flu Spanyol, second outbreak biasanya lebih mengerikan.


Sentimen ketiga, kali ini dari dalam negeri, adalah rilis sejumlah data ekonomi seperti penjualan ritel, harga properti residensial, dan perdagangan internasional (ekspor-impor). Seperti di Eropa, data-data ini juga bisa menggambarkan sejauh mana wabah virus corona menghantam perekonomian Indonesia.

Pekan depan adalah minggunya data. Akan ada banyak rilis data baru yang bisa menjadi sentimen penggerak pasar. Jadi, mari pasang mata dan telinga.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular