Corona Masih Menghantui, Harga Obligasi RI Melorot

Haryanto, CNBC Indonesia
06 May 2020 18:53
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada hari ini, Rabu (6/5/2020) kembali melemah di tengah gejolak di pasar saham akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Kendati sejumlah negara sudah mulai melakukan pelonggaran pembatasan wilayah atau lockdown, namun jumlah kasus terpapar virus corona (strain baru) di lebih dari 200 negara masih menunjukkan peningkatan, meski tak sebanyak di bulan sebelumnya.

Saat ini, mengacu data dari Universitas Johns Hopkins jumlah kasus terinfeksi Covid-19 mencapai lebih dari 3,6 juta orang, dengan angka kematian sebanyak hampir 257.000 korban jiwa.

Data Refinitiv menunjukkan pelemahan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari tiga seri acuan (benchmark). Ketiga seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun, sementara FR0080 bertenor 15 tahun justru menguat.

Seri acuan yang paling me
lemah hari ini adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 6,10 basis poin (bps) menjadi 7,52%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 6 Mei'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 5 Mei'20 (%)

Yield 6 Mei'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 6 Mei'20 (%)

FR0081

5 tahun

7.462

7.523

6.10

7.5884

FR0082

10 tahun

8.017

8.073

5.60

8.0741

FR0080

15 tahun

8.146

8.139

-0.70

8.2157

FR0083

20 tahun

8.167

8.185

1.80

8.1881

Sumber: Refinitiv

Koreksi pasar obligasi bahkan terjadi ketika Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan ada upaya membeli sejumlah SBN di pasar perdana.

"Jumlah pembelian SBN di pasar perdana oleh BI untuk pembiayaan APBN 'above the line' diperkirakan maksimal sekitar Rp 125 triliun," kata Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI, Rabu (6/5/2020).

Dari rencana pembiayaan APBN Rp 1.439,8 triliun tersebut, rencana penerbitan SBN pada kuartal II-IV 2020 diperkirakan sebesar Rp Rp 856,8 triliun.

Selain itu, pada hari Rabu ini (6/5/2020) pemerintah melaksanakan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tambahan (Greenshoe Option) untuk seri PBS002 dan PBS026 melalui sistem lelang BI. Total penawaran yang masuk sebesar Rp 2.275 triliun dan dimenangkan semua oleh pemerintah.

Pelemahan pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) juga turun. Indeks tersebut koreksi 0,97 poin (0,37%) menjadi 263,74 dari posisi kemarin 264,71.

Koreksi di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan penguatan rupiah di pasar valas. Pada hari Rabu ini (4/5/2020), rupiah menguat 0,33% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 14.980/US$ di pasar spot.

 

Obligasi RI Jadi Yang Terburuk

Turunnya harga SUN tidak senada dengan penguatan di pasar surat utang pemerintah negara maju dan berkembang lainnya, kendati bervariatif. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN tenor 10 tahun menjadi yang terburuk.

Dari pasar surat utang negara maju dan berkembang terpantau bervariatif, yang kesemuanya mencatatkan variatif tingkat yield.  Sementara surat utang negara yang paling menguat yaitu Brasil, yang mengalami penurunan tingkat yield 6,00 basis poin (bps).

Hal tersebut mencerminkan investor global masih enggan untuk masuk ke aset pendapatan tetap (fixed income) atau obligasi pemerintah Indonesia di tengah kekhawatiran yang tak kunjung reda akibat pandemi virus corona yang terus mengikis kepercayaan investor.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 5 Mei'20 (%)

Yield 6 Mei'20 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

7.7

7.64

-6.00

China (A+)

2.56

2.553

-0.70

Jerman (AAA)

-0.541

-0.557

-1.60

Prancis (AA)

-0.043

-0.047

-0.40

Inggris Raya (AA)

0.233

0.218

-1.50

India (BBB-)

6.074

6.028

-4.60

Jepang (A)

-0.015

-0.015

0.00

Malaysia (A-)

2.793

2.797

0.40

Filipina (BBB)

3.311

3.36

4.90

Rusia (BBB)

6.08

6.09

1.00

Singapura (AAA)

0.891

0.932

4.10

Thailand (BBB+)

1.16

1.15

-1.00

Amerika Serikat (AAA)

0.67

0.679

0.90

Afrika Selatan (BB+)

9.935

9.895

-4.00

Sumber: Refinitiv

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

 




(har/har) Next Article Stimulus & Capital Inflow, Obligasi RI Sepekan Terapresiasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular