Tak Jadi di Pasar Saham, Profit Taking Landa Obligasi RI

Haryanto, CNBC Indonesia
05 June 2020 17:10
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada hari Jumat ini (5/6/2020) terkoreksi setelah penguatan signifikan dalam dua hari terakhir. Penurunan ini bahkan terjadi ketika Gubernur BI mengatakan adanya aliran modal asing ke pasar SBN.

Sebelumnya pada hari Rabu (3/5) obligasi pemerintah tenor 10 tahun menguat 6,23% dengan penurunan yield sebesar 45,00 bps. Sementara Kamis kemarin (4/5) harga obligasi juga menguat 3,15% dengan penurunan yield 22,10 bps.

Pada perdagangan hari ini, data Refinitiv menunjukkan koreksi harga surat utang negara (SUN) tercermin dari dua seri acuan (benchmark). Kedua seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun dan FR0082 bertenor 10 tahun, sementara FR0080 bertenor 15 tahun danFR0083 bertenor 20 tahun justru mengalami penguatan.

Seri acuan yang paling melemah hari ini adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 15,10 basis poin (bps) menjadi 6,654%Sementara yang paling menguat adalah FR0080 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield 0,20 bps. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.



Yield
Obligasi Negara Acuan 5 Juni'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 4 Juni'20 (%)

Yield 5 Juni'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 5 Juni'20 (%)

FR0081

5 tahun

6.503

6.654

15.10

6.6774

FR0082

10 tahun

7.005

7.074

6.90

7.0846

FR0080

15 tahun

7.539

7.537

-0.20

7.6124

FR0083

20 tahun

7.545

7.544

-0.10

7.5398

Sumber: Refinitiv

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan kabar gembira terkait derasnya aliran modal asing ke Indonesia dalam siaran pers hari ini, Jumat (5/6/2020).

Inflow tersebut terjadi dengan intensitas cukup sering di tengah confidence alias keyakinan investor terhadap kondisi ekonomi Indonesia.

"Itu terbukti, dari inflow masuk khususnya ke SBN [Surat Berharga Negara]. Sejak pekan kedua Mei, terus terjadi inflow."

"Inflow ke SBN mencapai Rp 2,97 triliun di pekan kedua, kemudian pekan ketiga Rp 6,15 triliun dan pekan keempat Rp 2,54 triliun. Sedangkan di awal Juni 2020 Rp 7,01 triliun," Papar Perry dalam media briefing, Jumat (5/6/2020).



Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) yang juga menurun. Indeks tersebut turun 0,56 poin (0,20%) menjadi 276,67 dari posisi kemarin 277,23.

Pelemahan di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan penguatan rupiah di pasar valas. Pada hari Jumat ini (5/6/2020), Rupiah menguat 1,49% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 13.850/US$ di pasar spot.

 

Obligasi RI Terburuk Kelima
Koreksi harga SUN senada dengan pelemahan di pasar surat utang pemerintah negara maju dan berkembang lainnya, kendati bervariatif. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN tenor 10 tahun menjadi yang terburuk kelima.

Dari pasar surat utang negara maju dan berkembang terpantau melemah, yang kesemuanya hampir mencatatkan kenaikan tingkat yield, kendati bervariatif.  Surat utang negara yang paling melemah yaitu Afrika Selatan, yang mengalami kenaikan tingkat yield sebesar 11,00 basis poin (bps).

Hal tersebut mencerminkan investor global sedikit menjauh atau membuang aset pendapatan tetap (fixed income) Tanah Air dan masuk ke aset berisiko seperti saham.

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang 

Negara

Yield 4 Juni'20 (%)

Yield 5 Juni'20 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

6.7

6.8

10.00

China (A+)

2.85

2.875

2.50

Jerman (AAA)

-0.35

-0.312

3.80

Prancis (AA)

0.012

-0.001

-1.30

Inggris Raya (AA)

0.268

0.322

5.40

India (BBB-)

5.8

5.826

2.60

Jepang (A)

0.031

0.041

1.00

Malaysia (A-)

3.021

3.048

2.70

Filipina (BBB)

3.302

3.285

-1.70

Rusia (BBB)

5.6

5.62

2.00

Singapura (AAA)

0.957

1.043

8.60

Thailand (BBB+)

1.34

1.35

1.00

Amerika Serikat (AAA)

0.7475

0.8452

9.77

Afrika Selatan (BB+)

8.68

8.79

11.00

Sumber: Refinitiv

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har) Next Article Corona Terjang Ekspor Impor, Harga Obligasi RI Tak Berdaya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular