Takut Ada Resesi, Pasar Obligasi RI Ikut Goyah

Market - Haryanto, CNBC Indonesia
23 June 2020 17:12
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada hari Selasa ini (23/6/2020) bergerak variatif  di tengah beragam sentimen mulai dari kekhawatiran gelombang kedua serangan virus corona hingga optimisme pemulihan ekonomi.

Investor pada hari ini cenderung wait and see untuk masuk pasar obligasi dan  aset berisiko di tengah kekhawatiran penyebaran pandemi Covid-19 dan tensi perang dagang antara AS dengan china. Oleh karena itu, dalam situasi ketidakpastian ekonomi dan resesi, investor lebih memilih aset safe haven sebagai lindung nilai (hedging).

Data Refinitiv menunjukkan pelemahan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari dua seri acuan (benchmark). Kedua seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, sementara FR0080 bertenor 15 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun justru menguat.

Seri acuan yang paling melemah hari ini adalah FR0082 yang bertenor 10 tahun dengan kenaikan yield 3,30 basis poin (bps) menjadi 7,218%. Sementara seri acuan yang paling menguat yaitu FR0083 bertenor 20 tahun dengan penurunan yield 2,30 bps. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

Yield Obligasi Negara Acuan 23 Juni'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 22 Juni'20 (%)

Yield 23 Juni'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 23 Juni'20 (%)

FR0081

5 tahun

6.697

6.712

1.50

6.5472

FR0082

10 tahun

7.185

7.218

3.30

7.1549

FR0080

15 tahun

7.685

7.677

-0.80

7.5928

FR0083

20 tahun

7.700

7.677

-2.30

7.5966

Sumber: Refinitiv

 

Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tidak tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) justru menguat. Indeks tersebut naik 0,15 poin atau 0,06% menjadi 277,57 dari posisi kemarin 277,42.

Pelemahan di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan stagnasi rupiah di pasar valas. Pada hari Selasa ini (23/6/2020), Rupiah stagnan alias 0% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 14.110/US$ di pasar spot.

 

Obligasi RI Jadi Yang Terburuk Ketiga

Pelemahan harga SUN senada dengan pelemahan di pasar surat utang pemerintah negara maju dan berkembang lainnya, kendati bervariatif. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN tenor 10 tahun menjadi yang terburuk ketiga.

Dari pasar surat utang negara maju dan berkembang terpantau melemah, yang kesemuanya hampir mencatatkan kenaikan tingkat yield, kendati bervariatif.  Surat utang negara yang paling melemah yaitu Rusia, yang mengalami kenaikan tingkat yield sebesar 7,00 basis poin (bps). Sementara yang paling menguat yaitu surat utang negara Afrika Selatan dengan penurunan tingkat yield 3,50 bps.

Hal tersebut mencerminkan investor global menahan diri atau wait and see untuk masuk aset pendapatan tetap (fixed income) Tanah Air di tengah lonjakan kasus terinfeksi virus dan lebih memilih aset safe haven.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 22 Juni'20 (%)

Yield 23 Juni'20 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

6.86

6.91

5.00

China (A+)

2.933

2.947

1.40

Jerman (AAA)

-0.424

-0.426

-0.20

Prancis (AA)

-0.097

-0.107

-1.00

Inggris Raya (AA)

0.22

0.206

-1.40

India (BBB-)

5.88

5.906

2.60

Jepang (A)

0.012

0.014

0.20

Malaysia (A-)

3.062

3.056

-0.60

Filipina (BBB)

3.441

3.441

0.00

Rusia (BBB)

5.58

5.65

7.00

Singapura (AAA)

0.908

0.934

2.60

Thailand (BBB+)

1.265

1.25

-1.50

Amerika Serikat (AAA)

0.7

0.71

1.00

Afrika Selatan (BB+)

9.3

9.265

-3.50

Sumber: Refinitiv

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Corona Terjang Ekspor Impor, Harga Obligasi RI Tak Berdaya


(har/hps)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading