
Pasar Obligasi RI Tertekan saat Rupiah Perkasa

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada hari ini, Rabu (29/4/2020), kembali melemah. Koreksi harga obligasi pemerintah hari ini menjikan surat utang pemerintah Indonesia berkinerja terburuk dibandingkan obligasi beberapa negara lainnya.
Hal ini tercermin dari penguatan bursa saham Tanah Air pada penutupan perdagangan Rabu (29/4/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 37,77 poin atau 0,83% ke level 4.567,32.
Rencana sejumlah negara membuka kembali aktivitas bisnis negara membuat investor mulai berani masuk ke aset berisiko, sehingga investor sedikit menjauhi aset pendapatan tetap seperti obligasi dan bergegas masuk pasar saham yang lebih likuid dibanding obligasi.
Sementara terkait hasil lelang Selasa kemarin, pemerintah memutuskan untuk mengambil Rp 16,62 triliun atau di bawah target indikatif yang sebesar Rp 20 triliun.
Oleh karena itu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan pemerintah membuka opsi lelang tambahan atau greenshoe option. Harga tidak berubah, sama seperti lelang perdana.
Penurunan dalam harga obligasi pemerintah hari ini tidak senada dengan penguatan yang terjadi di pasar surat utang negara maju dan berkembang lainnya, yang kesemuanya mencatatkan penurunan yield, kecuali Filipina.
Data Refinitiv menunjukkan pelemahan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari empat seri acuan (benchmark). Keempat seri tersebut adalah FR081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun dan FR0080 bertenor 15 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling melemah hari ini adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 19,3 basis poin (bps) menjadi 7,61%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Yield Obligasi Negara Acuan 29 April 2020
Seri | Jatuh tempo | Yield 28 Apr'20 (%) | Yield 29 Apr'20 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar PHEI 29 Apr'20 (%) |
FR0081 | 5 tahun | 7.417 | 7.61 | 19.30 | 7.4500 |
FR0082 | 10 tahun | 7.993 | 8.095 | 10.20 | 8.0114 |
FR0080 | 15 tahun | 8.027 | 8.084 | 5.70 | 8.0847 |
FR0083 | 20 tahun | 8.044 | 8.068 | 2.40 | 8.1164 |
Sumber: Refinitiv
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) juga turun. Indeks tersebut turun 0,19 poin (0,07%) menjadi 265,11 dari posisi kemarin 265,30.
Pelemahan di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan penguatan rupiah di pasar valas. Pada hari Rabu ini (29/4/2020), Rupiah menguat 0,78% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 15.260/US$ di pasar spot.
Obligasi RI Jadi Yang Terburuk
Penurunan harga SUN tidak senada dengan penguatan di pasar surat utang pemerintah negara maju dan berkembang lainnya. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN tenor 10 tahun menjadi yang terburuk.
Dari pasar surat utang negara maju dan berkembang terpantau menguat, yang kesemuanya mencatatkan penurunan tingkat yield, kecuali Filipina. Sementara surat utang negara yang paling menguat yaitu Brasil, yang mengalami penurunan tingkat yield 77 basis poin (bps).
Hal tersebut mencerminkan investor global menjauhi atau enggan masuk ke aset pendapatan tetap (fixed income) atau obligasi pemerintah Indonesia.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara | Yield 28 Apr'20 (%) | Yield 29 Apr'20 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil (BB-) | 8.49 | 7.72 | -77.00 |
China (A+) | 2.518 | 2.503 | -1.50 |
Jerman (AAA) | -0.442 | -0.479 | -3.70 |
Prancis (AA) | 0.026 | -0.004 | -3.00 |
Inggris Raya (AA) | 0.308 | 0.278 | -3.00 |
India (BBB-) | 6.138 | 6.124 | -1.40 |
Jepang (A) | -0.043 | -0.045 | -0.20 |
Malaysia (A-) | 2.893 | 2.89 | -0.30 |
Filipina (BBB) | 3.442 | 3.464 | 2.20 |
Rusia (BBB) | 6.12 | 6.11 | -1.00 |
Singapura (AAA) | 1.005 | 0.946 | -5.90 |
Thailand (BBB+) | 1.26 | 1.24 | -2.00 |
Amerika Serikat (AAA) | 0.662 | 0.602 | -6.00 |
Afrika Selatan (BB+) | 10.915 | 10.59 | -32.50 |
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Corona Terjang Ekspor Impor, Harga Obligasi RI Tak Berdaya