Sepekan Drop 13%, Harga Batu Bara Sentuh Level Terendah 2016

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
06 April 2020 12:40
Sepekan Drop 13%, Harga Batu Bara Sentuh Level Terendah 2016
Foto: Batu Bara (REUTERS/Jason Lee)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sepekan lalu, harga batu bara ditutup anjlok signifikan seiring dengan semakin murahnya harga gas alam cair (LNG) dan tekanan untuk beralih dari batu bara ke sumber energi ramah lingkungan.

Menutup akhir pekan lalu Jumat (3/4/2020), berdasarkan data Refinitiv, harga batu bara kontrak futures Newcastle dibanderol US$ 62,5/ton menandai harga terlemah sejak 13 Juli 2016. Dalam sepekan lalu, harga batu bara telah anjlok signifikan sebesar 13% (week on week/wow).



Harga batu bara memang cenderung lebih stabil jika dibandingkan dengan harga komoditas lain seperti minyak mentah pada kuartal pertama tahun 2020.

Namun saat ini, harga batu bara terutama batu bara termal yang banyak digunakan di Korea Selatan, Jepang dan Taiwan juga terancam mengalami koreksi yang dalam.

Pasalnya, harga gas alam cair atau LNG sudah sangat murah. Harga LNG yang drop akan membuat orang beralih dari batu bara ke gas (coal to gas switch). Harga LNG Spot pada 3 April lalu sudah berada di US$ 2,3/juta British Thermal Unit (mmBtu). Harga LNG telah ambles 59% terhitung sejak pertengahan Oktober tahun lalu ketika harga mencapai US$ 6,8/mmBtu.

Jika mengacu pada data historis, kalkulasi batas bawah harga untuk membuat Jepang beralih dari batu bara ke gas adalah US$ 4,76/mmBtu dan US$ 6,61/mmBtu di Korea Selatan. Namun saat ini harga sudah berada di bawah batas ambang tersebut.



Secara teori, perusahaan utilitas Jepang dan Korea Selatan sekarang harusnya sudah mulai merencanakan untuk menggunakan lebih banyak LNG dan lebih sedikit batu bara. Namun hal ini belum terjadi jika melihat data perdagangan beberapa waktu terakhir.

Jepang, pembeli LNG terbesar dunia, mengimpor 6,67 juta ton pada Maret, turun dari 7,18 juta pada Februari dan 7,06 juta pada Maret tahun lalu, menurut data pelacakan kapal yang dikumpulkan oleh Refinitiv.

Korea Selatan, pembeli terbesar ketiga setelah China, mengimpor 3,83 juta ton pada Maret tahun ini, turun dari 4,42 juta pada Februari, tetapi sedikit lebih tinggi dari 3,28 juta pada Maret 2019.

Penurunan impor untuk LNG di kedua negara tersebut terjadi akibat ancaman perlambatan ekonomi karena wabah virus corona dan selesainya periode puncak permintaan musim dingin.

Jika utilitas Jepang dan Korea Selatan mulai beralih dari batu bara ke LNG, maka harga LNG tidak mungkin drop seperti sekarang ini.

Namun, peralihan dari batu bara akan menyebabkan penurunan harga karena permintaan akan turun, dan batu bara termal mungkin akhirnya akan bergabung dengan komoditas lain yang merasakan dampak dari pandemi virus corona.



[Gambas:Video CNBC]



Di sisi lain, di tengah murahnya harga LNG, sentimen negatif juga datang dari investor yang dilayangkan kepada manajemen Bank Mizuho.

Para investor berencana mendukung gerakan pemegang saham untuk mendesak bank memotong pinjaman untuk batu bara dan bahan bakar fosil lainnya, melansir Reuters.

Sebelum pertemuan umum tahunan Mizuho pada Juni mendatang, dana pensiun terbesar dan perusahaan asuransi jiwa Norwegia, Kommunal Landspensjonskasse (KLP), Storebrand ASA dan MP Pension Denmark (pemegang saham Mizuho) mengatakan mereka akan mendukung resolusi perubahan iklim pertama Jepang.

Ini menandai pertama kalinya sebuah perusahaan publik Jepang menghadapi resolusi perubahan iklim pemegang saham.

Mereka ini hanya mewakili sebagian kecil dari kepemilikan saham di Bank Mizuho. Dukungan mereka untuk resolusi yang dibawa oleh Kiko Network, sebuah kelompok aktivis dan pemegang saham di bank.


Dukungan investor semakin menambah tekanan pada bank, yang telah memperketat kebijakan pinjamannya tetapi masih mendapat kritik lantaran dinilai masih kurang ketat.

"Saat kami menunggu kebijakan ketat yang baru terkait [pinjaman] sektor batu bara dan bahan bakar fosil dari Mizuho, ​​kami tanpa ragu akan mendukung resolusi pemegang saham berbasis perubahan iklim baru ... pada pertemuan umum tahunan tahun ini," kata Jeanett Bergan, kepala Investasi di KLP, yang memiliki lebih dari US$ 80 miliar aset kelolaan.

Resolusi yang dikirim ke manajemen Mizuho bulan lalu meminta bank untuk menguraikan rencana dan menetapkan target sehingga praktik bisnisnya lebih sesuai dengan Perjanjian Paris, pakta global untuk memerangi perubahan iklim.

Resolusi pemegang saham serupa telah berhasil membuat bank berhenti membiayai batu bara dan bahan bakar fosil lainnya. Pembuat kebijakan dan regulator juga menekan perusahaan keuangan untuk berbuat lebih banyak untuk mempercepat transformasi ekonomi rendah karbon

KLP mendesak pemegang saham lain untuk mendukung resolusi "karena kita membutuhkan urgensi global gaya COVID-19 untuk mengatasi krisis iklim yang terlihat jelas," kata Bergan.

Di Storebrand, yang memilik aset kelolaan sekitar US$ 80 miliar, analis investasi berkelanjutan Andreas Bjorbak Alnas mengatakan fund manager akan mendukung resolusi tersebut.

MP Pension, yang mengelola US$ 18 miliar dan juga melakukan divestasi perusahaan minyak besar pada bulan September, juga mendukung resolusi tersebut, kata Chief Investment Officer Anders Schelde.

Kiko Network dan organisasi nirlaba lainnya menggambarkan Mizuho sebagai pemberi pinjaman terbesar di dunia bagi pengembang pembangkit listrik tenaga batu bara. Mizuho sebelumnya menolak untuk mengomentari pinjamannya kepada perusahaan-perusahaan batu bara dan mengkonfirmasi telah menerima resolusi.

Jepang adalah satu-satunya ekonomi industri besar yang memperluas penggunaan batu bara, yang dilanda bencana nuklir Fukushima pada 2011 yang menyebabkan penutupan sebagian besar reaktor negara itu yang pernah memasok sekitar sepertiga listrik di ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.




TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg) Next Article Harga Batu Bara Kok Makin Merosot Ya...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular