Rupiah & IHSG Memang Menguat, Tapi Ingat Kondisi Masih Gawat!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 March 2020 16:20
Corona Menggila, Awas Resesi!
Foto: Memakai Masker, Antisipasi Masuknya Virus Corona ke Indonesia. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Ke depan, sulit untuk berharap penguatan ini berkesinambungan (sustainable). Pasalnya, ada risiko besar yang siap membuat IHSG dan rupiah kembali terjungkal ke zona merah.

Risiko pertama adalah penyebaran virus corona yang semakin masif. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 15:33 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia adalah 114.457. Korban jiwa semakin bertambah menjadi 4.026.


Penyebaran di China, asal-muasal virus corona, semakin menurun. Kemarin, kasus baru yang terkonfirmasi di Negeri Tirai Bambu adalah 19. Sementara rasio pasien yang sembuh meningkat menjadi 74,2%.

Namun di luar China yang terjadi adalah sebaliknya. Semakin banyak negara yang melaporkan kasus corona. Kemarin, ada 3.498 kasus baru di luar Negeri Panda, tertinggi di Italia yaitu 1.807 kasus. Kini kasus corona di Negeri Pizza mencapai 9.172, tertinggi di luar China.



Mulai hari ini, pemerintah Italia memberlakukan karantina yang berlaku di seluruh wilayah. Sebelumnya, 'penguncian' (lockdown) hanya berlaku di wilayah Lombardy dan 14 provinsi lainnya.

"Keputusan terbaik saat ini adalah diam di rumah. Masa depan Italia ada di tangan kita. Tangan ini lebih bertanggung jawab dibandingkan saat-saat sebelumnya," kata Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte, seperti dikutip dari Reuters.


Sampai 3 April, penduduk Italia yang berjumlah sekira 60 juta hanya boleh bepergian untuk bekerja dan alasan medis yang mendesak. Seluruh sekolah dan kampus diliburkan.

Italia, negeri indah bertabur bangunan megah dari masa lampau yang biasa dibanjiri turis dari berbagai penjuru bumi, kini sepi. Ketakutan akibat virus corona membuat sektor pariwisata Italia terpukul, padahal sektor ini menyumbang sekitar 14% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Masalahnya, situasi ini tidak cuma terjadi di Italia. Bukan juga cuma sektor pariwisata yang terpukul, tetapi juga manufaktur karena pabrik-pabrik banyak yang ditutup untuk mencegah penularan virus di antara pekerja.

Salah satunya adalah yang menimpa Boeing, raksasa industri aviasi dunia asal AS. Seorang pekerja di pabrik Washington positif mengidap virus corona. "Sebagai langkah pencegahan, kami meminta mereka yang bekerja bersama sang pasien untuk tetap di rumah dan melakukan karantina swadaya (self-quarantine)," sebut keterangan tertulis Boeing.

Gangguan-gangguan semacam ini dialami oleh banyak di sektor industri di banyak negara. Jika diakumulasikan, maka hasilnya adalah perlambatan ekonomi global. Bahkan risiko resesi tidak bisa dikesampingkan.



(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular