
Tangkal Corona Pakai Suku Bunga? Maaf, Rasanya Salah Alamat
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 March 2020 06:03

Masalahnya, dampak ekonomi virus corona bukan memukul sisi permintaan (demand) tetapi pasokan (supply). Seperti sudah disinggung sebelumnya, penyebaran virus corona menyebabkan hilangnya peredaran barang (atau minimal langka) karena pabrik-pabrik berhenti berproduksi.
Jadi kalau bank sentral mencoba mendorong permintaan kredit agar perekonomian tidak terlalu merasakan dampak virus corona, nyuwun sewu, sepertinya salah alamat. Buat apa permintaan tinggi kalau barangnya tidak ada?
"Kami menyadari bahwa penurunan suku bunga acuan tidak akan menurunkan tingkat penularan (virus corona). Penurunan suku bunga acuan juga tidak akan memperbaiki rantai pasok," demikian diakui oleh Ketua The Fed Jerome 'Jay' Powell dalam jumpa pers usai hasil rapat terakhir, sebagaimana diwartakan Reuters.
Ambil contoh di Indonesia. Perekonomian terbesar di Asia Tenggara tersebut punya ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pasokan bawang putih dari China.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang 2019 nilai impor bawang putih Indonesia tercatat US$ 529,96 juta. Naik 6,57% dibandingkan 2018.
Sayangnya, impor bawang putih Indonesia pada 2019 seluruhnya datang dari China. Pada 2018, masih ada impor dari negara-negara lain meski China unggul jauh.
Sekarang masalahnya 'pusat gempa' dari virus corona ada di China. Perlambatan aktivitas ekonomi di sana tentu mempengaruhi pengiriman berbagai produk, termasuk bawang putih.
Akibatnya, bawang putih jadi langka di Tanah Air. Kelangkaan membuat harganya melambung dan memberi kontribusi besar terhadap inflasi.
Pada Februari, inflasi Indonesia adalah 0,28% secara month-on-month (MoM). Dari angka tersebut, andil bawang putih mencapai 0,09%, terbesar di antara seluruh barang di keranjang Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional.
Apakah penurunan suku bunga acuan bisa membuat pasokan bawang putih kembali normal? Apakah penurunan BI 7 day reverse repo rate bisa membuat stok bawang putih melimpah-ruah sehingga tidak terjadi kelangkaan?
Amat sangat hebat sekali kalau bisa mah. Keajaiban dunia bertambah satu.
(aji/sef)
Jadi kalau bank sentral mencoba mendorong permintaan kredit agar perekonomian tidak terlalu merasakan dampak virus corona, nyuwun sewu, sepertinya salah alamat. Buat apa permintaan tinggi kalau barangnya tidak ada?
"Kami menyadari bahwa penurunan suku bunga acuan tidak akan menurunkan tingkat penularan (virus corona). Penurunan suku bunga acuan juga tidak akan memperbaiki rantai pasok," demikian diakui oleh Ketua The Fed Jerome 'Jay' Powell dalam jumpa pers usai hasil rapat terakhir, sebagaimana diwartakan Reuters.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang 2019 nilai impor bawang putih Indonesia tercatat US$ 529,96 juta. Naik 6,57% dibandingkan 2018.
Sayangnya, impor bawang putih Indonesia pada 2019 seluruhnya datang dari China. Pada 2018, masih ada impor dari negara-negara lain meski China unggul jauh.
Sekarang masalahnya 'pusat gempa' dari virus corona ada di China. Perlambatan aktivitas ekonomi di sana tentu mempengaruhi pengiriman berbagai produk, termasuk bawang putih.
Akibatnya, bawang putih jadi langka di Tanah Air. Kelangkaan membuat harganya melambung dan memberi kontribusi besar terhadap inflasi.
Pada Februari, inflasi Indonesia adalah 0,28% secara month-on-month (MoM). Dari angka tersebut, andil bawang putih mencapai 0,09%, terbesar di antara seluruh barang di keranjang Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional.
Apakah penurunan suku bunga acuan bisa membuat pasokan bawang putih kembali normal? Apakah penurunan BI 7 day reverse repo rate bisa membuat stok bawang putih melimpah-ruah sehingga tidak terjadi kelangkaan?
Amat sangat hebat sekali kalau bisa mah. Keajaiban dunia bertambah satu.
(aji/sef)
Next Page
Tak Ada Solusi Instan
Pages
Most Popular