
Setor Rp 329 M Lewat Saham Baru, Grup FKS Agro Masuk di AISA
tahir saleh, CNBC Indonesia
03 March 2020 11:39

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), produsen makanan ringan Taro, akan segera mengeksekusi rencana penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Private placement ini akan dilakukan pada Senin 9 Maret dan pencatatan saham baru PMTHMETD dijadwalkan pada Selasa 10 Maret dan pemberitahuan hasil pelaksanaan private placement pada 11 Maret.
Berdasarkan pengumuman di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa ini (3/3/2020), perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1.568.900.000 saham (1,56 miliar saham baru) atau setara dengan 32,77% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp 200/saham.
Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 210/saham, di atas harga saham AISA sebelum disuspensi yakni Rp 168/saham.
Dengan demikian, dana segar yang akan diperoleh dari aksi korporasi ini mencapai Rp 329,47 miliar yang akan digunakan untuk membayar utang dan membiayai modal kerja perusahaan.
Siapa pembeli saham baru AISA ini? Menariknya, private placement atas saham baru ini akan diserap investor baru yakni PT Pangan Sejahtera Investema, yang merupakan anak usaha dari PT FKS Food And Ingredients, perusahaan yang sahamnya dikendalikan FKS Food & Agri Pte Ltd, asal Singapura. Grup FKS juga memiliki anak usaha di bidang perikanan yang tercatat di BEI yakni PT FKS Multi Agro Tbk (FISH).
"Dengan pelaksanaan private placement, maka jumlah modal dan disetor perusahaan yang semula sebanyak 3.218.600.000 saham, akan menjadi sebanyak 4.787.500.000 saham," tulis pengumuman manajemen AISA.
Aksi korporasi ini sudah mendapatkan restu pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Jumat 9 Agustus 2019.
Kendati demikian, AISA tengah mendapat sentimen negatif lantaran masih masuk dalam daftar perusahaan yang berpotensi dihapuskan pencatatannya (delisting) oleh BEI. Laporan keuangan perseroan selama dua tahun berturut-turut mendapatkan catatan Opini Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer) dari akuntan.
Manajemen perusahaan dalam keterbukaan informasinya yang disampaikan ke BEI mengemukakan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan lapkeu perseroan disclaimer.
"Berdasarkan opini yang disampaikan oleh auditor pada masing-masing Laporan Keuangan Tahun 2017 (disajikan ulang/restated) dan laporan keuangan tahunan 2018, perseroan memahami bahwa hal-hal berikut merupakan penyebab timbulnya opini 'tidak menyatakan pendapat'," tulis manajemen perusahaan, dikutip CNBC Indonesia, Senin (24/2/2020).
"Terkait hal ini perseroan telah melakukan upaya-upaya strategis untuk mempertahankan kelangsungan usaha perseroan dan manajemen meyakini bahwa upaya-upaya tersebut adalah upaya terbaik yang saat ini dapat ditempuh untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi perseroan," demikian tanggapan AISA.
Adapun BEI kembali memperpanjang penghentian perdagangan saham (suspensi) AISA pada Senin 17 Februari 2020 hingga pengumuman lebih lanjut. Perpanjangan suspensi ini dilakukan sebab laporan keuangan audit perusahaan memperoleh opini disclaimer sebanyak 2 kali berturut-turut atau sebanyak 1 kali Opini Tidak Wajar (Adverse).
Dengan demikian, suspensi ini terus berlanjut setidaknya hampir 2 tahun lamanya. Sebelumnya, AISA terancam dihapuskan pencatatan sahamnya di BEI pada tahun ini.
Pasalnya, saham perusahaan produsen makanan ringan Taro ini, telah dihentikan perdagangannya selama 15 bulan sejak tahun 2018. Maksimal suspensi satu emiten ialah 24 bulan sehingga batas waktu AISA ialah 5 Juli 2020.
(tas/hps) Next Article Mengagetkan! Terancam Didepak, Tiga Pilar Cetak Laba Rp 1,1 T
Private placement ini akan dilakukan pada Senin 9 Maret dan pencatatan saham baru PMTHMETD dijadwalkan pada Selasa 10 Maret dan pemberitahuan hasil pelaksanaan private placement pada 11 Maret.
Berdasarkan pengumuman di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa ini (3/3/2020), perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1.568.900.000 saham (1,56 miliar saham baru) atau setara dengan 32,77% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp 200/saham.
Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 210/saham, di atas harga saham AISA sebelum disuspensi yakni Rp 168/saham.
Dengan demikian, dana segar yang akan diperoleh dari aksi korporasi ini mencapai Rp 329,47 miliar yang akan digunakan untuk membayar utang dan membiayai modal kerja perusahaan.
Siapa pembeli saham baru AISA ini? Menariknya, private placement atas saham baru ini akan diserap investor baru yakni PT Pangan Sejahtera Investema, yang merupakan anak usaha dari PT FKS Food And Ingredients, perusahaan yang sahamnya dikendalikan FKS Food & Agri Pte Ltd, asal Singapura. Grup FKS juga memiliki anak usaha di bidang perikanan yang tercatat di BEI yakni PT FKS Multi Agro Tbk (FISH).
"Dengan pelaksanaan private placement, maka jumlah modal dan disetor perusahaan yang semula sebanyak 3.218.600.000 saham, akan menjadi sebanyak 4.787.500.000 saham," tulis pengumuman manajemen AISA.
Aksi korporasi ini sudah mendapatkan restu pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Jumat 9 Agustus 2019.
Kendati demikian, AISA tengah mendapat sentimen negatif lantaran masih masuk dalam daftar perusahaan yang berpotensi dihapuskan pencatatannya (delisting) oleh BEI. Laporan keuangan perseroan selama dua tahun berturut-turut mendapatkan catatan Opini Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer) dari akuntan.
Manajemen perusahaan dalam keterbukaan informasinya yang disampaikan ke BEI mengemukakan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan lapkeu perseroan disclaimer.
"Berdasarkan opini yang disampaikan oleh auditor pada masing-masing Laporan Keuangan Tahun 2017 (disajikan ulang/restated) dan laporan keuangan tahunan 2018, perseroan memahami bahwa hal-hal berikut merupakan penyebab timbulnya opini 'tidak menyatakan pendapat'," tulis manajemen perusahaan, dikutip CNBC Indonesia, Senin (24/2/2020).
"Terkait hal ini perseroan telah melakukan upaya-upaya strategis untuk mempertahankan kelangsungan usaha perseroan dan manajemen meyakini bahwa upaya-upaya tersebut adalah upaya terbaik yang saat ini dapat ditempuh untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi perseroan," demikian tanggapan AISA.
Adapun BEI kembali memperpanjang penghentian perdagangan saham (suspensi) AISA pada Senin 17 Februari 2020 hingga pengumuman lebih lanjut. Perpanjangan suspensi ini dilakukan sebab laporan keuangan audit perusahaan memperoleh opini disclaimer sebanyak 2 kali berturut-turut atau sebanyak 1 kali Opini Tidak Wajar (Adverse).
Dengan demikian, suspensi ini terus berlanjut setidaknya hampir 2 tahun lamanya. Sebelumnya, AISA terancam dihapuskan pencatatan sahamnya di BEI pada tahun ini.
Pasalnya, saham perusahaan produsen makanan ringan Taro ini, telah dihentikan perdagangannya selama 15 bulan sejak tahun 2018. Maksimal suspensi satu emiten ialah 24 bulan sehingga batas waktu AISA ialah 5 Juli 2020.
(tas/hps) Next Article Mengagetkan! Terancam Didepak, Tiga Pilar Cetak Laba Rp 1,1 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular