
BI: Banyak Investor Tarik Dana dan Pindahkan ke Emas
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
02 March 2020 15:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan tekanan di pasar keuangan global memang tengah terjadi dan tidak ringan. Hal ini dipacu oleh semakin meluasnya negara yang terjangkit Covid-19 atau virus corona.
"Ada tekanan di pasar keuangan global dengan menurunnya Indeks Harga Saham di berbagai pasar utama, kemudian yield US Treasury juga menurun juga sejumlah mata uang mengalami tekanan," tuturnya di Kantor BI, Senin (2/3/2020).
Menurutnya, banyak yang menarik dananya dan memindahkan dalam bentuk cash maupun investasi di emas.
Hal ini berpengaruh ke Indonesia. Untuk itu, koordinasi terus dilakukan.
"Di Indonesia, koordinasi dilakukan secara kuat. Stabilisasi ekonomi dan pasar keuangan termasuk nilai tukar terus dilakukan. Serta dampak Covid-19 juga diambil langkah antisipasinya," terang Perry.
BI melihat dari berbagai data-data yang dipantau, intensitas Covid0-19 di Tiongkok sudah mulai berkurang. Bank sentral melihat Covid-19 di China sudah melewati puncaknya.
"Namun yang jadi isu bahwa Covid-19 ini mulai menyebar ke berbagai negara. Ini memunculkan ketidakpastian keuangan," tuturnya.
Karena adanya ketidakpastian, Perry mengatakan premi risiko di pasar keuangan jadi tinggi. Sehingga, investor menarik dananya.
"Investor tarik dana di pasar keuangan di berbagai negara, baik maju maupun negara berkembang tak terkecuali di RI," kata Perry.
"Mereka tarik, jual tunai dan masukkan ke emas. Ini kemudian jadi tekanan di pasar keuangan global hampir di semua negara," tegas Perry.
(dru) Next Article BI Juga Turunkan GWM Rupiah 50 Bps & Perluas Underlying DNDF
"Ada tekanan di pasar keuangan global dengan menurunnya Indeks Harga Saham di berbagai pasar utama, kemudian yield US Treasury juga menurun juga sejumlah mata uang mengalami tekanan," tuturnya di Kantor BI, Senin (2/3/2020).
Menurutnya, banyak yang menarik dananya dan memindahkan dalam bentuk cash maupun investasi di emas.
![]() |
"Di Indonesia, koordinasi dilakukan secara kuat. Stabilisasi ekonomi dan pasar keuangan termasuk nilai tukar terus dilakukan. Serta dampak Covid-19 juga diambil langkah antisipasinya," terang Perry.
BI melihat dari berbagai data-data yang dipantau, intensitas Covid0-19 di Tiongkok sudah mulai berkurang. Bank sentral melihat Covid-19 di China sudah melewati puncaknya.
Karena adanya ketidakpastian, Perry mengatakan premi risiko di pasar keuangan jadi tinggi. Sehingga, investor menarik dananya.
"Investor tarik dana di pasar keuangan di berbagai negara, baik maju maupun negara berkembang tak terkecuali di RI," kata Perry.
"Mereka tarik, jual tunai dan masukkan ke emas. Ini kemudian jadi tekanan di pasar keuangan global hampir di semua negara," tegas Perry.
(dru) Next Article BI Juga Turunkan GWM Rupiah 50 Bps & Perluas Underlying DNDF
Most Popular