
Kemungkinan BI Masih Bantu Beri Utangan ke Pemerintah di 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan ada kemungkinan skema pembiayaan utang pemerintah melalui burden sharing akan berlanjut tahun depan. Terutama untuk burden sharing yang berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) II tertanggal 7 Juli 2020.
Hal ini disampaikan Perry setelah beberapa anggota Komisi XI DPR RI mempertanyakan kelanjutan bantuan BI dalam pembiayaan utang pemerintah akibat pandemi Covid-19.
Menurutnya, pemerintah dan BI sebelumnya sepakat bahwa skema burden sharing melalui SKB II ini hanya akan dilakukan tahun ini saja. Namun, sejalan dengan berkembangnya situasi maka kemungkinan akan dilanjutkan tahun depan jika semua anggaran belum terealisasikan.
"Untuk SKB II itu berkaitan pembelian secara langsung sudah disepakati berlaku tahun ini. Kemarin di Banggar, kalo tahun ini tidak direalisasikan semuanya yang plafon Rp 397 triliun itu bisa carry over tahun depan. Khusus jika realisasi tahun 2020 belum semua, itu bisa dilanjutkan," ujarnya di Ruang Rapat Komisi XI, Senin (28/9/2020).
Adapun SKB II ini disepakati BI bisa membeli Surat Berharga Negara (SBN) melalui private placement atau langsung ke pemerintah. Ini akan digunakan untuk pembiayaan utang yang untuk public good sebesar Rp 397 triliun dan untuk non public good Rp 177 triliun.
Dimana, dari jumlah Rp 397 triliun tersebut baru terealisasi pembiayaan dari BI sebesar Rp 183 triliun. Oleh karenanya, jika tidak bisa semua direalisasikan hari ini akan dilanjutkan tahun depan.
"Perlu waktu untuk realisasi anggaran dan kami bagaimana menggenjot lebih banyak realisasi anggaran jadi yang Rp 397 triliun Insyaallah bisa terus dilakukan," kata dia.
Sementara itu, yang non public good sebesar Rp 177 triliun baru terealisasikan Rp 44 triliun.
"Untuk tahun depan gimana kemarin kan sudah ada pembahasan baik di Banggar dan bu menteri sudah pembahasan dengan kami dan bu menteri sudah komunikasikan kepada public," jelasnya.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Quantitative Easing Versi BI Telah Banjiri Pasar Rp 662 T