
Belanja Negara Sudah Oke, Stimulusnya Kapan Nih?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 February 2020 11:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan menjadi stimulus bagi perekonomian nasional. Sepertinya janji itu mulai ditepati.
"Saya ingin kembali lagi menyampaikan, mengingatkan kepada seluruh K/L (Kementerian/Lembaga) agar belanja di bulan-bulan awal ini dipercepat. Terutama yang berkaitan dengan anggaran-anggaran modal, belanja modal. Sekali lagi agar belanjanya dipercepat, ini berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi," jelas Jokowi, bulan lalu.
Baca: Perintah Jokowi: Belanja Modal Digeber dari Awal 2020
Dalam laporan APBN Kita edisi Februari 2020 yang memaparkan realisasi bulan sebelumnya, terlihat bahwa belanja negara mengalami pertumbuhan. Belanja modal, yang ditekankan oleh Jokowi, tercatat Rp 1,86 triliun. Angka ini naik 12,59% dibandingkan Januari 2019.
Tidak hanya belanja modal, belanja barang pun naik. Pada Januari 2020, realisasi belanja barang adalah Rp 3,28 triliun atau naik 13,18% secara year-on-year (YoY).
Meski secara keseluruhan belanja turun 6,17% YoY, tetapi pos yang turun adalah pembayaran utang, bantuan sosial (bansos), hibah, dan belanja lain-lain. Pembayaran bunga utang turun seiring penguatan rupiah dan imbal hasil (yield) obligasi.
Secara YoY, rupiah menguat 2,29% pada akhir Januari 2020. Sementara yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun turun 140,6 basis poin (bps).
Kemudian belanja bansos turun karena efek basis tahunan yang tinggi. Harus diakui bahwa tahun lalu belanja bansos meningkat seiring tahun politik.
Jika performa belanja negara pada Januari bisa dipertahankan, atau bahkan ditingkatkan, maka kita boleh berharap konsumsi pemerintah akan menjadi stimulus bagi perekonomian nasional. Jangan seperti 2019, di mana konsumsi pemerintah hanya tumbuh 3,25% YoY.
"Saya ingin kembali lagi menyampaikan, mengingatkan kepada seluruh K/L (Kementerian/Lembaga) agar belanja di bulan-bulan awal ini dipercepat. Terutama yang berkaitan dengan anggaran-anggaran modal, belanja modal. Sekali lagi agar belanjanya dipercepat, ini berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi," jelas Jokowi, bulan lalu.
Baca: Perintah Jokowi: Belanja Modal Digeber dari Awal 2020
Tidak hanya belanja modal, belanja barang pun naik. Pada Januari 2020, realisasi belanja barang adalah Rp 3,28 triliun atau naik 13,18% secara year-on-year (YoY).
![]() |
Meski secara keseluruhan belanja turun 6,17% YoY, tetapi pos yang turun adalah pembayaran utang, bantuan sosial (bansos), hibah, dan belanja lain-lain. Pembayaran bunga utang turun seiring penguatan rupiah dan imbal hasil (yield) obligasi.
Secara YoY, rupiah menguat 2,29% pada akhir Januari 2020. Sementara yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun turun 140,6 basis poin (bps).
![]() |
Kemudian belanja bansos turun karena efek basis tahunan yang tinggi. Harus diakui bahwa tahun lalu belanja bansos meningkat seiring tahun politik.
Jika performa belanja negara pada Januari bisa dipertahankan, atau bahkan ditingkatkan, maka kita boleh berharap konsumsi pemerintah akan menjadi stimulus bagi perekonomian nasional. Jangan seperti 2019, di mana konsumsi pemerintah hanya tumbuh 3,25% YoY.
Next Page
Apakah Ada Stimulus Tambahan?
Pages
Most Popular