
Corona Bikin Garuda Setop Terbang ke China, Apa Dampaknya?
Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 February 2020 13:38

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) menyebut terjadi penurunan penumpang setelah perusahaan melakukan penghentian penerbangan dari dan ke China akibat penyebaran coronavirus di negara tersebut.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan dampak penurunan penumpang hingga saat ini dinilai belum terlalu signifikan. Namun perusahaan harus memutar otak untuk tetap mengoperasikan armada pesawat yang sebelumnya digunakan untuk penerbangan rute tersebut.
"Kita lagi pikirkan untuk dialihkan. Belum signifikan sih angka penurunan," kata Irfan kepada CNBC Indonesia, Selasa (11/2/2020).
Dia menyebutkan, rencananya peralihan penerbangan tersebut akan lebih menitikberatkan pada perjalanan wisata. Namun dia tak menyebutkan lebih lanjut detail mengenai rencana peralihan penerbangan tersebut.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) erick Thohir menyebutkan penerbangan langsung dari Singapura ke Labuan Bajo yang ditujukan untuk membidik wisatawan juga terdampak karena penyebaran coronavirus di Singapura.
"Yang tadi penerbangan Labuan Bajo ke Singapura, sekarang hanya mimpi karena di Singapura juga ga ada turis [akibat corona]," kata Erick dalam IHC Medical Forum di Jakarta, Senin (10/2/2020).
Untuk dia memberikan masukan untuk maskapai penerbangan pelat merah ini untuk mengubah strateginya dengan memaksimalkan penerbangan di dalam negeri dengan memanfaatkan pesawat berbadan besar yang selama ini digunakan untuk penerbangan ke China untuk dipakai penerbangan di dalam negeri.
"Atau Garuda dengan ga terbang ke China ini membuat strategi baru. Apa penerbangan dalam negeri yang tadi pakai pesawat berbadan kecil jadi pakai pesawat berbadan besar," kata dia.
Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memaparkan dampak virus corona terhadap perusahaan pelat merah dan ekonomi Indonesia secara umum.
Salah satu dampaknya adalah terhadap penurunan wisatawan China. Ini bisa mengganggu pendapatan dari BUMN sektor transportasi.
Untuk itu, Erick ingin ada ada semua pihak saling berkoordinasi dengan PT Pelindo (I dan II), PT Angkasa Pura (I dan II) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
"Tolong bantu jangan kita ini berpikir bukan urusan gue. Ini akan jadi urusan bersama. Bantu BUMN karena akses ada di mereka," kata Erick.
Ujung-ujungnya, kata Erick, ekspor Indonesia juga mengalami perlambatan.
"Inilah kenapa saya sangat berharap walaupun belum ada [korban virus corona di Indonesia] tetapi harus siap waspada bukan nakut-nakutin. Tapi kita harus siap karena impact-nya di China dan Singapura sudah lihat," jelas Erick.
(hps/hps) Next Article Bikin Perjanjian Bersama, Garuda & Sriwijaya Bakal Rujuk?
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan dampak penurunan penumpang hingga saat ini dinilai belum terlalu signifikan. Namun perusahaan harus memutar otak untuk tetap mengoperasikan armada pesawat yang sebelumnya digunakan untuk penerbangan rute tersebut.
"Kita lagi pikirkan untuk dialihkan. Belum signifikan sih angka penurunan," kata Irfan kepada CNBC Indonesia, Selasa (11/2/2020).
Dia menyebutkan, rencananya peralihan penerbangan tersebut akan lebih menitikberatkan pada perjalanan wisata. Namun dia tak menyebutkan lebih lanjut detail mengenai rencana peralihan penerbangan tersebut.
"Yang tadi penerbangan Labuan Bajo ke Singapura, sekarang hanya mimpi karena di Singapura juga ga ada turis [akibat corona]," kata Erick dalam IHC Medical Forum di Jakarta, Senin (10/2/2020).
Untuk dia memberikan masukan untuk maskapai penerbangan pelat merah ini untuk mengubah strateginya dengan memaksimalkan penerbangan di dalam negeri dengan memanfaatkan pesawat berbadan besar yang selama ini digunakan untuk penerbangan ke China untuk dipakai penerbangan di dalam negeri.
"Atau Garuda dengan ga terbang ke China ini membuat strategi baru. Apa penerbangan dalam negeri yang tadi pakai pesawat berbadan kecil jadi pakai pesawat berbadan besar," kata dia.
Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memaparkan dampak virus corona terhadap perusahaan pelat merah dan ekonomi Indonesia secara umum.
Salah satu dampaknya adalah terhadap penurunan wisatawan China. Ini bisa mengganggu pendapatan dari BUMN sektor transportasi.
Untuk itu, Erick ingin ada ada semua pihak saling berkoordinasi dengan PT Pelindo (I dan II), PT Angkasa Pura (I dan II) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
"Tolong bantu jangan kita ini berpikir bukan urusan gue. Ini akan jadi urusan bersama. Bantu BUMN karena akses ada di mereka," kata Erick.
Ujung-ujungnya, kata Erick, ekspor Indonesia juga mengalami perlambatan.
"Inilah kenapa saya sangat berharap walaupun belum ada [korban virus corona di Indonesia] tetapi harus siap waspada bukan nakut-nakutin. Tapi kita harus siap karena impact-nya di China dan Singapura sudah lihat," jelas Erick.
(hps/hps) Next Article Bikin Perjanjian Bersama, Garuda & Sriwijaya Bakal Rujuk?
Most Popular