Erick Thohir Bicara Maskapai RI, Monopoli Hingga Tiket Mahal

Monica Wareza, CNBC Indonesia
03 July 2020 13:31
Pesawat di Bandara
Foto: M. Sabqi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tak akan membiarkan maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tutup kendati harus beroperasi dalam kondisi merugi. Pasalnya dengan adanya pesaing, membuat tak ada monopoli di industri maskapai penerbangan dalam negeri.

Menteri BUMN Erick Thohir mengakui banyak permasalahan yang ada di industri maskapai penerbangan dalam negeri, mulai dari monopoli hingga harga tiket yang tinggi sehingga menimbulkan kondisi pasar oligopoli.

"Sama dengan Garuda, Garuda ini unik sebab jika ditutup sekarang jadi monopoli. Saya ga anti Lion Air, mohon maaf, tapi kalo hanya satu satunya jadi monopoli. Kemarin aja sebelum jadi Menteri ribut harga tiket mahal karena oligopoli," kata Erick dalam sebuah acara diskusi virtual, Kamis (2/7/2020).

Untuk itu dia menyebut, perusahaan BUMN tertentu harus bertahan meski kondisi saat ini cukup berat akibat pandemi Covid-19. Sebab, dengan kondisi saat ini hanya 10% perusahaan BUMN saja yang mampu bertahan, sementara 90% perusahaan lainnya terkena dampak negatif.

Namun demikian, Erick berkomitmen agar perusahaan BUMN tak melakukan PHK di tengah kondisi saat ini sehingga perusahaan harus menggunakan keuntungan perusahaan untuk menjaga stabilitas. Hal ini akan berdampak pada setoran BUMN kepada negara yang mau tak mau tahun depan harus lebih rendah dari tahun sebelumnya.

"Tahun ini profit dipakai ga boleh layoff kalau BUMN. Gaji dijaga sampai akhir tahun. Apakah ini dibilang pemborosan atau tidak? Ini tugas negara dan komitmen, beda dengan swasta. Airport penurunan flow pengunjung itu sangat drop sangat jauh ini harus dijaga, tidak mungkin airport ditutup, KAI ditutup," tegasnya.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Corona Bikin Garuda Setop Terbang ke China, Apa Dampaknya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular