
Internasional
Corona Mulai Serang Ekonomi, China Pangkas Suku Bunga
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
03 February 2020 13:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral China secara tak terduga menurunkan suku bunga pada Senin (3/1/2020). Langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi tekanan pada ekonomi akibat wabah virus yang menyebar dengan cepat.
People's Bank of China (PBOC) mengatakan di situs webnya bahwa mereka menurunkan suku bunga repo tujuh hari menjadi 2,40% dari 2,50%, dan memotong tenor 14 hari menjadi 2,55% dari sebelumnya 2,65%.
PBOC juga menyuntikkan likuiditas senilai 1,2 triliun yuan (US $ 173 miliar/Rp 2.352 triliun). Strategi ini dilakukan China untuk memastikan ketersediaan likuiditas melalui operasi pasar terbuka atau reverse repo.
PBoC menyatakan melalui suntikan ini akan meningkatkan likuiditas perbankan China hingga 900 miliar yuan lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Tak hanya itu, Negeri Tirai Bambu juga tak ingin pasar keuangan di negaranya jadi terganggu akibat kian meluasnya virus corona.
Seperti diketahui, ekonomi China sedang menghadapi dampak negatif karena wabah corona. Virus ini diperdiksi akan menekan konsumsi.
Meski demikian, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China Lian Weiliang meyakini dampak corona akan berlangsung dalam jangka pendek. Ia yakin China sepenuhnya mampu meminimalkan dampak ekonomi dari wabah.
Hingga saat ini, corona menginfeksi lebih dari 17.000 orang. Virus mirip SARS ini juga memakan korban hingga 361 jiwa.
Penderita corona juga menyebar di 25 negara. Selain China, ada sejumlah negara lain yakni AS, India, Australia, Singapura, Rusia, dan Filipina.
(sef/sef) Next Article Jaga Likuiditas, Bank Sentral China Suntik Rp 400 T ke Pasar
People's Bank of China (PBOC) mengatakan di situs webnya bahwa mereka menurunkan suku bunga repo tujuh hari menjadi 2,40% dari 2,50%, dan memotong tenor 14 hari menjadi 2,55% dari sebelumnya 2,65%.
Seperti diketahui, ekonomi China sedang menghadapi dampak negatif karena wabah corona. Virus ini diperdiksi akan menekan konsumsi.
Meski demikian, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China Lian Weiliang meyakini dampak corona akan berlangsung dalam jangka pendek. Ia yakin China sepenuhnya mampu meminimalkan dampak ekonomi dari wabah.
Hingga saat ini, corona menginfeksi lebih dari 17.000 orang. Virus mirip SARS ini juga memakan korban hingga 361 jiwa.
Penderita corona juga menyebar di 25 negara. Selain China, ada sejumlah negara lain yakni AS, India, Australia, Singapura, Rusia, dan Filipina.
(sef/sef) Next Article Jaga Likuiditas, Bank Sentral China Suntik Rp 400 T ke Pasar
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular