Inggris Cerai dari Uni Eropa Pekan Depan, Pasar Sudah Siap?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 January 2020 20:01
Pasar Sudah Siap Hadapi Brexit
Foto: CNBC Indonesia TV
Dalam tiga tahun terakhir, pasar finansial Inggris sangat dipengaruhi oleh proses perundingan Brexit. Ketika ada kabar baik, maka pasar finansial akan membukukan kinerja positif, sebaliknya ketika datang kabar buruk, aksi jual akan terjadi. 

Kabar baik dalam hal ini adalah soft Brexit, artinya Inggris akan keluar dari UE dengan beberapa kesepakatan termasuk mempertahankan beberapa bagian dalam satu serikat pabean, sehingga mengurangi terjadinya shock. Sementara kabar buruknya adalah hard Brexit, artinya Inggris keluar dari UE dan tidak lagi tergabung dalam satu wilayah serikat pabean, tetapi ada beberapa kesepakatan dan ada masa transisi untuk melakukan perundingan dagang. 

Ada lagi no deal Brexit, artinya Inggris keluar dari UE tanpa kesepakatan apapun dan tanpa masa transisi. 

Yang terjadinya pada 31 Januari nanti adalah Inggris keluar dari Uni Eropa dengan masa transisi hingga akhir 2020. Tetapi pelaku pasar masih melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang positif, setidaknya dari sudut pandang adanya kepastian setelah selama tiga tahun tidak jelas kemana arahnya. 

Nantinya yang lebih penting adalah perundingan dagang yang akan dilakukan selama masa transisi, dan selama itu berlangsung Inggris masih dalam satu serikat kepabean tetapi sudah tidak terlibat dalam urusan politik.



Kesiapan pelaku pasar menghadapi Brexit terlihat dari indeks FTSE yang masih membukukan kinerja positif di tahun ini. Sejak awal perdagangan 2020 hingga Jumat (24/1/2020) lalu, FTSE menguat 0,6%, bahkan sempat mencapai level tertinggi enam bulan pada pekan lalu. 

Selain itu poundsterling melemah 1,38% tetapi masih menguat 8,66% dibandingkan bulan September 2019 lalu ketika mencapai rekor penutupan terendah dalam 34 tahun terakhir. Sementara yield obligasi tenor 10 tahun turun 26,1 basis poin (bps) dan berada di level terendah sejak Oktober lalu. 

Tetapi pelemahan poundsterling dan turunya yield akibat kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Inggris dalam waktu dekat. 



Kesiapan pelaku pasar menghadapi Brexit juga terlihat dari masuknya aliran modal ke saham dan reksa dana di Inggris. Berdasarkan data EPRF Global, sejak Partai Konservatif memenangi Pemilu bulan lalu, aliran modal yang masuk ke saham dan reksa dana sebesar US$ 1,9 miliar, sebagaimana dilansir Bloomberg

Selain itu, dari sektor riil, aktivitas sektor manufaktur yang dilihat dari purchasing managers' index (PMI) naik ke level tertinggi sembilan bulan di Januari ini, sementara sektor jasa melesat ke level tertinggi sejak September 2018. 

Data tersebut menunjukkan perekonomian Inggris mulai bergeliat di awal 2020, yang mengindikasikan pelaku pasar sudah siap dengan perceraian Inggris dengan Uni Eropa. 

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular