Dolar AS Lemah Lawan Rupiah, Perkasa Lawan Mata Uang Eropa

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 January 2020 23:24
Jika dolar AS belum mampu membendung rupiah, performa sebaliknya justru ditunjukkan melawan mata uang Eropa.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar AS memang dibuat babak belur oleh rupiah di tahun ini, tetapi melawan mata uang utama di Eropa the greenback masih cukup perkasa.

Pada perdagangan hari ini, dolar AS melemah 0,11% melawan Mata Uang Garuda, sementara sejak awal tahun tercatat pelemahannya sebesar 1,85%. Dengan membuat dolar AS melemah sebesar itu, rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia hingga hari ini.

Rupiah memang belum terbendung, kondisi dalam negeri yang membaik serta perekonomian global yang diharapkan pulih membuat aliran modal deras masuk Indonesia, membuat rupiah dikatakan sebagai "kesayangan" pelaku pasar.



"Salah satu mata uang yang saya sukai adalah rupiah, yang pastinya menjadi 'kesayangan' pasar, dan ada banyak alasan untuk itu" kata Rohit Garg, analis Bank of America Merril Lynch dalam sebuah wawancara dengan CNBC International Selasa (21/1/2020).

Jika dolar AS belum mampu membendung rupiah, performa sebaliknya justru ditunjukkan melawan mata uang Eropa.



Pada pukul 20:10 WIB, dolar AS menguat 0,02% melawan euro di level US$ 1,1089, sementara melawan poundsterling dan franc Swiss menguat 0,13% dan 0,11%. Jika dilihat sejak awal tahun 2020, dolar AS sudah menguat masing-masing 1,08% dan 1,02% melawan euro dan poundsterling, sementara menguat tipis 0,11%.

Penguatan dolar AS tidak lepas dari tekanan yang dialami mata uang Eropa. Euro misalnya tertekan akibat pelambatan ekonomi di zona euro, bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) sampai harus menurunkan suku bunga dan mengaktifkan kembali program pembelian aset atau yang dikenal dengan quantitative easing pada bulan September lalu.  

Sementara poundsterling mendapat tekanan dari kemungkinan keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun alias hard Brexit. Belum lagi melihat besarnya peluang bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

Franc Swiss masih lebih bagus berkat statusnya sebagai aset aman (safe haven). Kejadian belakangan ini, seperti ketegangan di Timur Tengah dan yang terbaru penyebaran virus Corona membuatnya mampu menahan tekanan dolar AS.



Berkat penguatan melawan mata uang Eropa tersebut, indeks dolar AS menguat 1,18% sejak awal tahun hingga hari ini. Untuk diketahui, indeks dolar dibentuk dari enam mata uang yakni euro, yen, poundsterling, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss. Indeks ini juga dijadikan tolak ukur kekuatan dolar AS terhadap mata uang lainnya.

Penguatan indeks dolar seharusnya juga memberikan tekanan bagi rupiah, tapi fakta Mata Uang Garuda masih membukukan penguatan tajam, menunjukkan tingkat kepercayaan investor terhadap aset-aset Indonesia masih bagus, dan pantas disebut "kesayangan" pelaku pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Mantap! Rupiah Libas Mata Uang Eropa Sepanjang April

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular