Mata Uang Yen Kemarin "Dibuang", Hari Ini "Disayang"

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 January 2020 11:28
Selasa kemarin, kurs yen melemah hingga mendekati level terlemah dalam delapan bulan terakhir akibat membaiknya sentimen pelaku pasar,
Foto: Uang kertas Jepang 10.000 yen tersebar di pertukaran uang Interbank Inc. di Tokyo. REUTERS / Yuriko Nakao
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar yen Jepang menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (15/1/2020), setelah mendekati level terlemah delapan bulan pada Selasa kemarin.

Pada pukul 11:20 WIB, yen diperdagangkan di level 109,87/US$, menguat 0,09% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Selasa kemarin, kurs yen melemah hingga mendekati level terlemah dalam delapan bulan terakhir akibat membaiknya sentimen pelaku pasar, dan membuat yen yang menyandang status aset aman (safe haven) akhirnya "terbuang".



Membaiknya sentimen konsumen terjadi menjelang penandatanganan kesepakatan dagang fase I antara AS dengan China pada hari ini di Washington.
Dalam kesepakatan dagang fase I, Presiden Trump mengatakan bahwa bea masuk sebesar 15% terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar nantinya akan dipangkas menjadi 7,5% saja sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu.

Sementara dari pihak China, Trump menyebut bahwa China akan segera memulai pembelian produk agrikultur asal AS yang jika ditotal akan mencapai US$ 50 miliar.



Dengan ditekennya kesepakatan dagang fase I, pelaku pasar berharap kedua negara akan segera masuk ke fase II dan bea masuk kembali diturunkan. Tetapi harapan pelaku pasar tersebut pupus setelah Bloomberg News melaporkan jika AS baru akan meninjau kembali dan menghilangkan bea importasi paling tidak 10 bulan ke depan.

Departemen Keuangan AS juga menegaskan hal tersebut, memang benar.

"Tidak ada kesepakatan untuk pengurangan tarif di masa depan. Setiap rumor yang bertentangan adalah palsu," kata Departemen Keuangan dan kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) dalam sebuah pernyataan bersama, Selasa (14/1/2020), sebagaimana dilaporkan AFP.

Setelah rilis tersebut, sentimen pelaku pasar kembali memburuk, dan yen si safe haven kembali "disayang", nilainya pun menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 
(pap/pap) Next Article Sepekan Naik 1,5%, Dolar AS di Level Tertinggi 7 Bulan vs Yen

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular