Konsumen dan Pengusaha Kian Pede, RI Siap Lepas Landas 2020?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 January 2020 11:02
Konsumen dan Pengusaha Kian Pede, RI Siap Lepas Landas 2020?
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki 2020, sepertinya Indonesia boleh percaya diri. Setelah melalui 2019 yang kelam, ada harapan bahwa kondisi perekonomian bakal membaik tahun ini.

Rilis data terbaru memberi konfirmasi bahwa rumah tangga Indonesia semakin percaya diri mengarungi bahtera perekonomian. Ini terbukti dari nilai Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang meningkat.

Bank Indonesia (BI) melaporkan IKK pada Desember 2019 sebesar 126. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 124,2 dan menjadi pencapaian terbaik sejak Juni.




IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Di atas 100 berarti konsumen lebih percaya diri menghadapi kondisi ekonomi saat ini dan beberapa bulan ke depan.

Salah satu sub-indeks yang penting dalam IKK adalah Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (durable goods). Saat konsumen lebih berkenan membeli barang tahan lama, maka itu adalah pertanda daya beli yang sehat. Barang tahan lama biasanya adalah kebutuhan sekunder, bahkan tersier, sehingga jika konsumen mau membelinya berarti ada keyakinan terhadap kondisi dan ekspektasi penghasilan mereka.

Pada Desember, Indeks Pembelian Barang Tahan Lama tercatat 117,5. Ini adalah catatan terbaik sejak Desember 2018 atau setahun terakhir.




"Peningkatan optimisme konsumen didorong oleh membaiknya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan. Perbaikan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini didorong oleh persepsi yang lebih baik terhadap ketersediaan lapangan kerja, penghasilan saat ini, dan pembelian barang tahan lama. Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan yang lebih baik dipengaruhi oleh ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja yang membaik," papar keterangan tertulis BI.

BI menambahkan, konsumen memprakirakan tekanan kenaikan harga pada 3 bulan mendatang (Maret 2020) meningkat. Hal ini terindikasi dari Indeks Ekspektasi Harga 3 bulan yang akan datang meningkat dibandingkan dengan indeks pada bulan sebelumnya. Peningkatan tekanan harga tersebut dipengaruhi oleh ekspektasi konsumen terhadap penyesuaian harga pada kelompok administered prices. Selain itu, tekanan kenaikan harga pada 6 bulan yang akan datang (Juni 2020) diprakirakan meningkat seiring dengan harga yang masih tinggi pasca Idul Fitri.


Kabar gembira tidak hanya datang dari sisi rumah tangga. Ternyata optimisme dunia usaha juga membaik.

Pekan lalu, IHS Markit mengumumkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia berada di 49,5. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal, di bawah 50 berarti dunia usaha belum melakukan ekspansi. PMI manufaktur Indonesia sudah berada di zona kontraksi selama enam bulan beruntun.

 


Namun bukan berarti ini adalah kabar buruk. Sejak menyentuh titik terendah sejak setidaknya Januari 2017 pada Oktober, PMI manufaktur Indonesia terus beranjak naik. Angka Desember adalah yang tertinggi dalam lima bulan terakhir.

"Dengan output, permintaan baru, dan inventaris input kembali tumbuh menunjukkan bahwa masa pemulihan sudah dekat. Tentu saja headline PMI sementara masih di bawah level netral 50, tetapi naik ke posisi tertinggi selama lima bulan. Ditambah lagi, kepercayaan diri berbisnis merupakan yang paling tinggi pada semester II-2019," sebut Bernard Aw, Kepala Ekonom IHS Markit seperti dikutip dari keterangan resmi.

IHS Markit mencatat, sudah ada tanda-tanda perbaikan permintaan pada akhir tahun. Arus masuk keseluruhan bisnis baru naik untuk pertama kali sejak Juli, yang utamanya didorong oleh permintaan domestik karena permintaan ekspor baru yang menurun.

Kepercayaan berbisnis juga membaik pada Desember. Indeks Output Masa Depan, tolok ukur sentimen untuk output pada tahun mendatang, tidak hanya terus naik tetapi juga meningkat ke posisi tertinggi selama enam bulan.

Baca: China, India, Indonesia Siap Sambut 2020 dengan Gegap-Gempita

"Dunia usaha memperkirakan akan ada ekspansi, efisiensi keuntungan, perbaikan kualitas, aktivitas pemasaran, dan kenaikan perkiraan penjualan yang mendorong pertumbuhan produksi. Tanda lebih lanjut dari kepercayaan bisnis yang lebih besar, perusahaan menaikkan aktivitas pembelian untuk kali pertama sejak Juni yang kemudian berkontribusi terhadap kenaikan inventaris input," papar keterangan tertulis IHS Markit.

Jadi dengan kondisi konsumen dan dunia usaha yang membaik, Indonesia bisa memasuki 2020 dengan suka cita. Sekarang kita tinggal berharap Amerika Serikat (AS) dan China bisa mencapai damai dagang dan situasi di Timur Tengah, terutama hubungan AS-Iran, tidak memuncak menjadi konflik bersenjata alias perang.



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular