
Konsumen dan Pengusaha Kian Pede, RI Siap Lepas Landas 2020?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 January 2020 11:02

Kabar gembira tidak hanya datang dari sisi rumah tangga. Ternyata optimisme dunia usaha juga membaik.
Pekan lalu, IHS Markit mengumumkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia berada di 49,5. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal, di bawah 50 berarti dunia usaha belum melakukan ekspansi. PMI manufaktur Indonesia sudah berada di zona kontraksi selama enam bulan beruntun.
Namun bukan berarti ini adalah kabar buruk. Sejak menyentuh titik terendah sejak setidaknya Januari 2017 pada Oktober, PMI manufaktur Indonesia terus beranjak naik. Angka Desember adalah yang tertinggi dalam lima bulan terakhir.
"Dengan output, permintaan baru, dan inventaris input kembali tumbuh menunjukkan bahwa masa pemulihan sudah dekat. Tentu saja headline PMI sementara masih di bawah level netral 50, tetapi naik ke posisi tertinggi selama lima bulan. Ditambah lagi, kepercayaan diri berbisnis merupakan yang paling tinggi pada semester II-2019," sebut Bernard Aw, Kepala Ekonom IHS Markit seperti dikutip dari keterangan resmi.
IHS Markit mencatat, sudah ada tanda-tanda perbaikan permintaan pada akhir tahun. Arus masuk keseluruhan bisnis baru naik untuk pertama kali sejak Juli, yang utamanya didorong oleh permintaan domestik karena permintaan ekspor baru yang menurun.
Kepercayaan berbisnis juga membaik pada Desember. Indeks Output Masa Depan, tolok ukur sentimen untuk output pada tahun mendatang, tidak hanya terus naik tetapi juga meningkat ke posisi tertinggi selama enam bulan.
Baca: China, India, Indonesia Siap Sambut 2020 dengan Gegap-Gempita
"Dunia usaha memperkirakan akan ada ekspansi, efisiensi keuntungan, perbaikan kualitas, aktivitas pemasaran, dan kenaikan perkiraan penjualan yang mendorong pertumbuhan produksi. Tanda lebih lanjut dari kepercayaan bisnis yang lebih besar, perusahaan menaikkan aktivitas pembelian untuk kali pertama sejak Juni yang kemudian berkontribusi terhadap kenaikan inventaris input," papar keterangan tertulis IHS Markit.
Jadi dengan kondisi konsumen dan dunia usaha yang membaik, Indonesia bisa memasuki 2020 dengan suka cita. Sekarang kita tinggal berharap Amerika Serikat (AS) dan China bisa mencapai damai dagang dan situasi di Timur Tengah, terutama hubungan AS-Iran, tidak memuncak menjadi konflik bersenjata alias perang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pekan lalu, IHS Markit mengumumkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia berada di 49,5. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal, di bawah 50 berarti dunia usaha belum melakukan ekspansi. PMI manufaktur Indonesia sudah berada di zona kontraksi selama enam bulan beruntun.
Namun bukan berarti ini adalah kabar buruk. Sejak menyentuh titik terendah sejak setidaknya Januari 2017 pada Oktober, PMI manufaktur Indonesia terus beranjak naik. Angka Desember adalah yang tertinggi dalam lima bulan terakhir.
"Dengan output, permintaan baru, dan inventaris input kembali tumbuh menunjukkan bahwa masa pemulihan sudah dekat. Tentu saja headline PMI sementara masih di bawah level netral 50, tetapi naik ke posisi tertinggi selama lima bulan. Ditambah lagi, kepercayaan diri berbisnis merupakan yang paling tinggi pada semester II-2019," sebut Bernard Aw, Kepala Ekonom IHS Markit seperti dikutip dari keterangan resmi.
IHS Markit mencatat, sudah ada tanda-tanda perbaikan permintaan pada akhir tahun. Arus masuk keseluruhan bisnis baru naik untuk pertama kali sejak Juli, yang utamanya didorong oleh permintaan domestik karena permintaan ekspor baru yang menurun.
Kepercayaan berbisnis juga membaik pada Desember. Indeks Output Masa Depan, tolok ukur sentimen untuk output pada tahun mendatang, tidak hanya terus naik tetapi juga meningkat ke posisi tertinggi selama enam bulan.
Baca: China, India, Indonesia Siap Sambut 2020 dengan Gegap-Gempita
"Dunia usaha memperkirakan akan ada ekspansi, efisiensi keuntungan, perbaikan kualitas, aktivitas pemasaran, dan kenaikan perkiraan penjualan yang mendorong pertumbuhan produksi. Tanda lebih lanjut dari kepercayaan bisnis yang lebih besar, perusahaan menaikkan aktivitas pembelian untuk kali pertama sejak Juni yang kemudian berkontribusi terhadap kenaikan inventaris input," papar keterangan tertulis IHS Markit.
Jadi dengan kondisi konsumen dan dunia usaha yang membaik, Indonesia bisa memasuki 2020 dengan suka cita. Sekarang kita tinggal berharap Amerika Serikat (AS) dan China bisa mencapai damai dagang dan situasi di Timur Tengah, terutama hubungan AS-Iran, tidak memuncak menjadi konflik bersenjata alias perang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular