
Perang! Harga Emas Bakal ke US$ 1.600/Oz & Bisa Rekor di 2020
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 January 2020 09:31

Salah satu faktor yang dapat membuat harga emas melesat adalah geopolitik. Emas merupakan aset safe haven yang selalu menjadi target investasi ketika terjadi eskalasi ketegangan geopolitik. Dan hal tersebut tidak bisa diabaikan di tahun ini.
Tahun 2020 baru memasuki hari ketiga eskalasi tensi geopolitik sudah terjadi di Timur Tengah yang membuat harga emas melesat naik Jumat kemarin. Hal ini bermula saat Kedutaan Amerika Serikat (AS) di Irak mendapat serangan pada Selasa (31/12/2019) yang membuat Presiden Donald Trump geram.
"Iran membunuh kontraktor Amerika, melukai banyak orang. Kami akan merespon itu, dan akan selalu merespon. Sekarang Iran merancang serangan di Kedutaan AS di Irak. Mereka akan bertanggung jawab penuh. Sebagai tambahan, kami harap Irak menggunakan pasukan mereka untuk melindungi Kedutaan, dan diberitahukan!" cuit Trump.
Trump bahkan mengancam akan membalas Iran akan tindakan tersebut.
"Iran akan bertanggung jawab penuh atas tewasnya beberapa orang, atau kerusakan yang ditimbulkan di fasilitas kami. Mereka akan membayar dengan HARGA YANG SANGAT MAHAL! Ini bukan Peringatan, ini adalah Ancaman. Selamat Tahun Baru!" sungut Trump.
Cuitan Trump terbukti pada hari ini, CNBC International mewartakan dalam serangan udara di Baghdad Jenderal Pasukan Elit Iran, Qassim Soleimani tewas dalam serangan udara bersama dengan wakil komandan milisi Iran atau yang dikenal dengan Popular Mobilization Forces (PMF). PMF menyatakan AS ada dibalik serangan tersebut.
Pentagon sudah mengkonfirmasi serangan yang menewaskan jendral serta Iran serta deputi komandan PMF tersebut.
Tewasnya dua tokoh penting Iran tersebut dikabarkan dapat membuat situasi di Timur Tengah semakin panas, Iran dan PMF kemungkinan akan membalas AS dan Israel.
Perang AS vs Iran kini sudah di depan mata, pelaku pasar tentunya mengalihkan investasinya ke aset-aset aman (safe haven) seperti emas. Jika kondisi tersebut terus berlarut-larut, atau bahkan meluas lagi, emas akan semakin cepat melaju ke rekor tertinggi sepanjang masa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Tahun 2020 baru memasuki hari ketiga eskalasi tensi geopolitik sudah terjadi di Timur Tengah yang membuat harga emas melesat naik Jumat kemarin. Hal ini bermula saat Kedutaan Amerika Serikat (AS) di Irak mendapat serangan pada Selasa (31/12/2019) yang membuat Presiden Donald Trump geram.
"Iran membunuh kontraktor Amerika, melukai banyak orang. Kami akan merespon itu, dan akan selalu merespon. Sekarang Iran merancang serangan di Kedutaan AS di Irak. Mereka akan bertanggung jawab penuh. Sebagai tambahan, kami harap Irak menggunakan pasukan mereka untuk melindungi Kedutaan, dan diberitahukan!" cuit Trump.
Trump bahkan mengancam akan membalas Iran akan tindakan tersebut.
"Iran akan bertanggung jawab penuh atas tewasnya beberapa orang, atau kerusakan yang ditimbulkan di fasilitas kami. Mereka akan membayar dengan HARGA YANG SANGAT MAHAL! Ini bukan Peringatan, ini adalah Ancaman. Selamat Tahun Baru!" sungut Trump.
Cuitan Trump terbukti pada hari ini, CNBC International mewartakan dalam serangan udara di Baghdad Jenderal Pasukan Elit Iran, Qassim Soleimani tewas dalam serangan udara bersama dengan wakil komandan milisi Iran atau yang dikenal dengan Popular Mobilization Forces (PMF). PMF menyatakan AS ada dibalik serangan tersebut.
Pentagon sudah mengkonfirmasi serangan yang menewaskan jendral serta Iran serta deputi komandan PMF tersebut.
Tewasnya dua tokoh penting Iran tersebut dikabarkan dapat membuat situasi di Timur Tengah semakin panas, Iran dan PMF kemungkinan akan membalas AS dan Israel.
Perang AS vs Iran kini sudah di depan mata, pelaku pasar tentunya mengalihkan investasinya ke aset-aset aman (safe haven) seperti emas. Jika kondisi tersebut terus berlarut-larut, atau bahkan meluas lagi, emas akan semakin cepat melaju ke rekor tertinggi sepanjang masa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular