
Perang! Harga Emas Bakal ke US$ 1.600/Oz & Bisa Rekor di 2020
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 January 2020 09:31

Tepat sebelum tahun baru, Presiden AS, Donald Trump, memberikan kado yang ditunggu-tunggu pelaku pasar selama ini. Melalui akun Twitternya Trump menyatakan kesepakatan dagang fase I akan diteken pada 15 Januari mendatang.
"Saya akan menandatangani perjanjian Fase I yang sangat besar dan komprehensif dengan China pada 15 Januari. Seremoni akan dilakukan di Gedung Putih. Delegasi tingkat tinggi dari China akan datang. Selepas itu, saya akan datang ke Beijing dan memulai pembicaraan Fase II," cuit Trump di Twitter.
Kepastian penandatanganan kesepakatan dagang fase I setidaknya menurunkan risiko terjadinya eskalasi perang dagang, dan malah memunculkan peluang damai dagang kedua belah pihak. Harapan akan membaiknya pertumbuhan ekonomi di tahun depan juga kian membuncah.
Ketika perekonomian membaik, sentiment pelaku pasar akan meningkat dan aset-aset berisiko serta berimbal hasil tinggi menjadi target investasi. Efeknya, emas yang merupakan aset tanpa imbal hasil menjadi tidak menarik, dan akan ditinggalkan oleh investor untuk mencari cuan yang lebih besar.
Skenario untuk emas adalah seperti itu, tetapi fakta berkata lain. Tanda-tanda kesepakatan dagang fase I akan diteken dalam waktu dekat sudah muncul dua pekan jelang pergantian tahun, sementara harga emas justru terus bergerak naik.
Kesepakatan dagang fase I memang bisa menurunkan risiko eskalasi perang dagang, tetapi untuk mengakhiri perang dagang sepenuhnya belum tentu. Untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi AS dan China, serta ekonomi global masih perlu pembuktian melalui data-data ekonomi.
Itu artinya masih ada ketidakpastian di pasar, sehingga harga emas tetap bisa bersinar.
(pap/pap)
"Saya akan menandatangani perjanjian Fase I yang sangat besar dan komprehensif dengan China pada 15 Januari. Seremoni akan dilakukan di Gedung Putih. Delegasi tingkat tinggi dari China akan datang. Selepas itu, saya akan datang ke Beijing dan memulai pembicaraan Fase II," cuit Trump di Twitter.
Ketika perekonomian membaik, sentiment pelaku pasar akan meningkat dan aset-aset berisiko serta berimbal hasil tinggi menjadi target investasi. Efeknya, emas yang merupakan aset tanpa imbal hasil menjadi tidak menarik, dan akan ditinggalkan oleh investor untuk mencari cuan yang lebih besar.
Skenario untuk emas adalah seperti itu, tetapi fakta berkata lain. Tanda-tanda kesepakatan dagang fase I akan diteken dalam waktu dekat sudah muncul dua pekan jelang pergantian tahun, sementara harga emas justru terus bergerak naik.
Kesepakatan dagang fase I memang bisa menurunkan risiko eskalasi perang dagang, tetapi untuk mengakhiri perang dagang sepenuhnya belum tentu. Untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi AS dan China, serta ekonomi global masih perlu pembuktian melalui data-data ekonomi.
Itu artinya masih ada ketidakpastian di pasar, sehingga harga emas tetap bisa bersinar.
(pap/pap)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular