Bunga Acuan Turun Pun Kalau Permintaan Lesu Mau Apa?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 December 2019 07:20
Pertumbuhan Kredit Negara Tetangga Pun Serupa
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Kelesuan ini bukan monopoli Indonesia. Berbagai negara juga mengalaminya, termasuk para tetangga di Asia Tenggara.

Misalnya di Singapura. Pada Oktober 2019, pertumbuhan kredit di Negeri Singa tercatat 3,53% YoY. Padahal pada awal tahun pertumbuhan kredit masih 8,26% YoY.

Begitu pula di Malaysia, bahkan laju perlambatannya lebih parah ketimbang Indonesia. Pada Oktober 2019, penyaluran kredit di Negeri Harimau Malaya tumbuh 4,86% YoY. Jauh melambat ketimbang posisi awal tahun yang tercatat 11,24% YoY.

Contoh lainnya adalah Thailand. Jika pada Januari 2019 pertumbuhan kredit di sana adalah 5,38% YoY, maka pada Oktober lajunya melambat menjadi 2,82%.

 

Baca: Kala ASEAN Berdoa Agar AS-China Kembali Mesra

Padahal seperti halnya BI, bank sentral di tiga negara tersebut juga telah menerapkan kebijakan moneter longgar. Sejak awal tahun, Bank Negara Malaysia menurunkan suku bunga 25 bps sementara Bank of Thailand memangkas 50 bps.

Monetary Authority of Singapore tidak menggunakan suku bunga acuan dalam kebijakan moneternya melainkan dengan menentukan kisaran nilai tukar dolar Singapura terhadap mata uang negara-negara mitra dagang utama. Namun untuk tahun ini, arah kebijakan moneter mereka tetap di posisi akomodatif.

Akan tetapi hasilnya tetap saja sama seperti di Indonesia. Pertumbuhan kredit melambat, pertumbuhan ekonomi juga demikian.


(aji/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular