
Jejak Ilham Habibie yang Ngotot 'Caplok' Muamalat
CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
18 December 2019 06:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Ilham Habibie, founder Al Falah Investments Pte. Limited bersikeras ingin menyuntikkan modal kepada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Padahal konsorsium investasi yang diajukan pernah ditolak OJK.
Menurut Ilham yang menjadi Komisaris Utama Bank Muamalat sejak 28 Juni 2018 mengatakan, Al Falah merupakan salah satu investor yang paling siap untuk menyuntikkan modal ke bank syariah pertama di Indonesia ini.
"Ya masih seperti semula, jadi pernah ada penawaran dari Al Falah itu masih berlaku tapi sampai saat ini belum ada kesepakatan. OJK tidak menyetujui itu, jadi masih dalam bahasan," ujar Ilham seusai RUPS Luar Biasa Bank Muamalat, Senin (16/12/2019).
Ilham menegaskan hanya konsorsium Al Falah yang paling terdepan dan termaju dalam menyuntikkan modal ke Muamalat. Konsorsium ini sebelumnya telah memiliki komitmen suntikan modal sebesar Rp 4 triliun.
"Saya kira itu udah ada pernyataan dari OJK kan. Jadi dalam hal itu, dia (OJK) minta Rp 4 triliun di escrow, waktu itu di-escrow Rp 2 triliun. Tapi sudah ditarik lagi, sudah lama. Karena tidak sustain," ujarnya.
Meski demikian, bila OJK tak mengizinkan konsorsium Al Falah untuk masuk ke pemegang saham Muamalat, maka pihaknya akan mencari investor lain.
Nama Ilham muncul ke permukaan dan digadang-gadang akan menjadi pemodal baru bagi BMI sejak akhir 2017. Saat itu PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) sedang berproses untuk menjadi investor baru bagi BMI.
Direktur Minna Padi Investama Sekuritas Harry Danadojo sempat mengatakan memang ada rencana Ilham Habibie untuk menyuntikkan dana ke perusahaan sekaligus menjadi komisaris perusahaan. Namun langkah ini terhenti karena beberapa pertimbangan dari anak Habibie tersebut.
"Kalau saya bilang Pak Ilham atau keluarganya (mau masuk) mungkin dia yang berkapasitas untuk menjawab tapi memang tercetus bahwa beliau memiliki ketertarikan," kata Harry di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (7/2/2019).
Minna Padi akhirnya batal jadi pemegang saham BMI karena manajemen Minna Padi tak mampu memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam perjanjian jual beli bersyarat atau conditional share subscription agreement (CSSA). Perjanjian ini berakhir 31 Desember 2017.
Dalam perjanjian tersebut disebutkan, Muamalat akan menambah modal melalui penerbitan saham baru (rights issue), dengan Minna Padi bertindak sebagai standby buyer alias pembeli siaga.
Minna Padi disebut menyiapkan dana Rp 4,5 triliun sebagai standby buyer. Dana tersebut setara kepemilikan 51% saham Muamalat. Namun hingga jangka waktu yang ditentukan Minna Padi tak berhasil memenuhi kewajibannya.
Seiring waktu, proses pencarian investor baru BMI terus belanjut. Tepat pada 28 Juni 2018, hasil RUPS BMI yang berlangsung di Hotel JS. Luwansa menetapkan Ilham menjadi Komisaris Utama Bank Muamalat.
"Komisaris Utama Bank Muamalat Anwar Nasution diganti Ilham Habibie," ujar Ketua Dewan Pengawas Syariah Bank Muamalat Ma'ruf Amin (saat ini menjadi Wakil Presiden Indonesia) di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (28/6/2018).
[Gambas:Video CNBC]
Menurut Ilham yang menjadi Komisaris Utama Bank Muamalat sejak 28 Juni 2018 mengatakan, Al Falah merupakan salah satu investor yang paling siap untuk menyuntikkan modal ke bank syariah pertama di Indonesia ini.
"Ya masih seperti semula, jadi pernah ada penawaran dari Al Falah itu masih berlaku tapi sampai saat ini belum ada kesepakatan. OJK tidak menyetujui itu, jadi masih dalam bahasan," ujar Ilham seusai RUPS Luar Biasa Bank Muamalat, Senin (16/12/2019).
Ilham menegaskan hanya konsorsium Al Falah yang paling terdepan dan termaju dalam menyuntikkan modal ke Muamalat. Konsorsium ini sebelumnya telah memiliki komitmen suntikan modal sebesar Rp 4 triliun.
"Saya kira itu udah ada pernyataan dari OJK kan. Jadi dalam hal itu, dia (OJK) minta Rp 4 triliun di escrow, waktu itu di-escrow Rp 2 triliun. Tapi sudah ditarik lagi, sudah lama. Karena tidak sustain," ujarnya.
Meski demikian, bila OJK tak mengizinkan konsorsium Al Falah untuk masuk ke pemegang saham Muamalat, maka pihaknya akan mencari investor lain.
Nama Ilham muncul ke permukaan dan digadang-gadang akan menjadi pemodal baru bagi BMI sejak akhir 2017. Saat itu PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) sedang berproses untuk menjadi investor baru bagi BMI.
Direktur Minna Padi Investama Sekuritas Harry Danadojo sempat mengatakan memang ada rencana Ilham Habibie untuk menyuntikkan dana ke perusahaan sekaligus menjadi komisaris perusahaan. Namun langkah ini terhenti karena beberapa pertimbangan dari anak Habibie tersebut.
"Kalau saya bilang Pak Ilham atau keluarganya (mau masuk) mungkin dia yang berkapasitas untuk menjawab tapi memang tercetus bahwa beliau memiliki ketertarikan," kata Harry di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (7/2/2019).
Minna Padi akhirnya batal jadi pemegang saham BMI karena manajemen Minna Padi tak mampu memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam perjanjian jual beli bersyarat atau conditional share subscription agreement (CSSA). Perjanjian ini berakhir 31 Desember 2017.
Dalam perjanjian tersebut disebutkan, Muamalat akan menambah modal melalui penerbitan saham baru (rights issue), dengan Minna Padi bertindak sebagai standby buyer alias pembeli siaga.
Minna Padi disebut menyiapkan dana Rp 4,5 triliun sebagai standby buyer. Dana tersebut setara kepemilikan 51% saham Muamalat. Namun hingga jangka waktu yang ditentukan Minna Padi tak berhasil memenuhi kewajibannya.
Seiring waktu, proses pencarian investor baru BMI terus belanjut. Tepat pada 28 Juni 2018, hasil RUPS BMI yang berlangsung di Hotel JS. Luwansa menetapkan Ilham menjadi Komisaris Utama Bank Muamalat.
"Komisaris Utama Bank Muamalat Anwar Nasution diganti Ilham Habibie," ujar Ketua Dewan Pengawas Syariah Bank Muamalat Ma'ruf Amin (saat ini menjadi Wakil Presiden Indonesia) di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (28/6/2018).
[Gambas:Video CNBC]
Pages
Most Popular